Berita Palembang
Penyebab Ratusan Pedagang di Pasar 16 Ilir Palembang Bangkrut, Pengamat Ungkap 2 Faktor
Pandemi Covid-19 disinyalir menjadi penyebab tutupnya ratusan kios pedagang di Pasar 16 Ilir dalam setahun terakhir.
Penulis: Rahmaliyah | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Ratusan kios di Pasar 16 Ilir Palembang tutup akibat gulung tikar.
Pandemi Covid-19 disinyalir menjadi penyebab tutupnya ratusan kios pedagang di Pasar 16 Ilir dalam setahun terakhir.
Padahal, perputaran uang di pusat ritel terbesar di Sumatera Selatan itu bisa mencapai Rp 1 miliar dalam sehari.
Namun, sepinya kunjungan pembeli ke kios-kios pedagang yang mayoritas berjualan fashion tersebut, mau tidak mau membuat pedagang gulung tikar.
Ada pula pedagang agar tetap bisa mendapatkan penghasilan meski tak lagi berjualan, mereka mengontrakan kembali kios mereka.
Berdasarkan pantauan Sripoku.com, pedagang yang berada di Lantai 4 misalnya hanya tinggal segelintir saja.
Berharap kondisi bisa membaik ditahun ini sehingga lapak mereka kembali ramai oleh pembeli.
"Mau tidak mau masih harus jualan, karena barang banyak yang belum laku. Walaupun kondisinya sekarang sepi sekali. Sehari hanya bisa jual satu-dua baju," ujar Fitriani seorang pedagang, Senin (22/2/2021).
Sementara itu, General Manager PT Gandha Tata Prima (GTP) Yeyen, mengatakan jika saat ini tingkat okupansi kios yang ada di Pasar 16 Ilir hanya 70 persen.
30 persen diantaranya sudah gulung tikar sejak pandemi Covid-19 terjadi.
"Banyak pedagang gulung tikar dan tutup terutama selama tiga bulan pertama, pedang dan pembeli takut. Pertokoan yang tutup ini terutama penjual pakaian, karena modal tidak cukup dan perputaran keuangan operasional yang tidak stabil," jelasnya.
Tak sampai disitu, Penghasilan pedagang turun 0-30 persen di masa tiga bulan pertama setelah itu mulai merangkak di angka 40 persen.
"Biasanya sehari Rp 1 miliar perputaran perekonomian pedagang sebelum pandemi, sekarang masih ngesot. Kami minta mereka bertahan," katanya.
Untuk menyiasatinya, banyak pedagang yang masih berjualan juga mencari alternatif penjualan melalui Market Place atau online. "Jika tidak begitu mungkin sudah lama banyak yang tutup," katanya.
PAD Rp 95 Juta