Jangan Sampai Keliru, Ternyata Inilah Istilah Bahlul yang Sebenarnya, Diambil dari Kisah Ulama Sufi

Jangan sampe keliru lagi, ternyata istilah populer ini sebenarnya diambil dari kisah nyata seorang tokoh yang amat fenomenal.

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Sripoku.com/Tria Agustina
Kisah Bahlul 

SRIPOKU.COM - Istilah 'bahlul' sudah tak asing lagi terdengar di telinga masyarakat

 Istilah yang sangat populer dan seringkali diselipkan saat bercanda, mengejek atau menertawakan orang lain.

"Ente bahlul, bahlul parah ente!", yang artinya ente bodoh.

Namun, jangan sampe keliru lagi, ternyata istilah populer ini sebenarnya diambil dari kisah nyata seorang tokoh yang amat fenomenal.

Dia adalah Bahlul, seorang ulama sufi yang dianggap gila oleh masyarakat pada zamannya.

Ia hidup pada zaman khilafah Abbasiyah. Tepatnya saat Khalifah Harun Ar-Rasyid berkuasa.⁣⁣

Dikutip dari Kitab Uqala al-Majanin (kebijaksanaan orang-orang gila) diceritakan bahwa suatu ketika di tengah perjalanan, Khalifah Harun Ar-Rasyid bertemu dengan Bahlul.

Bahlul yang dianggap gila itu kebetulan sedang duduk merenung di atas kuburan.

Kisah Sang Bahlul memberi nasihat yang menyentuh Khalifah Harun Ar Rasyid dilansir melalui Film Ahmad ibn Hanbal.

Baca juga: Apa Arti Kata Maannajah? Ungkapan Bahasa Arab yang Kerap Dilontarkan dalam Kehidupan Sehari-hari

"Ya Harun.. wahai Harun

wahai Harun orang gila, kapang engkau akan sadar?," ungkap Bahlul terhadap Khalifah Harus Ar Rasyid.

Lantas seketika Harun Ar Rasyid berhenti dari menunggang kuda dan membalas ucapan Bahlul.

"Siapa yang gila, kamu atau aku?," ucap Harun Ar Rasyid.

"Akulah yang waras, wahai Harun," timpal Bahlul.

Khalifah Harun Ar Rasyid pun turun dari kudanya dan tertawa.

"Bagaimana bisa seperti itu Bahlul?," tanya Khalifah Harun Ar Rasyid.

Bahlul pun menanggapi pertanyaan Khalifah Ar Rasyid dengan bijak.

"Aku tau bahwa istanamu tidak kekal, sedangkan kuburan itu kekal, itulah mengapa aku menyiapkan ini semua,

sementara kau sibuk menyiapkan istana dan melupakan kuburanmu," jelas Bahlul.

"Kau takut dipindahkan dari dunia yang fana ke yang kekal, aku duduk di antara kuburan itu dan bertanya, mana orang yang hina dan mana orang yang mulia?

mana orang yang lemah dan mana orang yang kuat?," lanjut Bahlul.

"Serta di mana kesombongan yang selalu dibangga-banngakan?," tambahnya.

Dalam perbincangan tersebut, Bahlul juga memberikan perumpamaan cacing tanah dengan kehidupan.

"Cacing tanah datang dan pergi menghapus kekuatan dan kesombongan, wahai orang yang "bertanya"apakah kau tidak melihat pelajarannya?," ucap Bahlul.

"Apakah ini tanda kegilaan wahai Harun?," tambah Bahlul lagi.

Mendengar hal itu Khalifah Harun Ar Rasyid pun tertegun dan mengangguk membenarkan perkataan Sang Bahlul.

"Demi Allah kamu benar, teruskanlah," ujar Khalifah Ar Rasyid.

"Dekatkanlah dirimu dengan Alquran, di sana ada kabar dan pelajaran," ucap Sang Bahlul.

Lantas, Khalifah Ar Rasyid pun menawarkan permintaan untuk Bahlul.

"Apakah kau punya permintaan yang bisa kuberikan untukmu?," tanya Khalifah Ar Rasyid.

"Ya, ada, aku punya 3 permintaan, jika kau bisa memberikan maka aku akan berterima kasih," ucap Bahlul.

"Katakanlah," sahut Khalifah Ar Rasyid.

"Tambahkanlah usiaku," pinta Bahlul.

"Aku tak bisa," jawab Khalifah Ar Rasyid.

"Lindungilah aku dari malaikat maut," pinta Bahlul lagi.

"Aku tak sanggup," sahut Khalifah Ar Rasyid.

"Masukkanlah aku ke surga dan jauhkanlah aku dari neraka," pinta Bahlul lagi.

"Jelas aku tak bisa," ujar Khalifah Arrasyid menanggapi.

"Maka ketahuilah bahwa engkau hanyalah seorag 'hamba' dan bukanlah 'Raja'," ucap Bahlul.

Baca juga: Arti Man Qolla Sidquhu Qolla Shodiquhu, Kata Mutiara yang Kerap Dijadikan Pengingat & Nasihat Hidup

SUBSCRIBE US

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved