GELAP Gulita, KMP Gurita Tenggelam, 284 Penumpang Hilang: Ucok Selamat 17 Jam Mengapung
Dalam catatan sejarah, KMP Gurita berangkat dari Pelabuhan Malahayati pada tanggal 19 Januari 1996 pukul 18.45 WIB.
KMP Gurita juga dipaksakan mengangkut barang yang jumlahnya mencapai 50 ton, seperti 10 ton semen, 8 ton bahan bakar, dan 15 ton tiang beton listrik.
Ditambah lagi dengan bahan sandang-pangan kebutuhan masyarakat Sabang serta 12 kendaraan roda empat dan 16 roda dua.
Muatan sesak sebenarnya sudah lazim terjadi dalam kapal yang memiliki panjang 32,45 meter, lebar 7,82 meter, dan tinggi 2,54 meter ini.
Yang menjadi pembeda hari itu, kebanyakan penumpang adalah warga Sabang yang kembali.
Mereka pulang kampung untuk menyambut hari meugang dan puasa pertama yang jatuh pada 22 Januari 1996.
KMP Gurita diketahui tenggelam di antara 5-6 mil laut dari Perairan Teluk Balohan, Sabang.
Dari total 378 penumpang, 40 orang dinyatakan selamat, 54 orang ditemukan meninggal, dan 284 orang dinyatakan hilang bersama-sama dengan KMP Gurita.
25 tahun berlalu, bangkai kapal yang berada didasar laut Teluk Balohan Sabang itu tak berhasil diangkat dari dasar laut.
Kisah Korban Selamat
Muhibuddin Ibrahim merupakan korban yang berhasil selamat dari tragedi KMP Gurita.
Mihibuddin yang biasa disapa Ucok Sibreh beserta rekannya bernama Indra, terdaftar sebagai penumpang resmi KMP Gurita.
Pada saat itu, ia dan rekannya masuh duduk dbangku kelas XI Sekolah Menengah Atas (SMA) 3 (usia 17-an).
Hari Jumat, 19 Januari 1996 mereka berencana ke Kota Sabang untuk melakukan suatu urusan sekalian liburan.
Satu-satunya transportasi yang membawa ke Sabang, adalah dengan menggunakan KMP Gurita.
Sore itu, Ucok dan Indra membeli tiket penumpang di loket resmi kapal.
Mereka kemudian naik ke atas kapal.
Pukul 18:45 WIB, kapal kemudian meninggalkan Pelabuhan Malahayati menuju Balohan, Sabang,
Namun naas dalam perjalanan menuju Sabang KMP Gurita yang ditumpangi mereka tenggelam pada pukul 20.30 malam.
Ucok berkisah, malam itu dia beserta rekannya sedang berada di buritan kapal melihat air yang menghantam bagian depan kapal semakin mendekati mereka.
