Ikut Prakarsai KLB Demokrat di Sibolangit, Ini Profil Max Sopacua, Dukung Moeldoko Jadi Ketua Umum

"Latar belakang yang mengakibatkan terjadinya KLB ini karena adanya kesumbatan yang terjadi bertahun-tahun," ujar Max.

Editor: Refly Permana
Kompas.com/SABRINA ASRIL
Max Sopacua 

SRIPOKU.COM - Kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara terjadi pada Jumat (5/3/2021) WIB.

KLB Demokrat ini menghasilkan keputusan mengangkat Moeldoko sebagai ketua umum.

KLB Demokrat ini digelar oleh kubu Moeldoko dan tanpa izin dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Demokrat.

Selain Moeldoko, nama lainnya yang gencar menyebut KLB tersebut bakal terjadi adalah Max Sopacua.

Lantas, siapa Max Sopacua itu?

Ramalan Zodiak Cinta Besok, 7 Maret 2021: Scorpio Kesal, Aquarius Terpesona Dengan Sikap Pasangan

Max mengatakan alasan utama terselenggaranya KLB ini kerana adanya sumbatan di internal partai dengan lambang mercy ini.

Dirinya mengatakan, kondisi ini bahkan sudah terjadi sejak waktu yang cukup lama.

"Latar belakang yang mengakibatkan terjadinya KLB ini karena adanya kesumbatan yang terjadi bertahun-tahun," ujar Max.

Max menjelaskan, kondisi ini dimulai dari terselenggaranya KLB di Bali sekitar tahun 2013 lalu.

Dirinya mengatakan, saat itu Partai Demokrat mengadakan KLB untuk menggusur Anas Urbaningrum dari kepemimpinan sebagai ketua umum karena tersandung kasus korupsi.

Dirinya mengungkapkan, saat itu pada KLB tersebut terpilihlah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagian ketua umum menggantikan Anas.

Dirinya mengatakan, saat itu pihak Partai Demokrat mendukung penuh SBY untuk menjadi ketua umum.

"Di situ kita mendukung penuh pak SBY untuk jadi ketua umum, karena ini untuk menyelamatkan partai setelah pak Anas tersandung masalah," katanya.

Kemudian, pada saat itu SBY berjanji untuk kembali membuka regenerasi kepemimpinan partai.

Tampil Modis Pakai Korset dan Kemeja Putih Polos, Intip Begini Potret Seksi Penampilan Marion Jola

Namun, saat kongres di Surabaya pada tahun 2015 SBY kembali terpilih menjadi ketua umum secara aklamasi.

"Jadi kami merasa apa yang dijanjikan saat 2013, tidak terlaksana. Malah dulu saat 2015 ada nama Marzuki Ali tersendat juga untuk menjadi calon, sehingga kembali terjadi aklamasi," ucapnya.

Max menjelaskan, saat itu kondisi masih terbilang cukup kondusif di mana kinerja partai masih bisa terus berlangsung.

Dan mereka percaya nanti saatnya regenerasi, partai ini juga akan berkembang semakin baik.

Namun, yang kembali menjadi personalan saat kongres yang digelar pada tahun 2020 lalu, hasil kongres menyatakan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terpilih menjadi ketua umum.

Diketahui, AHY merupakan anak kandung dari SBY yang menggantikan SBY menjadi ketua umum.

"Tapi ternyata regenerasi ini timpang juga, karena regenerasi malah jatuh ke anak pak SBY yaitu pak AHY," ungkapnya.

Dengan ini, pihaknya melihat jika regenerasi yang dijalankan oleh SBY tidak sesuai dan tidak sejalan dengan apa yang diinginkan oleh partai.

3 Perwira di Banyuasin Datangi Rumah Pembunuh Seorang Warga PALI di Betung, Ini yang Terjadi

Lebih lanjut, dirinya mengatakan yang kurang dirasa pas adalah kongres yang seharusnya dijalankan dengan sistem yang matang, malah dijalankan hanya dengan waktu empat jam.

Di mana hasil kongres tersebut, menetapkan AHY menjadi ketua umum.

Diketahui, Max pernah menjadi anggota majelis tinggi Partai Demokrat.

Dikutip dari surya.co.id, diketahui sejumlah fakta Max Sopacua:

1. Kelahiran Ambon

Max Sopacua, lahir di Ambon tanggal 2 Maret 1946.

Suami Tutie Irawaty ini menyelesaikan pendidikan dasar hingga SMA di Ambon.

Dia lalu melanjutkan pendidikan tinggi di STIE Gotong Royong untuk pendidikan sarjana.

Bapak tiga anak ini lalu melanjutkan pendidikan magister di kampus yang sama.

2. Penyiar TVRI

Nama Max Sopacua dikenal luas saat menjadi penyiar berita olahraga TVRI.

Selain menjadi penyiar berita olahraga, Max juga pernah menjadi produser TVRI.

Seperti dicatat dalam buku Wajah DPR dan DPD, 2009-2014 (2010), Max menjadi produser di TVRI sejak 1985 hingga 2002.

Dia pernah memproduseri beberapa program olahraga internasional seperti Olimpiade Atlanta (1996), Piala Dunia Perancis (1998), Sea Games Bangkok (1999), dan Olimpiade Sidney (2000).

Profil Betharia Sonata, Raup Royalti Ratusan Juta Per Bulan, Ini Potret Pelantun Lagu Hati yang Luka

3. Pengurus KONI

Selain menjadi penyiar televisi, Max juga aktif di sejumlah organisasio seperti Organisasi Kemasyarakatan Daerah IPMAL 2000 dan Sekjen Forum Rekonsiliasi dan Rehabilitasi Maluku.

Dia juga aktif sebagai Humas di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Di organisasi ini mantan Kepala Staf Angkatan Darat yang juga salah satu kerabat Tien Soeharto, Jenderal Wismoyo Arismunandar, pernah jadi ketuanya.

Max juga aktif di LSM Gemakarsa (Media Komunikasi) serta menjadi anggota ABU (Asia Pacific Broadcasting Union)

4. Ikut Dirikan Partai Demokrat

Saat Soehartoi lengser, Max mulai tidak aktif membaca berita di TVRI.

Max kemudian terjun ke politik dengan terlibat dalam pendirian Partai Demokrat pada 9 September 2001 yang diketuai Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam Pilpres 2004, Demokrat berjaya. Begitu juga SBY yang terpilih langsung sebagai Presiden RI. SBY adalah Presiden yang pertama kali terpilih secara langsung pada Pilpres 2004 itu.

Max juga ikut berjaya. Dia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dengan daerah pemilihan Jabar V Bogor.

Tak hanya di tahun 2004, pada 2009 Max terpilih lagi sebagai anggota DPRI.

Di Partai Demokrat, Max juga sempat jadi orang penting.

Dia pernah menjadi Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat dari 2002 hingga 2005. Dari 2005 hingga 2010, pernah pula dia menjadi Ketua Bidang Pendidikan, Penduduk, Kominfo DPP Partai Demokrat.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved