Virus Corona

100 KALI Lebih Kuat, Kandungan Utama pada Teh Hujau Ini, Diyakini Bisa Hambat Covid-19

Saat ini ilmuwan memberikan perhatian pada bahan alami Epigallocatechin Gallate (EGCG), atau yang disingkat Epigallo.

Editor: Wiedarto
kompas.com
Manfaat teh hijau bagi kesehatan 

SRIPOKU.COM, JAKARTA - Saat ini ilmuwan memberikan perhatian pada bahan alami Epigallocatechin Gallate (EGCG), atau yang disingkat Epigallo.

Epigallo sebagai komponen utama yang terdapat dalam teh hijau diketahui memiliki manfaat dalam hubungannya dengan beberapa penyakit infeksi, termasuk infeksi virus.

Apalagi, studi Djoko Purwanto, pakar farmakologi dari Universitas Airlangga, Surabaya ditemukan bahwa antioksidan pada Epigallo memiliki kekuatan 100x lebih tinggi dibandingkan vitamin C dan 25x lebih tinggi dibandingkan vitamin E dalam melindungi tubuh.

“Epigallo merupakan kelompok zat antioksidan yang masuk dalam golongan besar polifenol.

Epigallo memberikan efek positif untuk kesehatan karena memiliki kekuatan antioksidan.

Dengan adanya kekuatan antioksidan tersebut, Epigallo yang terdapat di ekstrak teh hijau mampu mengendalikan radikal bebas yang sering terbentuk di dalam tubuh.

Radikal bebas yang berlebih dapat memicu stres oksidatif dan dapat berujung pada kerusakan sel dan penyakit kronis,” ungkap dr. Susi selaku Medical Advisor LAPI Laboratories.

Ekstrak Epigallo tidak hanya berguna untuk menetralisir radikal bebas dari asap rokok, namun juga bermanfaat untuk mencegah sel kanker, menurunkan kolesterol, dan menjaga kesehatan pembuluh darah, jantung, serta otak.

Sehubungan dengan virus SARS-CoV-2, beberapa review maupun studi telah dilakukan dalam rangka mendorong pemanfaatan Epigallo.

Mhatre et al., dalam penelitiannya yang diterbitkan oleh jurnal Phyto Medicine, menemukan bahwa enzim yang berperan penting dalam mematangkan virus adalah Chymotrypsin-like protease, atau yang disebut 3CLpro.

Dengan kata lain, replikasi atau bertambahnya jumlah virus sangat tergantung pada 3CLpro. Karena itu, 3CLpro merupakan target utama obat yang digunakan untuk menangani infeksi virus korona secara umum.

Faktanya, studi in vitro dari Mathre et al. memperlihatkan bahwa Epigallo mampu menghambat 85% aktivitas 3CLpro sehingga sekelompok peneliti dari Institute of Chemical Technology India ini pun menyimpulkan bahwa molekul Epigallo dapat digunakan sebagai suplemen pelengkap nutrisi harian untuk penanganan Covid-19.

Peneliti Menegazzi et al. mengemukakan potensi Epigallo bagi penderita Covid-19, terutama karena kemampuannya menurunkan ekspresi dan sinyal dari berbagai mediator inflamasi.

Seperti diketahui, infeksi SARS-CoV-2 menginduksi peningkatan masuknya neutrofil secara masif ke dalam paru-paru, dengan memproduksi dan mengaktivasi TGF-β.

Peningkatan TGF-β aktif yang tidak terkontrol ini dapat mengakibatkan edema dan fibrosis yang cepat dan masif, yang mengakibatkan perubahan dan blokade jalan napas yang pada akhirnya mengakibatkan gagal nafas.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved