Akbar Alfaro Benarkan Sedang Bangun Pesantren di Sekitar Lokasi Prasasti Talang Tuo
Anggota DPRD Palembang, Akbar Alfaro, membenarkan bahwa pesantren yang sedang dibangun seluas 5 hektare di dekat penemuan Prasasti Talang Tuo
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Refly Permana
Lokasi penemuan prasasti sudah dibebaskan, namun belum diketahui atas nama pemerintah kota atau provinsi, sedangkan wilayah sekitar lahan masih luas ditemui tanaman kelapa sawit milik pererorangan.
Budi bersama tim bertemu dengan seorang pekerja yang kabarnya akan membangun sebuah pondok pesantren di wilayah sekitar penemuan prasasti.
Baca juga: POLISI Tarik Paksa Bayi,Beri Aku 5 Menit untuk Menyusui: Momen Haru Ibu Pertahankan Anaknya
Menurut pekerja tersebut, tanah yang akan dibangun pesantren adalah milik salah seorang anggota DPRD Kota Palembang yang kabarnya sudah mengetahui bahwa adanya lokasi penemuan prasasti bersejarah.
"Kabarnya memang akan menjadi lahan untuk pendidikan, tapi mereka juga tetap akan melestarikan lokasi penemuan prasasti dengan tidak akan merekayasa wilayah seperti tempat lain, melainkan membiarkan lahan tersebut seperti saat ini," ujarnya.
Budi memberikan masukan kepada pekerja yang dipercayakan untuk membangun area tersebut, Maulana untuk menanam tanaman seperti yang disebutkan di dalam Prasasti Talang Tuo.
"Mereka menerima masukan tersebut dan terbuka untuk menerima saran lainnya, dengan akan tetap mempertahankan lahan aslinya," ujarnya.
Budi juga sempat bercerita bahwa tanah di sekitar lokasi penemuan sudah menjadi milik pererorangan, bahkan sudah banyaknya perumahan sebagian besar sudah ada pemiliknya.
Baca juga: Tiga Hari Lagi Gubernur Sumsel Herman Deru Suntik Vaksin Covid-19 Kedua, Lokasinya bukan di Gandus
Oleh karena itu, perlu adanya perhatian lebih lanjut terhadap lokasi penemuan tersebut, jika tidak maka lahan tersebut akan tertutupi oleh lahan bisnis di sekitar.
Untuk itu, Balar Sumsel meminta agar adanya koordinasi satu meja untuk membahas kelanjutan lokasi penemuan Prasasti Talang Tuo tersebut.
"Hal yang jelas tanah lokasi penemuan prasasti sudah dipagar, dan diberikan tanda bahwa di tempat itu pernah ada ditemukan prasasti, hal itu perlu.
Tapi untuk siapa yang leading sectornya, harus duduk satu meja masing-masing tidak bisa menentukan berhak atau tidak, oleh karena itu Balar juga sudah berkoordinasi dengan pihak terkait bagaimana bagusnya kedepan," ujarnya.
Dari penenitian Balar Pusat pertama kali yang menggunakan penelitian Pollen atau serbuk sari, tidak ditemukan apa-apa pada permukaan tanah seperti gerabah atau keramik.
Baca juga: Gubernur Dapatkan Vaksinasi Covid-19 Kedua Kamis Depan, Penyuntikan di Puskesmas Multiwahana
Apalagi saat ini sudah ditanami kelapa sawit, tentu akan semakin menyulitkan untuk melakukan penelitian Pollen.
Namun jika dilakukannya ekskavansi harus melihat adanya indikasi penemuan pada permukaan, hal tersebut masih dalam kajian Balar Sumsel.
"Langkah awal ini harusnya memang dilakukan penelitian pollen atau serbuk sari yang pernah dilakukan pada tahun 1980 itu diulang lagi. Kita harus survei dulu," ujarnya.
Terpenting lainnya, menurutnya perlu duduk bersama untuk pemangku kepentingan tersebut, karena setelah adanya penelitian itu, harusnya memang ada lanjutan dari dinas-dinas terkait.
"Kita akan diskusikan kembali penelitian seperti apa yang cocok untuk wilayah tersebut, juga penting karena jika memang tidak segera, wilayah itu sudah menjadi wilayah metropolitan dibangun perumahan," ujarnya.