Cerita Basyarudin Akhmad Menginisiasi Berbagai Proyek Infrastruktur di Palembang 

Basyar pun menginisiasi pemindahan trase tol Palembang Indralaya dengan menawarkan opsi pembebasan lahan kepunyaan gubernur lama H Asnawi Mangku Alam

Editor: aminuddin
zoom-inlihat foto Cerita Basyarudin Akhmad Menginisiasi Berbagai Proyek Infrastruktur di Palembang 
jati purwanti
Basyarudin Akhmad

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Di balik kemegahan stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) saat ini, ada kerja keras dari Basyarudin Akhmad, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Permukiman Provinsi Sumsel.

Bagaimana tidak, stadion yang sejak tahun 2004 tak berubah warnanya kini menjadi setara dengan stadion Gelora Bung Karno di Jakarta.

"Sekarang saya ubah dan menjadi tampil berbeda.

Kalau diistilahkan, The man who brave to be different, lelaki yang berani tampil beda," ujarnya, Sabtu (6/3/2021).

Jauh sebelum proyek perbaikan stadion GSJ, pria kelahiran 4 Agustus 1970 ini telah menginisiasi berbagai proyek prestisius di Palembang, mulai dari beberapa venue cabang olahraga, tol Palembang Indralaya, tol Kayuagung, Palembang, Betung, jembatan Musi VI hingga Light Rail Transit (LRT) Palembang.

Tak sekadar menyumbang ide, Basyarudin mengaku bekerja dengan penuh tanggung jawab.

Stadion Gelora Sriiwijaya Jakabaring
Stadion Gelora Sriiwijaya Jakabaring (SRIPOKU.COM)

Dia mengisahkan, saat awal pelaksanaan pekerjaan pembangunan kereta ringan tersebut, ada sedikit masalah karena dia  dipercaya untuk merencanakan namun kemudian harus memindahkan trase ke dengan tujuan supaya nantinya hidup jalur gemuk.

Tak hanya itu, dia pula yang mengeluarkan gagasan mengganti pembangunan LRT ke median jalan agar tidak banyak melakukan pembebasan lahan. 

"Kalau tidak dipindahkan, sampai hari ini  LRT belum selesai.

Saya all out dengan Korea waktu itu dan itu bukan hanya sekadar omongan," katanya.

Basyar pun menginisiasi pemindahan trase tol Palembang Indralaya dengan menawarkan opsi lahan yang dibebaskan yakni lahan milik gubernur lama Asnawi Mangku Alam. 

Selain itu, dia pun memberikan ide untuk proyek jalan tol Kapal Betung dengan konsep Unsolisited, kemitraan antara pemerintah dengan swasta, yang wakgu itu masih dengan PT Sriwijaya Makmur Persada. 

Menurut Basyar, poyek paling berkesan adalah proyek pembangunan venue boling di GSJ.

Hal tersebut karena tak ada anggaran yang disiapkan oleh pemerintah daerah Sumsel. 

Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring
Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (facebook)

Pembangunan venue boling di JSC seluas 3.600 meter persegi di lahan rawa tersebut tidak menggunakan uang pemerintah melainkan sumbangan dari perusahaan Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas.

"Pokoknya walaupun sempat di-bully saya jalan terus.

Saya datang ke Sinarmas, saya jalan kaki, dari Sarinah ke Sinarmas.

Datang bantuan Rp 25 M.

Saya bilang saya tidak mau uang, saya mau dibangunkan," terang Basyarudin.

Rupanya, usai pembangunan proyek selesai ada persoalan lain untuk venue ini yakni kebutuhan peralatan.

Basyarudin  pun kembali melakukan lobi.

Kala itu lobi dengan PT Pertamina (persero) pun berhasil.

Dengan perjuangan berat selama satu tahun akhirnya didapat dana sekitar Rp43 miliar. 

"Sebagian peralatan pun diserahkan ke salah satu lembaga di Kemenpora.

Peralatan sesuai dengan standar AMF agar bisa untuk kejuaraan dunia boling pertama ada di Palembang," kata Basyarudin.

Basyarudin memang dikenal sebagai pribadi yang tak banyak bicara.

Dia kerap kali enggan menyebut progres proyek yang sedang dikerjakannya. 

Prinsip yang dipegangnya dalam bekerja yakni mengedepankan ketulusan hati dan tidak perlu pencitraan. 

"Tak bicara soal progres, nikmati proses dan selesai.

Daripada ribut mending silent tapi selesai," lanjutnya.

Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring
Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (bolaskor.com)

Moncer

Sekadar informasi, Basyarudin memulai karir dengan menjadi aparatur sipil negara (ASN) pada tahun 1996 di Lampung dengan menjadi staf Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, yang dulunya merupakan kepala bidang (kabid) di Bappeda Provinsi Lampung.

Tak lama setelah bertugas di Lampung, dia pun mendapatkan peluang untuk melanjutkan studi master ke salah satu universitas di Delft,  Belanda.

Dia juga mengambil program master lainnya di Institute for Housing and Urban Development Studies (IHS), Rotterdam, Belanda. 

Usai menyelesaikan studinya pada tahun 2002, di pindah langsung ke Bappeda Provinsi Sumsel sebagai staf biasa selama satu tahun.

Kemudian, dia diamanahi sebagai  kasubdit formulasi dan evaluasi renstra Bappeda Provinsi Sumsel, lalu menjadi kasubdit sarana prasarana.

Karir Basyarudin kian moncer dengan menjadi kabid evaluasi dan pengendalian sebelum naik kabid sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga untuk kemudian  menjadi kepala UPTD dinas informasi bangunan di dinas yang sama.

Basyar pun dilantik menjadi kepala dinas PU Cipta Karya pada 2015 dan ditunjuk wapres sebagai wakil direktur venue sebelum Asian Games 2018 digelar.

Pendidikan sekolah menengah di jalaninya di SMAN 1 Palembang, sedangkan strata satu (S1) jurusan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya 1988. (mg3)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved