Cerita Waka Polres Muara Enim Amankan Proses Persalinan, Dalam Kebakaran RSUD Dr HM Rabain

Dalam tragedi kebakaran RSUD Dr HM Rabain Muaraenim kemarin, meninggalkan banyak cerita heroik baik dari tenaga medis, aparat dan masyarakat

Editor: adi kurniawan
Humas Polres Muara Enim
Tampak Waka Polres Muara Enim Kompol Agung sigap melakukan evakuasi pasien rumah sakit 

SRIPOKU.COM, MUARAENIM --- Dalam tragedi kebakaran RSUD Dr HM Rabain Muaraenim kemarin, meninggalkan banyak cerita heroik baik dari tenaga medis, aparat dan masyarakat yang lepas dari pengawasan.

Salah satunya upaya yang dilakukan oleh Waka Polres Muara Enim Kompol Agung Aditya Pranta.

Saat ditemui Sripoku.com, Kamis (18/3/2021), pria yang hobi olahraga ini menceritakan kisahnya saat terjun langsung melakukan upaya penyelamatan dalam peristiwa kebakaran tersebut berawal ketika dirinya sedang mengecek persiapan apel pleton siaga dihalaman Mapolres Muaraenim.

Kemudian ia mendengar teriakan masyarakat yang keluar dari arah rumah sakit yang kebetulan letaknya berseberangan dengan Polres Muara Enim bahwa ada kebakaran.

Mendengar hal lanjutnya iapun bersama beberapa personil lainnya langsung mengambil sikap menuju kerumah sakit dan memerintahkan satuan pelayanan untuk menghubungi dinas pemadam kebakaran.

Kemudian ia langsung menyisir ke titik api yang berada di lantai II sambil memerintahkan anggota untuk membantu evakuasi pasien dengan membuka seluruh ruangan di polres untuk akses evakuasi pasien.

"Saat ia tiba di rumah sakit, semua orang terlihat panik sambil berlarian keluar untuk menyelamatkan diri."

"Saya naik lewat tangga darurat, dan melihat ada pasien usia lanjut yang tangannya terengah-engah turun dari selasar, saya bantu menurunkan pasien tersebut dulu setelah itu saya baru menuju kearah titik api," kata suami dari dr Diana Yulianti ini.

Setelah tiba di dekat ruang sumber titik api, lanjut Kompol Agung terlihat asap pekat yang membuat mata perih sudah mulai menutupi lorong-lorong  dan ruangan di lantai II.

Belum ditambah listrik mati, praktis hanya gelap gulita sehingga menggunakan hp untuk penerangan sementara.

Kemudian mencari sumber api dan asap dan memadamkannya dengan APAR dan alat seadanya.

Setelah itu mengevakuasi semua pasien ketempat yang aman sambil menunggu tim pemadan kebakaran dan BPBD tiba di rumah sakit. 

Setelah tim Damkar belum tiba, ia bersama beberapa anggota lainnya langsung melakukan pengecekan ruang demi ruang termasuk lift yang ada di lantai II tersebut untuk memastikan tidak ada pasien, tenaga medis dan masyarakat yang terjebak dalam ruangan tersebut.

Pada saat mengecek di ruang OK (kamar operasi.red) ternyata masih ada kegiatan operasi terhadap seorang pasien yang mau melahirkan.

Kemudian ia berkomunikasi dengan tim medis yang menanganinya dan ternyata tidak bisa dihentikan begitu saja karena bisa berakibat fatal terhadap nyawa pasien.

Mendengar hal tersebut, akhirnya ia mengambil keputusan untuk mempersilahkan tim medis tetap menjalankan operasinya, namun ia menempatkan anggotanya tepat didepan pintu OK untuk berjaga-jaga jika api membesar, maka bisa segera dilakukan evakuasi darurat.

"Sudah saya pastikan dijaga, saya bersama personil lainya kembali menyisir memastikan api tidak menyebar ke tempat lain," kata mantan Kasat Lantas Polres Muara Enim ini.

Ketika lagi menyisir, sambung pria kelahiran Surabaya 25 Januari 1983 ini, tiba-tiba ia mendapatkan informasi bahwa ada satu bayi lagi yang masih tertinggal di ruang NICU.

Mendengar hal tersebut ia langsung bergerak cepat menuju ke ruang NICU dan benar ada satu bayi yang tertingal didalam alat incubator bersama tim medis yang terlihat panik sambil berusaha mengeluarkan bayi tersebut.

Melihat kondisi diluar ruangan masih dipenuhi asap yang memerihkan mata, iapun langsung mengambil keputusan yang sulit yakni melarang tim medis untuk keluar ruangan NICU, karena bayi lebih aman di dalam daripada dibawa keluar.

Guna memastikan keamanan bayi tersebut pihaknya kembali menempatkan petugas untuk berjaga jika terjadi hal yang paling buruk, baru bayi tersebut kita bawa keluar.

"Saya berfikir saat itu, kondisi api juga sudah mulai bisa dikendalikan dan relatif aman. Jadi saya ambil keputusan untuk tetap didalam ruang NICU," kata Ayah anak tiga ini.

Setelah tim pemadam kebakaran, PLN dan BPBD tiba dilokasi, baru penanganan titik api kita serahkan kepada mereka.

Kemudian ia  kembali ke Mapolres dan mengecek kondisi dan situasi ratusan pasien yang dievakuasi di dalam maupun diluar gedung Mapolres Muara Enim, ujar Agung.

Dikatakan Agung, bahwa ini adalah pengalaman pertama kali yang ia alami adanya kebakaran di Rumah Sakit.

Ia merasakan dalam kondisi semua panik, kita dituntut tetap bisa berfikir tenang, agar tidak salah mengambil keputusan dan tindakan, karena baginya keselamatan manusia diatas segala-galanya.

Agung berharap dari peristiwa kebakaran kemarin diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi kedepannya bagi pihak rumah sakit untuk diperbaiki dan ditingkatkan seperti penambahan fasilitas Selasar di gedung rumah sakit baru, lampu emergecy,  jendela jangan mati untuk sirkulasi udara, petunjuk titik kumpul yang aman bisa dibuatkan dan lain-lain yang dianggap perlu.

Sebab dirumah sakit bukan orang sehat saja tetapi banyak orang sakit yang tentu perlu penanganan cepat dan tepat terutama ketika ada musibah.

Biodata: 
Nama : Kompol Agung Aditya Pranata

Jabatan: Waka Polres Muara Enim

Ttl : Surabaya,25 januari 1983

Istri : dr.Diana Yulianti

Anak: 3

1.Bagas Aditya bimantoro

2.Karina zafira Adithya

3.Kirana Zafira Adithya

Hobi:olahraga

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved