Sekolah Tatap Muka di OKU Timur Sudah Berjalan Sejak Januari 2021, Kesehatan Tetap Utama

Kabupaten OKU Timur sudah melakukan sekolah tatap muka sejak 2021 dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.

Editor: Refly Permana
SRIPOKU.COM / RM Resha A.U
Orangtua siswa saat membetulkan masker anaknya, ketika mengantarkan anaknya bersekolah di tengah Pandemi, di SD Negeri 1 Martapura OKU Timur, Senin (7/9//2020) 

SRIPOKU.COM, MARTAPURA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan  (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, semua sekolah harus sudah belajar tatap muka pada Juli 2021, namun Kabupaten OKU Timur sudah melakukan itu lebih dulu.

Diketahui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten OKU Timur sudah melakukan sekolah tatap muka sejak Januari 2021.

Kadisdikbud OKU Timur, Wakimin Spd MM, mengatakan bahwa di dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri itu, syarat sekolah tatap muka adalah dengan persetujuan wali murid dan mengutamakan Protokol Kesehatan (Prokes).

Sinetron Dibintangi Arya Saloka & Amanda Pecah Rekor Muri, Raih Audience Share National Tertinggi

"Pada saat itu banyak wali murid yang mengharapkan agar anaknya masuk belajar, maka dari itu yang menuntut untuk tatap muka kita fasilitasi dan yang masih daring juga kita fasilitasi," katanya, Kamis (1/4/2021).

Dijelaskan dia, bahwa sekolah sudah menyiapkan prokes dengan sebaik mungkin demi kenyamanan dalam belajar secara langsung.

Bagi murid yang sekolah secara tatap muka diarahkan untuk membuat surat pernyataan, tapi jika pihak sekolah dan murid ada yang menginginkan belajar secara daring itu juga dipersilakan, tidak ada paksaan.

"Intinya menjaga kesehatan itu utama, kemudian juga jangan sampai siswa tidak mendapatkan pelajaran, tapi untuk yang sakit tidak diizinkan masuk sekolah," ujarnya.

BEGINI Cara Mengurus Surat Pindah Domisili dan Surat Pindah Datang

Lanjut dia, bahwa dalam proses belajar secara langsung, guru aktif mengawasi siswa mulai dari mulai belajar hingga pulang sekolah.

"Tentunya kita mengacu pada SKB 4 menteri. Untuk jumlah siswa juga maksimal hanya 18 orang di dalam kelas," ujarnya.

Selain itu, sebagai upaya dalam proses belajar mengajar dan menjaga kesehatan, pihaknya juga bekerja sama dengan puskesmas setempat.

Sehingga, jika ada yang terwabah maka saat itu juga pembelajaran dihentikan dan dilakukan perawatan.

"Alhamdulilah sampai saat ini tidak ada siswa dan guru yang terpapar. Guru-guru juga ketika sedang tidak fit silahkan mengisolasi diri," tutup dia.

Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved