Syekh Ali Jaber Meninggal Dunia

Fakta-fakta Syekh Ali Jaber, Berasal dari Madinah Resmi Berkebangsaan Indonesia Sejak Tahun 2012

Syekh Ali Jaber merupakan Pendakwah dan Ulama yang telah resmi berkewarganegaraan Indonesia sejak tahun 2012.

Instagram
Syekh Ali Jaber 

SRIPOKU.COM - Kabar duka datang dari pendakwah kenamaan, Syekh Ali Jaber meninggal dunia.

Syekh Ali Jaber meninggal dunia pada Kamis (14/1/2021) pagi.

Hal ini terlihat langsung dari postingan Instagram sahabatnya, Ustaz Ahmad Alhabsyi.

Pantauan Sripoku.com, Ustaz Ahmad Alhabsy tampak memposting foto berdua bersama Syekh Ali Jaber.

"INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJIUN..
.
TELAH BERPULANG KE RAHMATULLAH GURU KITA, ULAMA KITA, MUJAHID KITA, SAHABAT SAYA..ALMARHUM SYEIKH ALI JABER ..
.
MOHON KE IKHLASANNYA UNTUK MENGHADIAHKAN SURAH ALFATEHA BUAT BELIAU...,"tulisnya.

Baca juga: INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJIUN, Syekh Ali Jaber Meninggal Dunia, Setelah Positif Covid-19

Baca juga: Syekh Ali Jaber Meninggal di Usia 44 Tahun dalam Keadaan Negatif Covid-19, Akun Yayasan Membantah

Sementara itu, nama Syekh Ali Jaber sudah tak asing lagi di Tanah Air yang dikenal sebagai ulama besar dan pendakwah kondang asal Madinah.

Pemilik nama lengkap Ali Saleh Mohammed Ali Jaber atau yang lebih dikenal dengan Syekh Ali Jaber lahir di Madinah, 3 Februari 1976 silam.

Berikut fakta-fakta Syekh Ali Jaber :

Syekh Ali Jaber merupakan Pendakwah dan Ulama yang telah resmi berkewarganegaraan Indonesia sejak tahun 2012.

Ia juga menjadi juri pada Hafiz Indonesia dan menjadi Da'i dalam berbagai kajian di berbagai stasiun televisi nasional.

Sejak kecil Syekh Ali Jaber telah menekuni membaca Alquran.

Tak lain, ayahnyalah yang awalnya memotivasi Ali Jaber untuk belajar Alquran.

Dalam mendidik agama, khususnya Alquran dan shalat, ayahnya sangat keras, bahkan tidak segan-segan memukul bila Syekh Ali Jaber kecil tidak menjalankan shalat.

Keluarga Syekh Ali Jaber dikenal sebagai keluarga yang religius.

Di Madinah Syekh Ali Jaber memiliki masjid besar yang digunakan untuk syiar Islam.

Sebagai anak pertama dari dua belas bersaudara, Ali Jaber dituntut untuk meneruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam.

Meski pada awalnya apa yang ia jalani adalah keinginan sang ayah, lama-kelamaan Syekh Ali Jaber menyadari itu sebagai kebutuhannya sendiri dan pada usia sebelas tahun, ia telah hafal 30 juz Alquran.

Syekh Ali Jaber
Syekh Ali Jaber (Tangkap layar YouTube/SUDUT PANDANG)

Pendidikan formal dan informal, di Madinah:

Ia menjalani pendidikan, baik formal maupun informal, di Madinah.

Tahun 1410 H/1989 M, ia tamat ibti­daiyah, tahun 1413 H/1992 M tamat tsa­nawiyah, tahun 1416 H/1995 M tamat aliyah.

Tahun 1417 H/1997 M hingga saat ini ia mulazamah (melazimi) pela­jaran-pelajaran Al-Qur’an di Masjid Nabawi, Madinah.

Kehidupan Pribadi

Sejak kecil Ali Jaber telah menekuni membaca Alquran.

Ayahandanyalah yang awalnya memotivasi Ali Jaber untuk belajar Alquran, karena dalam Alquran terdapat semua ilmu Allah SWT.

Dalam mendidik agama, khusus­nya Alquran dan shalat, ayahnya sa­ngat keras, bahkan tidak segan-segan me­mukul bila Ali Jaber kecil tidak men­jalankan shalat.

Ini implementasi dari hadis Nabi Muhammad SAW yang membolehkan memukul anak bila di usia tujuh tahun tidak melaksanakan shalat fardhu.

Keluarganya dikenal sebagai keluarga yang religius.

Syekh Ali Jaber memiliki masjid besar di Madinah yang digunakan untuk syiar Islam.

Se­bagai anak pertama dari dua belas ber­saudara, Ali Jaber dituntut untuk mene­ruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam.

Meski pada awalnya apa yang ia jalani adalah keinginan sang ayah, lama-kelamaan ia menyadari itu sebagai ke­butuhannya sendiri.

Tidak mengheran­kan, di usianya yang masih terbilang be­lia, sebelas tahun, ia telah hafal 30 juz Alquran.

Sejak itu pula Syaikh Ali memulai ber­dakwah mengajarkan ayat-ayat Allah SWT di masjid tersebut, kemudian belanjut ke masjid lainnya.

Selama di Madinah, ia juga aktif sebagai guru tahfizh Alquran di Masjid Nabawi dan menjadi imam shalat di salah satu masjid kota Madinah.

Awal datang ke Indonesia

Awalnya Syekh Ali Jaber hanya melakukan kunjungan ke Indonesia karena masih ada hubungan darah yakni kakeknya yang asli dari Jawa Tengah.

Pada tahun 2008 itulah saat ia berusia 32 tahun, Syekh Ali Jaber pertama kali bertemu dengan Umi Nadia, wanita asal Lombok yang membuatnya jatuh hati.

Kebetulan ia menikahi seorang gadis shalihah asli Lombok, Indonesia, bernama Umi Nadia, yang lama tinggal di Madinah.

Menikah dengan wanita Keturunan Indonesia bernama Umi Nadia, dan telah memiliki 1 anak bernama Fahad Ali Jaber yang lahir pada tahun 2017, saat ini menetap di Pondok Bambu Jakarta Timur.

Selama menetap di Lombok, awalnya ia menjadi imam besar dan khotib di Masjid Agung Al Muttaqin.

Ia juga ditugaskan menjadi guru Tahfidz di Islamic Centre di Masjid yang sama.

Selepas berdakwah di Lombok, ia mulai mengunjungi ibukota Jakarta.

Pada tahun yang sama, ia melaksana­kan shalat Maghrib di masjid Sunda Ke­lapa Jakarta Pusat karena suaranya yang merdu saat melantunkan ayat suci Aluqran.

Selepas shalat ada salah seorang pengurus masjid memin­tanya untuk menjadi imam shalat Tara­wih di masjid Sunda Kelapa, karena saat itu hampir mendekati bulan Ramadhan.

Maka Sejak itulah ia terus mendapat keper­cayaan masyarakat di sejumlah tempat di Indonesia.

Demi menunjang komunikasinya dalam berdakwah, ia pun mulai belajar bahasa Indonesia dan akhirnya sanggup berbicara bahasa Indonesia dengan lancar.

Syekh Ali Jaber bahkan mengaku sangat cinta dengan tanah air dan ingin terus menyebarkan dakwah-dakwahnya hingga akhir hayat.

Lalu, pada akhir tahun 2012, ia resmi mendapatkan kewarganegaraan Indonesia yang dianugerahkan langsung oleh presiden Indonesia saat itu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Syekh Ali Jaber
Syekh Ali Jaber (Tangkap layar YouTube Data Fakta)

Sementara itu pada tahun 2020 lalu saat tengah menyampaikan ceramah di Masjid Falahuddin Tamin Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, Minggu (13/9/2020) Syekh Ali Jaber mendapatkan insiden tak terduga.

Ulama atau pendakwah Syekh Ali Jaber tersebut telah menjadi korban penusukan oleh orang tak dikenal (OTD) saat mengisi ceramah di Bandar Lampung.

Seketika itu ulama Sykeh Ali Jaber harus dilarikan ke Puskesmas Gedong Air untuk mendapatkan pertolongan medis setelah menjadi korban penusukan orang tak dikenal di Bandar Lampung.

Banyak pihak yang mengecam atas pengakuan gangguan kejiwaan yang dialami oleh pelaku sebagai alasan AA bertindak keji terhadap Syekh Ali Jaber.

Salah satunya yakni Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam RI) Mahfud MD.

Mahfud MD pun menanggapi spekulasi terkait gangguan jiwa pelaku dalam kasus penusukan Syekh Ali Jaber.

Menurut Mahfud MD, penyelidikan atas kasus tersebut akan dilakukan secara transparan.

Syekh Ali Jaber terinfeksi Covid-19

Sementara itu kabar Syekh Ali Jaber terinfeksi covid-19 pernah disampaikan melalui akun fanpage resmi Syekh Ali Jaber di Facebook dan instagram @yayasan.syekhalijaber.

Melalui video yang diposting, Syekh Ali Jaber menyampaikan tidak menyangka, padahal sering swab berkali-kali dan hasilnya negatif.

Ia menyebut beberapa hari lalu batuk, kemudian mengalami panas.

Dikira panas biasa, Syekh Ali Jaber kemudian minum obat penurun panas dan obat batuk, madu.

"Saya disuruh swab lagi, tidak merasa sama sekali akan positif. Di swab datang ke rumah, ternyata hasilnya positif," katanya.

Saat itu, Syekh Ali Jaber melaksanakan isolasi mandiri.

Namun kondisi tubuhnya panas naik turun, batuk, dan sesak napas.

Ketika tidak kuat lagi karantina mandiri, langsung dibawa ke rumah sakit.

"Saya keadaan sekarang stabil, walau kadang masih sesak napas," ujarnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved