Penuh Kasih Sayang, Bocah 12 Tahun Rawat Sendirian Ayah Dan Ibu yang Lumpuh, Cari Uang Sendiri

Di dalam rumah mereka yang hanya berukuran 4x5 meter persegi, Risalianus dengan telaten merawat kedua orangtuanya yang mengalami kelumpuhan.

KOMPAS.com/MARKUS MAKUR
Risalianus Aja (12), bocah kelas VI SDI Sopang Rajo, Kampung Kota Tunda, Desa Nanga Meje, Kecamatan Elar Selatan, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, begitu setia merawat ayah dan ibunya yang mengalami lumpuh. 

SRIPOKU.COM, MANGGARAI TIMUR -- Umurnya memang masih 12 tahun, tapi Risalianus Aja menunjukkan baktinya kepada kedua orangtuanya yang sakit denan merawat mereka dengan penuh kasih sayang.

Di dalam rumah mereka yang hanya berukuran 4x5 meter persegi, Risalianus dengan telaten merawat kedua orangtuanya yang mengalami kelumpuhan.

Dikutip dari Kompas.com, sang ayah yang bernama Benediktus Poseng, mengalami lumpuh sejak tahun 2019.

Sedangkan sang ibu yang bernama Wihelmina Mbi, mengalami lumpuh dan bisu usai melahirkan sang adik pada tahun 2016.

Hal ini membuat kedua orangtua dari Risalianus hanya bisa terbaring di rumah.

Pemandangan memilukan terlihat ketika Kompas.com mendatangi kediaman Risalianus.

Sang ayah terbaring tanpa alas tidur di sebuah kamar yang luasnya hanya 1.5x2 meter persegi.

Sementara sang ibu berbaring di ruang tamu cuma beralaskan beberapa papan.

===

Hidupi Keluarga

Saat Benediktus mulai mengalami kelumpuhan, Risalianus mengambil alih peran sang ayah.

"Dia yang urus makan, minum, dan membersihkan kotoran kami," tutur Benediktus

Sehabis mengurus kedua orang tuanya makan, Risalianus pergi ke sawah atau kebun mereka.

Itu dia lakukan di hari sekolah maupun saat libur.

Hasil kebun yang didapat kemudian dijualnya untuk membeli makan dan kebutuhan sehari-hari.

Keluarga yang tinggal di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur ini mempunyai kebun kopi dan kemiri.

Mereka juga mempunyai sawah dimana padinya dipanen dua kali dalam setahun.

Akan tetapi, hasil yang didapat tidak selamanya pasti.

Risalianus Aja (12), bocah kelas VI SDI Sopang Rajo, Kampung Kota Tunda, Desa Nanga Meje, Kecamatan Elar Selatan, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, begitu setia merawat ayah dan ibunya yang mengalami lumpuh.
Risalianus Aja (12), bocah kelas VI SDI Sopang Rajo, Kampung Kota Tunda, Desa Nanga Meje, Kecamatan Elar Selatan, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, begitu setia merawat ayah dan ibunya yang mengalami lumpuh. (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)

===

Awal Kelumpuhan

Benediktus bercerita lumpuh yang menimpanya berawal dari rasa nyeri di tulang.

Tubuhnya lalu kaku dan tak bisa digerakkan.

Rasa sakit itu pertama kali muncul sehabis pulang berkebun.

Sedangkan istrinya mengalami lumpuh seusai pulang dari rumah sakit.

"Istri saya itu mulai sakit saat melahirkan anak bungsu kami."

"Saat itu dia pingsan."

"Dia sempat dirawat di RSUD Ruteng selama tiga minggu," tutur Benediktus kepada Kompas.com, Sabtu (20/2/2021).

Istrinya juga mengalami kebisuan karena lidahnya tertarik ke dalam.

Itu mengakibatkan dia tidak bisa berbicara.

Benediktus mengatakan jika adik Risalianus saat ini tinggal bersama pamannya di Kampung Pepil yang berjarak puluhan kilometer dari Kota Tunda.

Dia menyampaikan, Rasalianus saat ini duduk di kelas VI SD Inpres Sopang Rajo, Kampung Kota Tunda, Desa Nanga Meje, Kecamatan Elar Selatan, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.

Keluarga Benediktus menggantungkan hidup dari belas kasih tetangga dan Komunitas Berbasis Gerejani (KBG), kelompok doa di tingkat keluarga.

Mereka juga memperoleh dana Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah.

===

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Risalianus, Ayah Ibunya Lumpuh, Sepulang Sekolah Dia Berkebun untuk Hidupi Keluarga"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved