Partai Demokrat
Makin Panas, “Kudeta” Partai Demokrat Sebut Nama Moeldoko dan Iming-iming Uang
Politisi Partai Demokrat menyebut nama Moeldoko terkait upaya perebutan pimpinan partai itu, dan adanya iming-iming uang.
SRIPOKU.COM --- Perseteruan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang menuding ada gerakan "kudeta", mengambil paksa pimpinan partai itu, bukan hanya menyebut nama Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Jenderal Purn Moeldoko, tetapi menyebut adanya iming-iming uang.
Agus Harimurti mengungkapkan, dari berita acara pemeriksaan terhadap saksi ada upaya gerakan untuk menggelar konferensi luar biasa (KLB) partai untuk melengserkan ketua umum. Dikatakan, gerakan menargetkan 360 pemegang suara, dipengaruhi dengan imbalan uang.
Adanya rencana "kudeta" itu diungkapkan Agus Harimurti Yudhoyono dalam konferensi pers , Senin kemarin. Kemudian, sejumlah politisi Partai Demokrat seperti Andi Arief mengungkap "pihak Istana" yang dimaksud adalah Kepala KSP Moeldoko.
Baca juga: Djarot PDI Perjuangan Minta AHY Harus Buktikan Istana Kudeta Partai Demokrat
Baca juga: Andi Arief Blak-blakan Sebut Nama Moeldoko Terkait Ada Rencana “Kudeta” Ketum Demokrat
Menurut Agus Yudhoyono, "Karena mereka meng-klaim telah mendapatkan dukungan sejumlah petinggi negara lainnya. Kami masih berkeyakinan, rasanya tidak mungkin cara yang tidak beradab ini dilakukan oleh para pejabat negara, yang sangat kami hormati, dan yang juga telah mendapatkan kepercayaan rakyat," kata Agus, purnawirawan perwira menengah TNI ini.
Seperti dikutip KompasTV, politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik, menyebut ada imbalan Rp 100 juta untuk pimpinan di daerah. Masing-masing akan diberi uang muka Rp 25-30 juta apabila mau memberikan dukungan.
Kepala KSP Moeldoko mengakui ada pertemuan, namun tidak tahu soal apa. Menurutnya, banyak orang datang ke rumahnya karena dia terbuka 24 jam bagi siapa saja. Namun Moeldoko hanya mendengarkan. "Gue dengerin aja," kata Moeldoko kepada KompasTV, Senin (01/02/2021).
Baca juga: Moeldoko Dituding Terlibat Kudeta Demokrat, Sosok Jenderal yang Dekat dengan SBY dan Pramono Edhie
Pengamat politik dari Indo Baromater Muhammad Qodari mengatakan, apa yang disampaikan Agus Harimurti sebenarnya merupakan manuver, agar tidak ada pendongkelan terhadapnya. Hal itu dikemukakan agar tidak menjadi gosip.
Moeldoko disebut-sebut sebagai pejabat "lingkaran Istana" yang dimaksud berupaya mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengungkapkan bahwa Moeldoko menemui sejumlah pimpinan Partai Demokrat dari mulai tingkat pusat hingga daerah.
Pertemuan itu, menurut Herzaky, terungkap berdasarkan kesaksian dan BAP sejumlah pimpinan tingkat pusat dan daerah setelah bertemu dengan Moeldoko. Dikatakan, tujuan Moeldoko mengambil alih Partai Demokrat dalam kepentingan pencalonan pemilihan presiden 2024 mendatang.
“Mereka dipertemukan langsung dengan KSP Moeldoko yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara inkonstitusional untuk kepentingan pencapresan 2024,” kata Herzaky melalui keterangan resminya kemarin.
Menurut Herzaky, tindakan Moeldoko merupakan penyalahgunaan kekuasaan dengan cara mencatut nama Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Terkait pencatutan nama, Partai Demokrat sudah mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi untuk meminta klarifikasi. Partai Demokrat masih menunggu respons Presiden untuk menjawab polemik itersebut.
Sementara politikus Partai Demokrat lainnya, Andi Arief mengatakan bahwa Moeldoko adalah sosok lingkaran Istana yang dimaksud.
"Banyak yang bertanya, siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko,” kata Andi Arief melalui akun Twitter-nya.