HEBOH Lihat Benda Berasap Turun dari Langit dan Meledak, Hantam Rumah Munjilah, Begini Kata Ahli

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Kamis (28/1/2021) kemarin, warga di desa Muyodadi dihebohkan dengan ledakan dan dentuman dari langit.

Lalu terlihat benda asing mengeluar asap dari langit yang jatuh di kawasan desa mereka.

Sontak warga Desa yang merupakan bagian dari Punggur, Lampung Tengah, Lampung itu, membuat warga khawatir.

Bahkan, mereka makin khawatir karena Benda Berasap Turun dari Langit itu, karena meluncur cepat ke arah rumah pasangan suami istri yang sudah tua.

Apalagi dalam waktu hitungan detik, terdengar suara keras yang ternyata menimpa rumah Munjilah.

Warga pun bergegas ke rumah Munjilah karena khawatir. Namun akhirnya lega karena mendapati perempuan yang sudah lanjut usia itu dalam keadaan sehat.

Karena penasaran mereka kemudian mendatangi bagian dapur seperti ditunjukkan oleh Munjilah.

Terlihat benda hitam dan tampak masih hangat serta mengeluarkan sisa asap yang belakangan diketahui adalah batu Meteor atau meteorit.

Karena khawatir, maka warga kemudian melaporkan hasil temuan ini ke pihak peneliti yang akhirnya menyimpulkan jika benda hitam berkarat jatuh dari langit itu adalah meteorid.

Berikut itu, fakta dan kronologis,Hebob Lihat Benda Berasap Turun dari Langit dan Meledak, Hantam Rumah Munjilah, Begini Kata Ahli:

Mengeluarkan Asap

Seperti diketahui, Rumah Munjilah (60), warga di Dusun 5 Astomulyo, Desa Muyodadi, Punggur, Lampung Tengah, dihantam batu meteorit, Kamis (28/1/2021) malam, menjadi heboh.

Sebab ditemukan batu aneh yang mengeluarkan asap.

Munjilah mengatakan, mulanya ia dan suami mendengar suara benda berat jatuh disertai dentuman keras.

"Saya sama suami langsung ke dapur. Di dinding bagian bawah ada batu," ujar dia, Jumat (29/1/2021).

Setelah mendengar bunyi dan Munjilah kaget karena melihat di tanah tempat batu itu terjatuh terdapat cerukan berdiameter 20 cm dan berkedalaman 6 meter bekas dihantam benda keras.

Tetangga Munjilah, Dalijo menyebut, dirinya dan beberapa warga mendengar suara ledakan dari rumah Munjilah sekitar pukul 22.00 WIB. "Lagi kumpul, kami dengar suara keras seperti ledakan," tutur dia.

Terdengar Ledakan dan Asap dari Langit

Bukti lainnya yang dikemukan warga yang merupakan tetangga. Yakni, sebelum suara ledakan terdengar, warga juga sempat melihat kepulan asap di langit.

Karena penasaran, mereka kemudian mendatangi rumah Munjilah dan menemukan batu.

"Saya sempat pegang, terasa agak hangat," tutur Dalijo.

Meteorid

Menurut OAIL Peneliti dari Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) Robiatul Muztaba yang mendatangi rumah Munjilah batu tersebut adalah meteorid.

Sebab, setelah mengambil sampel batu dengan mengikis batu tersebut. Robiatul mengatakan, setelah proses penelitian berjalan, ia memastikan bahwa benda itu memang adalah meteorit.

"Benar, itu adalah batu sisa meteorit yang masuk ke bumi."

"Ada sejumlah ciri yang sesuai dengan benda antariksa," kata dia.

Ia mengatakan, beberapa ciri yang mendukung bahwa batu itu adalah meteorit yakni memiliki kandungan logam yang dikenal dengan nama stony iron.

Lalu, ada sisi hitam di bagian batu akibat gesekan dengan atmosfer.

Pihaknya juga sudah melakukan penelitian dan uji batu tersebut.

"Sudah kami uji dengan magnet. Ketika ditemukan pemilik rumah, batu tersebut dalam kondisi hangat."

"Itu merupakan dampak bebatuan yang bergesekan dengan atmosfer. Ada proses pembakaran di sana,” kata Dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan Itera Lampung tersebut.

Menurut dia, batuan tersebut juga mengandung unsur hidrat yang memicu oksidasi dengan ditunjukkan adanya bagian batu yang berwarna kekuningan.

Bahkan, Batu itu juga memiliki kandungan air, tapi bukan air dari bumi.

Sehingga batu tampak berkarat meski dalam waktu yang singkat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Munjilah Kaget Dengar Suara Dentuman, Ternyata Rumahnya Dihantam Meteorit, Ini Ceritanya", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2021/01/30/09212111/munjilah-kaget-dengar-suara-dentuman-ternyata-rumahnya-dihantam-meteorit-ini?page=2

Editor : David Oliver Purba