Frasa Agama Menghilang dari Kurikulum Pendidikan, Pengamat : Gak Ada Cita Rasa Indonesia Sama Sekali

Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji, mengatakan, sejak reformasi Indonesia tidak pernah ada cetak biru atau panduan pendidikan.

Penulis: fadhila rahma | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM/Handout
ILUSTRASI Pendidikan 

SRIPOKU.COM - Frasa agama menghilang dari draft visi peta jalan pendidikan Indonesia 2035.

Dalam draft tersebut, dituliskan, draft visi pendidikan Indonesia 2035 adalah "membangun rakyat Indonesia untuk menjadi pembelajaraan seumur hidup yang unggul, terus berkembang, sejahtera, dan berakhlak mulia dengan menumbuhkan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila"

Frasa agama yang sebelumnya ada di dalam peta jalan pendidikan, kini diganti dengan nilai-nilai budaya.

Selain itu, peta pendidikan hanya menitikberatkan hanya berakhlak mulia.

Padahal di Pasal 31 UUD 1945 setelah amandemen ayat 5 mengatakan, Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Lantas bagaimana tanggapan pengamat pendidikan soal Peta jalan pendidikan 2035 ini.

Dikutip dari TVOne, Rabu (10/3/2021), Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji, mengatakan, sejak reformasi Indonesia tidak pernah ada cetak biru atau panduan pendidikan.

"Ini yang membuat, program-program pendidikan kita itu, sama aja programnya, duitnya ditambahin," kata Indra.

Ini lah yang didorong oleh banyak pihak, untuk membuat cetak biru pendidikan.

"Tujuannya baik, tapi tak cocok menggunakan peta jalan, karena kita sudah tau titiknya sudah ada, kalau kita menggunakan frasa cetak biru, itu tergantung kita, mau bangun rumah misalnya 70 lantai, 3 lantai cuma 1 lantai, tapi itu rumah kita, sesuatu belum ada menjadi ada," kata dia.

Indra menduga yang menyusun peta jalan pendidikan 2035 ini bukan orang Indonesia.

"Kenapa karena tak ada cita rasa Indonesianya sama sekali," kata Indra.

Tidak hanya sesuai konstitusi tapi memang bukan dari orang Indonesia untuk orang Indonesia.

"Misalnya pak Kiyai tadi ngomong agama, budaya juga tidak ada ditentu sama sekali dalam peta, budaya asli Indonesia," kata dia.

Belum lagi lanjut Indra, tentang pendidikan non formal dan informal.

"Itu juga tak termasuk dalam peta jalan pendidik, jadi secara singkat kita bisa menyebutnya adalah peta jalan persekolahan bukan peta jalan pendidikan, karena semuanya diarahkan ke pendidikan formal," kata dia.

Sementara itu, Ketua MUI Pusat, KH Muhammad Cholil Nafis, mengatakan, pihaknya akan berkirim surat ke Kemendikbud.

Menurut dia, pihaknya sudah memberikan masukan, dimana intinya peta jalan yang dibuat menyimpang dari peta yang dituju.

"Jadi kalau kita mau peta jalan pendidikan kita ini sesuai konstitusi ini salah jalan, kita hanya putar-putar salah jalan," kata dia.

Secara kelembagaan MUI sudah menyampaikan hal ini ke DPR.

Baca juga: Razman Nasution: Jangan Mengada-ada Soal Intel Intimidasi Pengurus Partai Demokrat

Baca juga: Mengharukan, AHY Maafkan dan Ajak Kader Demokrat yang Ikut KLB untuk Kembali Bersama

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved