Berita Muba Babel United

Tak Hanya Sekadar Omdo (Omong Doang), Manajer MBU Jadwalkan Bertemu Pelatih Kawakan Coach Banur

Coach Banur yang ketika mengarsiteki tim Cilegon United dibantu asistennya Budiardjo Thalib (eks pelatih Sriwijaya FC) merasa tersanjung

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Sudarwan
MO MUBA UNITED
Pelatih Bambang Nurdiansyah memberi pengarahan pada skuat Muba Babel United di Stadion Serasan Sekate, Sekayu, Musi Banyuasin 

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Tak mau sekadar omdo alias omong doang dan disambar tim lain, Manajer Muba Babel United, Achmad Haris dijadwalkan pada Selasa (9/3/2021) bakal melakukan pertemuan untuk membahas tindaklanjut dengan pelatih yang akrab disapa coach Banur ini.

"Tadi Pak Haris telepon itu. Hari Selasa minggu depan, pertemuan di Jakarta. Kebetulan beliau ada tugas ke Jakarta.

Ya sudah, janjian kita ketemu," ungkap Bambang Nurdiansyah ketika dikonfirmasi Sripoku.com, Kamis (4/3/2021).

Menanggapi rencana pertemuan hari Selasa minggu depan dengan manajer MBU yang bakal melakukan pembicaraan lanjutan kontrak untuk mengarsiteki Laskar Ranggonang, pelatih berlisensi kepelatihan Pro UEFA ini menyambut baik.

"Ya baguslah. Bagus kan pasti harus ada kejelasan saya sama Muba.

Intinya gini lho bahwa Muba menginginkan saya dan saya juga tidak keberatan.

Dan tentunya saya gak bisa ngomong apa-apa.

Seperti yang saya bilang karena memang belum deal apa-apa," kata mantan pelatih Persija.

Coach Banur yang ketika mengarsiteki tim Cilegon United dibantu asistennya Budiardjo Thalib (mantan pelatih Sriwijaya FC) merasa tersanjung dengan rencana MBU untuk mempertahankannya.

"Muba mau mempertahankan saya itu suatu kehormatan yang luar biasa menurut saya.

Tinggal kita bicarakan seperti apa. Kan seperti itu," ujar mantan pesepakbola empat kali Top Skor Liga Galatama.

Pelatih kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 28 Desember 1960 mengaku bisa menginjakkan kaki untuk melatih di Sekayu dan melewati Kota Palembang tentunya mengingatkan histori dirinya menjadi pemain klub kenamaan Palembang, Kramayudha Tiga Berlian di era Galatama.

"Ya kalau saya bicara Palembang bukan hal yang baru buat saya. Saya cukup lama di Palembang di Kenten posisi mess-nya waktu itu.

Di rumahnya H Abiasan Said. Kita tinggal di situ. Main untuk Kramayudha Tiga Berlian (era Galatama).

Bahkan dulu saya cukup lama di KTB. Tahun 1980-an," kata legend striker 1985–1986 Tim Krama Yudha Tiga Berlian era Galatama.

Banur masih mengenang sering mengikuti kompetisi saat membela KTB di Stadion Bumi Sriwijaya Jl POM IX Palembang.

"Kita sebetulnya jarang main di Patrajaya Plaju. Latihan aja. Yang sering itu mainnya di Stadion Bumi Sriwijaya.

Kompetisi mainnya di situ," kata Pelatih senior yang ditunjuk PSSI untuk menjadi intruktur kepelatihan untuk Lisensi C Diploma yang digelar Asprov PSSI Sumsel, di Hotel Duta Palembang sejak 6 hingga 18 November 2020.

Menurutnya pertemuan tersebut tentulah sangat penting karena akan membicarakan masa depan dirinya di Muba. Ia berharap mudah-mudahan berjalan lancar.

"Semuanya ada keputusan yang baik win win solution, kan gitu. Kalau bicara secara profesional, kan saya bilang dari kemarin.

Asal semuanya cocok yang kita jalani," kata Banur yang hobi berolahraga sepeda (gowes).

Tak hanya menunggu kepastian pinangan dari klub MBU, Banur juga mengaku telah ada beberapa (klub liga 1 yang nawarin) tetapi menurutnya Liga 1 juga kan wait and see.

"Apakah memang hire pelatih luar karena memang turnamen ini kan semacam buat sebuah ujicoba Piala Menpora ini.

Mereka tetap wait and see gitu dan kebanyakan klub-klub itu memanfaatkan pemain lokal yang ada dulu.

