Sakinah Bersamamu Karya Asma Nadia
Cerpen-cerpennya cukup bagus. Alur ceritanya mengalir lancar. Ibarat naik perahu kita disuguhi panora ma indah di sekitar sungai dan danau. Memesona
RAK BUKU
Judul Buku : Sakinah Bersamamu
Penulis : Asma Nadia
Penerbit : AsmaNadia Publishing House
Editor : Thenia
Cetakan : 24, Mei 2015
Model Sampul : Alyssa Soebandono dan Dede Harlino
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - BUKU 'Sakinah Bersamamu' karya Asma Nadia ini memuat sebanyak 17 cerita pendek.
Antara lain Sakinah Bersamamu, Kalung, Dua Puluh Tahun Cinta, Saat Memaknai Cinta, Lelaki yang Selalu Sendiri, Cerita Tiga Hari dan Gaya-gaya Tante Erna.
Kemudian Arti Bunda, Nyonya Kokom dan Para Suami, Satu Kecupan, Ibu Pergi Sebulan, Sejuta Kasih, Bahagia Mutiara, Ngambek!, Rahasia Mas Danu dan Mata yang sederhana.
Cerpen-cerpennya cukup bagus.
Alur ceritanya mengalir lancar.
Ibarat naik perahu kita disuguhi panora ma indah di sekitar sungai dan danau.
Memesona dan mengesankan.
Menurut Asma Nadia, kenapa buku ini diterbitkan karena tiga hal.
Pertama, cerpen-cerpen yang ada di buku ini sudah sangat sulit ditemui.
Kedua, mengumpulkan yang tercecer, agar cerita-cerita ini bisa tetap membe rikan manfaat bagi pembaca yang belum lama mengoleksi buku-buku penulis dan barangkali ketinggalan beberapa judul.
Ketiga, setiap cerita sebenarnya mengu sung banyak nilai, dimana sebagai pe rempuan, isteri sekaligus ibu, bisa berkaca dan belajar sesuatu.
Asma Nadia adalah salah satu penulis best seller yang paling produktif di Indonesia.
Dalam kurun waktu 10 tahun dia telah menulis dari 50 buku.
Berbagai penghargaan nasional dan regional di bidang kepenulisan juga telah diraihnya.
Antara lain Pengarang Terbaik Nasional penerima Adikarya Ikapi Award tahun 2000, 2001 dan 2005.
Peraih penghargaan dari Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) tahun 2005, Anugerah IBF Award sebagai novelis Islami terbaik (2008).
Peserta terbaik lokakarya perempuan penulis naskah drama yang dihelat FIB UI dan Dewan Kesenian Jakarta.
Salah satu cerpen wanita kelahiran Jakarta, 26 Maret 1972 ini berjudul 'Emak Ingin Naik Haji' telah difilmkan dan mendapat anugerah film terpuji dalam Festival Bandung.
Sebagai pembicara, Nadia pernah diundang pada forum Seoul Young Writers Festival dan The 2nd Asia Litersture Forum di Gwangju, serta memberikan workshop kepenulisan di berbagai pelosok tanah air, juga kepada pelajar Indonesia di Mesir, Switzerland, Inggris, Jerman, Roma, Vatikan dan buruh migran di Hongkong dan Malaysia.