Kudeta Partai Demokrat
SIAPA yang Diterima Pemerintah, AHY ataukah Moeldoko? Ini Analisa Pengamat
Oleh karena itu, partai-partai yang tidak sealiran atau tidak satu pandangan (dengan pemerintah), ini dianggap menjadi tantangan
SRIPOKU.COM, MEDAN-Pengamat Politik yang juga Dosen FISIP USU, Warjio mengatakan bahwa perpecahan partai politik sebenarnya sudah biasa terjadi.
Bukan cuma Partai Demokrat saja, lanjut Warjio, ada partai lain seperti PPP, PKB dan Golkar yang sudah lebih dulu mengalami perpecahan.
Bahkan, PDI, sebelum terpecah menjadi PDI Perjuangan pernah porak-poranda tahun 1996 silam, dan tragedi itu dikenal dengan Kudatuli atau Kerusuhan 27 Juli 1996.
"Sebenarnya kasus serupa seperti ini sebelumnya sudah terjadi di partai lain. Seperti PPP, PKB dan Golkar," kata Wajio, Sabtu (6/3/2021).
Dia mengatakan, melihat peta politik saat ini, maka akan ada dua kemungkinan yang terjadi terhadap Partai Demokrat.
"Pertama, pemerintah akan membiarkan ini terjadi. Mengombang-ambing, agar publik dulu yang diolah perasaannya, lalu kepemimpinan mereka," kata Warjio.
Sampai di titik itu, lanjut Warjio, barulah pemerintah akan mengambil kebijakan.
"Seperti PPP, PKB, Golkar juga. Nanti juga akan dilakukan terhadap Demokrat," ucapnya.
Warjio menjelaskan, sikap tegas pemerintah akan diambil ketika menjelang pemilu nanti.
"Saya kira nantinya yang diterima pemerintah yakni partai yang bisa dianggap akomodatif dan bisa bekerja sama dengan pemerintah. Dan itu yang akan terjadi," ungkapnya.
Soal perpecahan ini, lanjut Warjio, dianggap sebagai hal yang lumrah.
Ini merupakan trend dalam konstelasi politik.
"Oleh karena itu, partai-partai yang tidak sealiran atau tidak satu pandangan (dengan pemerintah), ini dianggap menjadi tantangan apa yang menjadi mereka cita-citakan. Dan selama ini memang kan melihat partai Demokrat menjadi partai oposisi," ujarnya.
Sebagai partai oposisi, tentu pemerintah khawatir ini akan semakin besar.
"Dan itu tentunya akan menjadi persoalan bagi penguasa. Sehingga itu tidak bisa dibiarkan. Maka momennya itu adalah dilihat dari berbagai hal yang terjadi seperti tatanan partai di internal partai Demokrat," ungkapnya.
Menurut Warjio, dirinya melihat setelah kongres nasional partai Demokrat di Jakarta, partai ini telah bergeser.