Berita Palembang
Warga Mandi Air Kuning Berkarat, PDAM Tirta Musi Janji 10 Ribu Pelanggan Dipasang Tahun Ini
"Perkiraan 10 ribu pelanggan baru yang akan kita pasang, lokasinya di Seberang Ulu dan Ilir Barat," jelasnya.
Penulis: Rahmaliyah | Editor: Yandi Triansyah
Laporan Wartawan Sripoku.com, Rahmaliyah
SRIPKU.COM, PALEMBANG - Permasalahan distribusi air bersih yang belum dirasakan oleh warga Kota Palembang, khususnya mereka yang bermukim di kawasan Perumahan baru direspon Pemerintah Kota Palembang dengan mempercepat investasi guna meningkatkan kapasitas produksi.
Sekretaris Daerah Kota Palembang, Ratu Dewa mengatakan, PDAM Tirta Musi telah melakukan sejumlah langkah peningkatan kapasitas melalui percepatan investasi satunya pembangunan intake karang anyar 2.
"Saya sudah dapat konfirmasi, tahun ini secepatnya diupayakan calon pelanggan yang masuk daftar tunggu bisa dilakukan pemasangan, nanti secara bertahap," ujarnya.
Dikatakan Dewa, keterbatasan kapasitas produksi menjadi faktor utama yang membuat distribusi air bersih terbatas.
"Untuk saat ini kawasan perumahan baru memang masih belum tersentuh distribusi air bersih. Mudah-mudahan dengan peningkatan investasi PDAM, melalui Intake Karang Anyar bisa memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Kota Palembang," katanya.
Sementara, Direktur Utama PDAM Tirta Musi, Andi Wijaya mengungkapkan, untuk mempercepat investasi mereka belum lama ini telah mendapatkan pinjaman komersil dari PT Bank Sumsel Babel sehingga diharapkan kekurangan kapasitas produksi bisa dikejar dan dapat meningkatkan pelayanan masyarakat.
"BSB mau membiayai salah satu instalasi water treatment kita di Karang Anyar 2 yang kapasitasnya bila selesai 500 liter/detik, 1 liter/detik untuk 40 pelanggan sehingga total operasional bisa melayani 40 ribu pelanggan. Tahun ini kucuran pinjaman sudah kita terima" jelasnya.
Kerjasama ini kata Andi akan berlangsung selama 10 tahun.
"Dengan percepatan investasi, kita juga dapat insentif dari World Bank yang diberikan dalam bentuk aset sebesar 30 persen, baik bentuknya pompa dan pipa. Rp 93 Miliar ini akan digunakan untuk instalasi air minum saja," katanya.
Ia pun memastikan pada April 2021 nanti, calon pelanggan yang masuk daftar tunggu akan dilakukan pemasangan.
"Perkiraan 10 ribu pelanggan baru yang akan kita pasang, lokasinya di Seberang Ulu dan Ilir Barat," jelasnya.
Andi juga mengungkapkan, kapasitas produksi mulai berangsur meningkat, dari sebelumnya dikisaran 4.000 liter perdetik, sekarang menjadi 4.400 liter perdetik.
"Semoga dengan rampungnya intake Karang Anyar 2 masyarakat Kota Palembang bisa mendapatkan distribusi air bersih dari PDAM," tutupnya.
Keluh Kesah Warga
Pagi baru saja menyapa, Kamis (21/1/2021).
Rayuana ibu rumah tangga di Merah Mata, Kota Palembang ini sudah memulai aktivitasnya.
Mulai dari mencuci, mandi dan lainnya.
Untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya itu, ia harus mengambil air sumur dari belakang rumahnya.
Maklum sejak lima tahun tinggal di rumahnya itu, mereka sekeluarga memanfaatkan air sumur itu.
Tragisnya, air sumur yang digunakan warga warna kuning dan berkarat.
Namun warga mengaku terpaksa. Karena tak ada pilihan lagi.
Karena sampai saat ini penyaluran air PDAM Tirta Musi belum masuk hingga ke wilayahnya.
Dia bercerita, setiap hari untuk kebutuhan mandi, mencuci dan lain sebagainya, dia harus menyaring air dari sumur karena kualitas air yang kuning berkarat.
Air tersebut berasal dari sumur galian yang dulunya adalah rawa-rawa yang dijadikan sumur, sehingga kualitas air tidak dapat menjadi lebih bening lagi.
"Kalau sehari-hari ya dari sumur, tapi kalau minum kami beli air galon," ujarnya, Kamis (21/1/2021) mengawali cerita.
Rayuana mengeluhkan masalah PDAM ini dengan nada yang kesal, dia sudah bosan karena terlalu sering mengajukan untuk masuknya air PDAM ke wilayahnya.
"Dulu kami sering mengajukan, sekarang sudah bosan ngurusin air ini yang belum masuk sampai sekarang," keluhnya.
Menurutnya, pipa PDAM sudah ada terlihat dipasang, namun aliran air belum dilakukan hingga saat ini.
Tidak hanya dirinya, tetangga sekitar rumahnya pun belum mendapatkan aliran air bersih, padahal wilayahnya termasuk ramai penduduk.
Dia meminta pemerintah untuk segera mengalirkan air bersih hingga ke wilayahnya, sehingga suplai air bersih dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Kota Palembang.
Selain itu, warga lainnya yang memiliki permasalahan sama adalah Aditya Salam, di Perumahan Rompok Alam Fromula, Sematang Borang Palembang, selama dua tahun terakhir hanya bisa mengandalkan sumur yang dibuatkan oleh pihak developer.
"Kami pakai air sumur itu tau sendiri kualitas air yang berasal dari bekas timbunan rawa, pasti kuning," ujarnya.
Sejak pindah ke perumahan tersebut pada Tahun 2019 lalu, keluarganya hanya bisa mengandalkan air dari sumur yang kuning dan berkarat.
Hal tersebut karena sumur tersebut dibuat dari timbunan rawa yang membuat kualitas air buruk dan tidak layak.
"Kami sudah bilang ke pihak PDAM, tapi katanya harus ada minimal 5 rumah yang mengajukan, padahal di daerah sini sudah ramai rumah," ujarnya.
Begitu pun dirasakan warga Perumahan Griya Lembah Hijau, Perumnas Sako Baru, Palembang, Nurhayati yang harus menutup sumur bor rumahnya karena kualitas airnya yang tidak bagus.
Air sumur yang kuning dan berkarat tidak layak pakai untuk pemakaian sehari-hari, sehingga keluarganya seringkali kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
Parahnya, keluarganya hanya bisa mengandalkan penampungan air hujan atau membeli air yang dijual per dirigen.
"Kami harus beli air sekitar Rp.2.500 per dirigen atau Rp.190.000 per tengki mobil. Lebih susah lagi kalau musim kemarau," ujarnya.
Kesulitan ini sudah dirasakan keluarga dan warga sekitar yang sudah menempati perumahan tersebut lebih dari 3 tahun terakhir.
"Katanya disini mau dipasang, tapi sudah 3 tahun kami disini belum ada PDAM Tirta Musi yang masuk," ujarnya. (*)
Baca juga: Prostitusi di Kawasan Puncak Bogor Kian Menjamur, Berkedok Tawarkan Vila, 2 Muncikari Diamankan
Baca juga: Jenazah Rion Akan Dikawal Polisi, Walikota Lubuklinggau Upayakan Istri Penumpang SJ 182 Jadi Honorer