Nanti ketika liganya berjalan mungkin mereka akan mencari pelatih.

Tetapi kalau ada beberapa klub berhubungan sama saya. Normal itu," pungkasnya.

Manajemen Muba Babel United punya komitmen melanjutkan kerjasama dengan pelatih kawakan Bambang Nurdiansyah menjelang persiapan digulirkannya kembali kompetisi Liga 2 2021 yang dijadwalkan pada 26 Juni mendatang dan berakhir pada 27 November 2021,

"Kita saat ini sudah menghubungi pemain-pemain, menghubungi pelatih. Terutama menghubungi pelatih.

Berarti Insya Allah kita berkomitmen antara Muba United dengan Coach Bambang Nurdiansyah tetap melanjutkan kerjasama Liga 2021," ungkap Haris kepada Sripoku.com.

Sekilas informasi tetang Bambang Nurdiansyah yang pasca diliburkannya tim Muba United musim lalu, pulang ke rumahnya di komplek Perumahan Bukit Nusa Indah, Tangerang Selatan.

Begitu juga para pemain dan ofisial dipulangkan ke tempatnya masing-masing. Rata rata pemain MBU liburnya di luar.

Banur terlahir dari keluarga tentara yang terbiasa rutin berolahraga. Mulai dari bola basket, bulutangkis, hingga sepak bola.

Tapi sepak bola akhirnya jadi pilihan nomor satu karena lebih populer dan menyenangkan dimainkan ketika masih kecil.

Semula Banur bermain di berbagai posisi mulai kanan luar, kiri luar, second striker hingga akhirnya mantap memutuskan jadi striker sampai disebut-sebut mirip striker legendaris timnas Jerman, Gerd Muller.

Sebetulnya julukan Gerd Muller itu kali pertama muncul dari Abdul Kadir. Pemain senior yang berjasa membawanya jadi pemain profesional.

Besar kemungkinan peluang sekecil apa pun bisa jadi gol kalau sudah pegang bola di kotak penalti.

Banur pernah gabung di Indonesia Muda Malang hingga dilirik Persema Malang.

Kemudian masuk PSAD Surabaya dan dipanggil tim senior Persebaya untuk bermain di turnamen-turnamen tak resmi seperti Tugu Muda di Surabaya dan Siliwangi Cup di Bandung.

Tapi, Banur tak masuk skuad ketika Persebaya tampil di kompetisi resmi.

Mungkin dianggap masih terlalu hijau dan pada saat itu memang banyak pemain senior yang lebih siap bersaing di level tertinggi.

Banur sempat terpukul tak menembus tim utama Persebaya, klub besar yang punya sejarah di Indonesia.

Kegagalan di Bajul Ijo hanya menunda kesuksesannya di tempat lain.

Abdul Kadir, yang kala itu jadi pemain Persebaya, ternyata mengamati bakat Banur dari jauh.

Banur kaget bukan kepalang diajak ikut ke Arseto pada 1978.

Banur pun tak mau menyia-nyiakan kesempatan dan bertekad membalas kepercayaan Kadir.

Banur menjadi salah pemain muda yang bersinar bersama Arseto.

Ia dapat banyak pelajaran di Arseto. Kepercayaan diri, bermain efektif, dan selalu haus gol.

Entah berapa gol yang sudah saya cetak untuk Arseto.

Yang jelas klub itu menggemblengnya sebagai striker yang lebih matang.

Sayang, ia belum sempat mempersembahkan gelar juara Galatama untuk Arseto dan memutuskan pindah ke Tunas Inti pada 1982.

Trofi juara barunya cicipi ketika bermain di Yanita Utama.

Dua gelar sekaligus ia raih di Yanita Utama dan dua musim itu pula ia sukses menjadi top skor pada 1983 dan 1984.

Karier Banur makin melejit dan makin banyak tawaran yang datang.

Tapi, Krama Yudha Tiga Berlian jadi pelabuhan selanjutnya. Ua pun sukses membawa klub ini juara pada tahun 1985 dan lagi-lagi menyabet gelar pencetak gol terbanyak.

Kemudian Banur menjalani petualangan berikutnya ke Pelita Jaya pada 1986.

Di klub Jakarta ini ia juga berhasil merasakan dua kali juara Galatama dan satu musim di antaranya sukses menjadi top skor.

Setelah enam tahun membela Pelita Jaya saya memutuskan memperkuat Putra Samarinda yang kemudian jadi klub terakhir dalam karier profesionalnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved