Kudeta Partai Demokrat

FAKTA Terkini: KUBU KLB Sumut Sengaja Pancing Amarah AHY:Jika Banyak Musuh, Jalan Moeldoko Mulus

Respon yang terlalu agresif ini justru bisa membuat kubu KLB semakin mendapatkan penguatan legitimasi secara politis

Editor: Wiedarto
Tribunnews.com
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan KSP, Moeldoko 

SRIPOKU.COM, JAKARTA - Pengamat politik Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai terselenggaranya Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, pekan lalu, terkesan membuat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak percaya diri.

“Kepanikan ini mendorong kubu AHY cenderung agresif dalam merespon hasil KLB. Kepanikan kubu AHY ditandai oleh adanya sikap atau respon yang cenderung agresif. Indikatornya kubu AHY kerap mengekspresikan perasaannya dengan membuat pelbagai pernyataan yang menyinggung perasaan orang lain,” kata Karyono Wibowo, seperti dikutip, di Jakarta, Kamis (11/3/2021).

Misalnya, lanjut Karyono, pelbagai pernyataan kubu AHY yang menyebut bahwa ada sejumlah pihak dalam pemerintahan Jokowi terlibat dalam agenda pengambilalihan kepemimpinan partai Demokrat.

“Bahkan tidak hanya sejumlah nama pejabat di pemerintahan disebut-sebut, nama Presiden Joko Widodo dan Istana juga menjadi sasaran. Padahal pernyataan tersebut tidak didukung bukti otentik. Kepala KSP (Kantor Staf Presiden) Moeldoko pun sudah menegaskan, bahwa persoalan tersebut merupakan urusan pribadi, tidak urusannya dengan presiden dan pihak Istana,” papar Karyono.

“Lagi pula tidak masuk logika politik Istana ingin menguasai Demokrat karena saat ini posisi Jokowi di Parlemen sudah mayoritas mantap, jika ada keputusan yang memerlukan votingpun pasti dimenangkannya," tambah dia.

Contoh lain, sambung Karyono, kubu AHY juga mengeluarkan pernyataan yang menyeret institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengintimidasi sejumlah pengurus Partai Demokrat di daerah.

Pernyataan tersebut dilontarkan Benny K Harman, salah satu pimpinan Demokrat kubu AHY.

“Apabila tidak sesuai fakta, maka justru bisa menjadi bumerang bagi kubu AHY. Langkah agresif tersebut justru bisa blunder karena memperbanyak musuh. Spektrum perlawanan terhadap kubu AHY semakin meluas. Bahkan lebih berbahaya lagi dampaknya, jika pernyataan tersebut menyinggung perasaan banyak pihak,” lanjut Karyono.

Menurut Karyono, kemarahan kubu AHY memang dapat dimaklumi karena merasa posisinya terganggu.

Tetapi yang menjadi masalah, luapan amarah yang dialamatkan kepada pihak yang tidak merasa terlibat dalam pusaran konflik internal Demokrat bisa menimbulkan masalah besar.

"Terlebih diarahkan kepada kepala negara dan institusi negara. Respon yang terlalu agresif ini justru bisa membuat kubu KLB semakin mendapatkan penguatan legitimasi secara politis."

“Semestinya, kubu AHY lebih percaya diri, tidak reaksioner dan tetap tenang menghadapi gejolak yang terjadi. Demikian pula, seharusnya tidak perlu ada pernyataan bernada ancaman dari kubu AHY Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya akan mengirim santet ke Moeldoko,” pungkas Karyono.

Teuku Riefky Harsya

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengatakan dukungan terhadap Partai Demokrat atas tindakan illegal dan inkonstitusional Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) terus berdatangan.

Riefky merujuk pada seruan dan dukungan oleh orasi dari pimpinan organisasi sayap, yakni Insan Muda Demokrat Indonesia (IMDI) dan Perempuan Demokrat Republik Indonesia (PDRI), dan Bintang Muda Indonesia (BMI).

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved