Kemelut Partai Demokrat

KLB Partai Demokrat  Pilih Ketua Umum Moeldoko, Andi Mallarangeng Bilang “Abal-abal”

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, ditetapkn sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam KLB di Sumut. Berikut ini catatan pernyataan Moeldoko.

Editor: Sutrisman Dinah
Tribunnews.com
Agus Harimurti Yudhoyono dan Moeldoko (kanan) 

SRIPOKU.COM -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.  

Meski sempat diwarnai kericuhan, peserta Kongres akhirnya sepakat menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum.

Keputusan yang sudah disetujui peserta KLB ini langsung direspons oleh Moeldoko.

Meski tak menghadiri KLB, melalui sambungan telepon, Moeldoko menerima keputusan tersebut.

Baca juga: Moeldoko Terpilih jadi Ketua Umum Partai Demokrat Versi KLB, AHY Sebut KLB Ilegal

Baca juga: Ketua DPC PD Palembang Anton Nurdin: Lucu Moeldoko tak Pegang KTA Bisa Jadi Ketum Partai Demokrat

"Walaupun secara aklamasi memberikan kepercayaan kepada saya. tapi saya ingin memastikan keseriusan teman-teman semua," kata Moeldoko, seperti dikutip dari tayangan Kompas TV, Jumat (05/03/2021) sore.

Setelah menerima jawab dari kader menyatakan serius untuk mendukungnya, Moeldoko pun menerima keputusan tersebut.

"Baik, saya terima menjadi Ketua Umum Demokrat," ungkap Moeldoko.

Sementara itu, dalam diskusi di KompasTV, politisi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menyatakan bahwa KLB Sumatera Utara sebagai “abal-abal”.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Baca juga: Moeldoko Terpilih Jadi Ketua Umum Partai Demokrat Pada KLB Partai Demokrat di Sumut, Ini Katanya

Nama Moeldoko sejak awal memang santer disebutkan, sejak munculnya isu kudeta Partai Demokrat untuk melengserkan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyoni, yang mencuat ke publik sejak awal Februari 2021.

Melalui beberapa pertemuan pers, Moeldoko beberapa kali membantah terlibat dalam isu kudeta ini.

Moeldoko sempat menyinggung sosok Agus Harimurti Yudhoyono mudah terbawa perasaan atas gejolak di Partai Demokrat.

Berikut rangkuman pernyataan Moeldoko

Meoldoko mengungkapkan bahwa Kader Demokrat datang kepadanya dan menyampaikan keluhan sebagai kader partai.

Setelah namanya terseret dalam isu kudeta, Moeldoko merespons melalui konferensi pers virtual pada Senin (03/02/2021).

Moeldoko membantah tuduhan itu dan mengungkapk awal mula hingga duduk persoalan sehingga dia disebut terlibat dalam isu kudeta ini.

Moeldoko menyebut,  ada sejumlah tamu yang mendatanginya dan kemudian menceritakan situasi yang dihadapi dalam Partai Demokrat.

Dan jangan lupa subscribe, like dan share channel Tiktok Sriwijayapost di bawah ini:

Moeldoko tidak menyebut secara rinci siapa sosok tamu yang menemuinya itu. Dikatakan, tamu tersebut datang berbondong dan membicarakan banyak hal.

Sebagai mantan Panglima TNI, Moeldoko mengaku membuka pintu untuk siapa saja yang hendak bertamu.

Moeldoko menduga, isu itu berangkat dari foto-foto dirinya keteika menerima tamu-tamu (kader Partai Demokrat) tersebut.

"Mungkin dasarnya foto-foto, ya orang dari, ada dari orang Indonesia Timur, dari mana-mana kan pengin foto sama saya, ya saya terima aja, apa susahnya," katanya, dikutip dari Kompas.com.

Menanggapi curhatan tamu yang melapor kepadanya, Moeldoko sempat mengaku prihatin dengan situasi yang ada di tubuh Partai Demokrat.

"Saya sih sebenarnya prihatin melihat situasi itu karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat," paparnya.

Moeldoko juga menanggapi surat yang dilayangkan Agus Harimurti Yudhoyono kepada Presiden Joko Widodo, mengenai isu kudeta.

Moeldoko menyarankan, AHY tidak mudah terbawa perasaan atau “baperan” jika menjadi seorang pemimpin.

Moeldoko meminta agar AHY tidak mudah terombang-ambing.

Serta Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

"Saran saya ya, jadi seorang pemimpin seorang pemimpin yang kuat. Jangan mudah baperan, jangan mudah terombang-ambing dan seterusnya."

Moeldoko menyatakan prihatin melihat situasi yang berkembang di Partai Demokrat. Sebab, sejatinya Moeldoko turut mencintai Partai Demokrat.

"Berikutnya, kalau ada istilah kudeta itu ya kudeta itu dari dalam, masa kudeta dari luar," kata Moeldoko.

Moeldoko juga melalui media massa sempat menyampaikan pesan agar Partai Demokrat tidak membawa nama Istana ke dalam isu kudeta ini.

Keterlibatannya dalam isu kudeta itu, merupakan urusan pribadinya.

"Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi, jangan dikit-dikit Istana," kata Moeldoko.

"Jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini, karena beliau tidak tahu sama sekali, nggak tahu apa-apa dalam hal ini."

"Jadi itu urusan saya, Moeldoko ini, bukan selaku KSP. Murni Moeldoko," katanya.

Dalam kesempatan lain, Moeldoko berandai-andai, seandainya punya pasukan bersenjata, ia tetap tak bisa mengudeta kepemimpinan AHY.

ilustrasi
Update 5 Maret 2021. (https://covid19.go.id/)

Pergantian kepemimpinan partai, tak bisa dilakukan sembarangan dan harus mengacu pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah (AD/ART).

"Anggaplah (saya) Panglima TNI yang pengin bisa jadi Ketua Umum Demokrat, emangnya gue bisa gitu todong-todong senjata untuk para DPC, DPD, ayo datang ke sini, gue todongin senjata. Semua kan ada aturan AD/ART," katanya.

Moeldoko menegaskan, ia tak punya kuasa untuk mengudeta kepemimpinan Partai Demokrat.

Ia bahkan mengultimatum pihak yang terlibat dalam tudingan ini untuk berhati-hati dan tidak melakukan fitnah.

"Jadi saya ingatkan, hati-hati, jangan memfitnah orang. Hati-hati saya ingatkan itu," kata Moeldoko.****

Sumber: Tribunnews.com, "kini-jadi-ketum-demokrat-versi-klb-simak-pernyataan-moeldoko-yang-sempat-bantah-terlibat-isu-kudeta"

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sriwijayapost di bawah ini:

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved