KKB Papua

USAI Subuh, 3 Anggota KKB Papua Tenteng Senjata Disergap Patroli TNI: 1 Ditembak Mati 2 Kocar-kacir

3 anggota KKB Papua yang menenteng senjata usai Subuh kepergok patroli TNI. Terjadi baku tembak.

Editor: Wiedarto
Kolase Facebook TPNPB dan TribunManado
Ilustrasi KKB Papua dan Pasukan Yonif 400/BR. 1 anggota KKB Papua ditembak mati oleh pasukan Yonif 400/BR 

SRIPOKU.COM, PAPUA--Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua akhirnya mendapat balasan setelah menewaskan dua anak buah Jenderal Andika Perkasa. 3 anggota KKB Papua yang menenteng senjata usai Subuh kepergok patroli TNI. Terjadi baku tembak.

Satu anggota KKB Papua tewas ditembak pasukan Batalyon Infanteri 400/Banteng Raider atau Yonif 400/BR, Kamis (4/2/2021).
Kontak tembak KKB Papua dan Yonif 400/BR terjadi di daerah Titigi, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Seperti dilansir dari Kompas.id dalam artikel 'TNI Lumpuhkan Satu Anggota KKB di Intan Jaya'

Komandan Korem 173/Praja Vira Braja Brigadir Jenderal Iwan Setiawan, saat dikonfirmasi, membenarkan informasi kontak tembak yang menewaskan satu anggota KKB Papua itu.

Identitas anggota KKB Papua yang tewas adalah Peria Mirip.

Iwan mengatakan, kontak tembak bermula saat pasukan Yonif 400/BR melaksanakan patroli di sekitar Titigi.

Patroli itu untuk mengantisipasi serangan dari KKB Papua yang sudah terjadi beberapa kali pada Januari.

Saat patroli itu, pada pukul 05.50 WIT, anggota TNI menemukan tiga anggota KKB Papua yang juga membawa senjata api.Terjadilah kontak tembak sehingga menewaskan Peria.

”Satu anggota berhasil dilumpuhkan, sedangkan dua anggota lainnya melarikan diri.

Di lokasi kejadian, anggota menemukan barang bukti berupa satu radio HT dan telepon seluler,” ujar Iwan.

Iwan menambahkan, prajurit di lapangan akan berkoordinasi dengan pemda setempat, pihak gereja, dan tokoh masyarakat setempat untuk menguburkan jenazah Peria.

”Anggota kami di lapangan masih mengejar dua anggota KKB Papua yang kabur hingga saat ini.

Upaya ini untuk mencegah serangan kelompok itu terhadap aparat keamanan dan warga sipil,” katanya.

Sementara itu, Pastor Yustinus Rahangiar, pimpinan perwakilan gereja Katolik di Intan Jaya saat dihubungi dari Jayapura pada Senin (1/2/2021) mengungkapkan, pelayanan publik di Intan Jaya terkendala karena kondisi keamanan yang tidak kondusif tersebut.

Pelayanan pendidikan dan pemerintahan tidak berjalan baik.

Halaman
123
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved