Gempa Bumi
ANGGOTA Basarnas Terbirit-birit Dikejar Massa Bergolok, Gagal Usir Korban Gempa yang Rebut Bantuan
Bahkan, warga nyaris menganiaya anggota Basarnas yang hendak ke Kota Mamuju.
SRIPOKU.COM, MAMUJU - Media sosial dihebohkan dengan video singkat memperlihatkan warga yang menjarah bantuan logistik di Mamuju. Bahkan, warga nyaris menganiaya anggota Basarnas yang hendak ke Kota Mamuju.
Kejadian itu viral di media sosial sejak tadi.
Kabarnya terjadi di daerah Desa Tadui, sebelah utama Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).
Belum diketahui pasti apa penyebabnya.
Namun kabarnya anggota Basarnas itu melarang warga mengambil bahan makanan secara paksa.
Tampak dalam video yang beredar anggota Basarnas diusir oleh warga.
Bahkan diburu di tengah jalan.
Kemudian satu orang dari arah belakang mengacungkan benda tajam kepada anggota Basarnas yang berlari ke arah mobil putih yang ditumpangi.
Beruntung beberapa warga melarang oknum tersebut sehungga anggota Basarnas itu selamat dari serangan.
"He jangan-jangan. Sudah-sudah, kita ini ditimpa bencana," teriak warga dalam video itu.
Sebuah video pendek viral di media sosial. Video berdurasi 30 detik menunjukkan aksi sejumlah warga mengambil paksa bantuan yang disebut akan disalurkan ke korban gempa di Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Terkait hal tersebut, warga maupun instansi swasta yang akan menyalurkan bantuan logistik kepada korban gempa di Sulawesi Barat diimbau untuk melapor ke Polres terdekat.
Hal itu perlu dilakukan menyusul beredarnya video yang memperlihatkan adanya dugaan penjarahan mobil pengangkut bantuan.
"Terkait video yang beredar itu kami masih penyelidikan. Bahwa diharapkan semua bantuan dikoordinasikan dengan posko, melalui kepolisian dan TNI, agar setiap bantuan dikawal," kata Kepala Bidang Humas Polda Sulbar Kombes Syamsu Ridwan kepada Kompas.com melalui telepon, Sabtu (16/1/2021).
Dalam pemberian bantuan logistik itu, Ridwan tak menampik adanya laporan tentang warga yang berdesakan untuk mendapat bantuan.
Namun demikian, pihaknya belum bisa memastikan apakah hal tersebut berkaitan dengan aksi kriminalitas penjarahan atau karena proses distribusinya yang bermasalah, sehingga membuat warga saling berebut.
"Kalau dari video itu, warga terlihat mau dapat bantuan tapi tidak melalui posko-posko. Jadi bagi masyarakat yang mau memberikan bantuan jangan sendiri-sendiri," ujar dia.