Harga Cabai Lagi Meroket, Petani Waspada Aksi Pencurian di Kebun: Gantian Berjaga 24 Jam

Penjagaan dilakukan petani siang dan malam sebagai antisipasi para petani untuk mencegah terjadinya aksi pencurian di tengah meroketnya harga cabai.

Editor: RM. Resha A.U
TRIBUNSUMSEL.COM/Eko Hepronis
Anah buah Supriyanto ketika sedang melakukan perawatan di kebun cabai miliknya, di Kelurahan Jukung Kecamatan Lubuklinggau Selatan II, Kota Lubuklinggau Sumsel. 

"Akibatnya kenaikan sangat mempengaruhi stabilitas penjualan pedagang, hampir sebagian pedagang tidak menjual dengan partai besar lagi," ungkapnya.

Menanggapi naiknya harga cabai Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagrin) Kota Lubuklinggau, Surya Darma meminta masyarakat untuk mengurangi konsumsi makan cabai.

Baca juga: Jangankan Untung Balik Modal Pun Tidak, Pengrajin Tahu Tempe di Lubuklinggau Mogok Produksi

Baca juga: Wakil Wali Kota Lubuklinggau Siap Disuntik Vaksin Covid-19, Tumbuhkan Rasa Percaya Masyarakat

"Asal cabai yang dijual di Lubuklinggau ini rata-rata dari Curup Provinsi Bengkulu, dan sejauh ini belum terlalu bergejolak hingga sampai-sampai warga ngeluh," ujarnya.

Surya mencontohkan, keluhan harga cabai saat ini belum seperti keluhan harga daging sapi beberapa waktu lalu, ketika harganya melambung sampai-sampai ke tingkat nasional.

Surya mengatakan Disdagrin Lubuklinggau setiap hari melakukan pemantauan harga-harga di seluruh pasar di Lubuklinggau dan untuk mengupdate harga-harga.

"Hasilnya sampai sejauh ini tidak ada kenaikan yang signifikan, hampir rata-rata sama saja dengan sebelumnya," ungkapnya (Joy/TS).

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved