Berita Palembang
Kota Palembang 'Banjir' Pengemis dan Anak Jalanan, Berasal dari Daerah Penyanggah, Dinsos Kewalahan
Jumlah pengemis ini makin bertambah seiring adanya masyarakat yang kerap membagi-bagikan nasi gratis di jalan khususnya ketika di hari Jumat.
Penulis: Rahmaliyah | Editor: Sudarwan
Laporan Wartawan Sripoku.com, Rahmaliyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Menjelang bulan suci Ramadhan, Kota Palembang kebanjiran anak jalanan (anjal) dan pengemis yang standby di setiap persimpangan traffic light (lampu merah).
Mirisnya, mereka juga menyertakan anak-anak yang usianya masih di bawah umur, menunggu di pinggir jalan sembari membawa karung berisikan barang bekas.
Baca juga: Hadapi Serbuan Pengemis Terorganisir, Dinsos Sumsel Akan Gelar Razia, Cari Siapa Dalangnya
Dinas Sosial Kota Palembang pun kewalahan mengatasi hal ini.
Mengingat, hampir sebagian besar para pengemis tersebut justru adalah orang datangan yang masuk ke Palembang.
Jumlah pengemis ini makin bertambah seiring adanya masyarakat yang kerap membagi-bagikan nasi gratis di jalan khususnya ketika di hari Jumat.
Kadinsos Kota Palembang, Heri Aprian mengatakan, Pemerintah Kota Palembang pada dasarnya tak pernah melarang untuk bersedekah.
Namun, dengan cara membagikan sedekah nasi setiap Jumat di jalan raya justru salah dan melanggar Peraturan Daerah (Perda).
Baca juga: Seorang Ibu Menyamar Jadi Pengemis Buru Pembunuh Putrinya: Dia Berbisik untuk Saya Lakukan Ini
"Silakan kalau mau sedekah, tapi tolong jangan bagi-bagikan di traffic light atau jalan-jalan raya.
Selain berbahaya bagi pengguna jalan ataupun peminta-minta.
Yang pasti itu sudah melanggar Perda. Niatnya mungkin baik, tapi lebih baik jika di panti asuhan yang memang tempat semestinya," tegasnya, Sabtu (3/4/2021).
Sesuai Perda maka baik pemberi ataupun pengemis bisa dikenakan sanksi pidana atau denda paling kecil Rp 100 ribu dan maksimal Rp 50 juta.
Baca juga: KISAH Hidup Pengemis Cantik Ini Bak Cinderella, 4 Tahun Berlalu Begini Nasibnya, Makin Eksotis!
Hasil selidik yang mereka terima, para pengemis datangan masuk ke Palembang berasal dari daerah-daerah penyanggah Kota Palembang.
Titik-titik langganan para pengemis paling banyak di jalan protokol.
Dengan penghasilan yang didapat dari mengemis bisa Rp 200 ribu per hari.
"Di simpang 5 DPRD, Charitas, Flyover Jakabaring itu yang paling banyak. 50:50 ada pengemis asal Palembang juga.
Tapi ketika jelang Ramadhan ini dominasi dari luar kota yang mengemis," jelasnya.
Heri menambahkan, jelang Ramadhan dan selama Ramadhan nanti direncanakan akan berkoordinasi dengan Satpol PP untuk mulai penertiban pengemis dan anak jalanan.

Baca juga: Pengemis di Lubuklinggau Meninggal Setelah Minum Kopi
"Ini akan kita patroli berkoordinasi juga dengan Dinsos Provinsi untuk mengatasi masalah pengemis musiman jelang Ramadhan," katanya.
Dirinya berharap, masyarakat dapat mendukung penegakkan Perda dengan tidak memberikan sedekah dijalan raya.
"Target kami ramadhan ini kita upayakan bersih dari anjal dan pengemis," tutupnya.