Mantan Bawahan Ungkap Hubungan Komjen Listyo Sigit Prabowo dan Jokowi, Ini Profil Calon Kapolri

Bursa Kapolri menggantikan Jenderal Idham Aziz, saat ini mulai mengerucut pada nama Komjen Pol Listyo Sigit Purnomo, menjadi calon tunggal.

Editor: adi kurniawan
Ist/handout
Listyo Sigit Prabowo, Calon Tunggal Kapolri 

SRIPOKU.COM -- Bursa Kapolri menggantikan Jenderal Idham Aziz, saat ini mulai mengerucut pada nama Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo, menjadi calon tunggal.

Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo pun tinggal selangkah lagi menjadi Kapolri.

Setelah diusulkan oleh Jokowi calon Kapolri ini akan menjalani serangkaian uji kelayakan di DPR.

Penunjukan Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo menjadi Kapolri mengejutkan banyak pihak.

Karena Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo menyingkirkan sejumlah nama yang lebih 'populer'.

Mereka adalah, Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono, dan Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar.

Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo yang dulunya menjabat Kapolresta Solo tak menyangka oleh mantan bawahannya Kompol Edison Panjaitan yang saat itu menjabat sebagai Kanit Serse.

Kompol Edison Panjaitan tak mengira jika atasannya itu bakal orang tertinggi di Korps Bhayangkara.

"Apa benar Pak Sigit jadi Kapolri?," tanya dia saat dihubungi TribunSolo.com, Rabu (13/1/2021).

"Wah hebat sekali," imbuhnya.

Baca juga: Mengenal Sosok Calon Kapolri Pilihan Presiden Jokowi, Pengungkap Kasus Korupsi Kelas Kakap

Baca juga: Penerimaan CPNS 2021 Segera Dibuka, 6 Dokumen Ini yang Harus Disiapkan Saat Pendaftaran Cek Disini

Oleh penuturan Kompol Edison Panjaitan, karir Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo terbilang melejit.

Tercatat, setelah bertugas di Solo karir Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo terus meningkat hingga yang terbaru menjadi Kabareskrim Polri.

"Hebat sekali karinya," puji Kompol Edison Panjaitan.

Banyak yang menyebut, kedekatan dengan Listyo, membuat Jokowi percaya kepada Mantan Kapolresta Solo itu.

Namun, sepengetahuan Edison, kedekatan itu sebenarnya tak terlalu terlihat saat mereka berdua bertugas di kota Solo beberapa tahun silam.

"Kalau momen kedekatan ya pas menangani Bom Gereja Kepunton. Selain itu, biasa saja tidak ada yang istimewa," ujarnya.

"Nggak tahu kalau pas Pak Sigit jadi Ajudan Pak Jokowi," pungkasnya.

Hobi Motor Trail

Di mata Edison, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo adalah sosok yang baik dan ramah.

"Orangnya baik, saya ingat beliau bersama Wakilnya Pak Lutfi," kata Kompol Edison Panjaitan, yang saat itu menjabat sebagai Kanit Serse Polresta Solo, pada Rabu (13/1/2021).

Edison menambahkan Komjen Listyo Sigit Prabowo hobi mengendarai motor trail bersama Wakilnya, Irjen Pol Achmad Lutfi.

"Dulu nyebutnya trabas, beliau suka trabasan bersama Pak Lutfi," ujarnya.

"Kebetulan yang diajak para anggotanya, saya enggak ikut karena tidak bisa hehe," ungkapnya.

Menurut Edison, saat kepemimpinan Listyo, kasus kriminal yang paling menonjol adalah insiden Bom Gereja Kepunton.

"Seingat saya hanya itu yang menonjol," katanya.

Saat itulah, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo bersama sama Jokowi ikut menangani dan langsung datang ke lokasi.

"Saat itu datang bersama sama dan ikut menenenangkan situasi, selain mendatangi lokasi beliau berdua juga menjenguk keluarga di rumah sakit," paparnya.

Punya Aset Tanah

Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo resmi ditunjuk sebagai calon tunggal Kapolri.

Presiden Jokowi juga sudah mengajukan nama Listyo ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

Menilik kiprahnya, nama Listyo memang bukan asing lagi di korps Bhayangkara.

Listyo merupakan jenderal bintang 3 yang telah berusia 51 tahun.

Tepatnya, dia merupakan putra asli kelahiran Ambon, Maluku pada 5 Mei 1969 lalu.

Listyo merupakan lulusan akademi kepolisian tahun 1991.

Tak hanya itu, dia juga pernah mengenyam pendidikan S-2 di Universitas Indonesia (UI).

Sebelum menjadi Kabareskrim, Listyo pernah menduduki sejumlah jabatan penting di institusi kepolisian RI.

Karirnya mulai melejit saat menjabat Kapolres Kota Surakarta pada 2011.

Tepatnya, saat presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.

Dia kemudian dipindahtugaskan menjadi Kasubdit II Dittipidum Bareskrim Polri pada tahun 2012.

Selanjutnya, Listyo menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Tenggara pada 2013.

Setahun setelahnya, dia diminta menjadi ajudan presiden Jokowi pada 2014 lalu.

Berikutnya, dua tahun setelahnya dia menjabat sebagai Kapolda Banten pada 2016.

Kemudian, Listyo menjabat sebagai Kadiv Propam Polri pada 2018 dan Kabareskrim pada 2019.

Harta Kekayaan Listyo Sigit Prabowo

Harta kekayaan Listyo Listyo terakhir kali melaporkan hartanya pada Desember 2019, ketika dirinya menjabat sebagai Kabareskrim Polri.

Total kekayaannya mencapai Rp8,31 miliar.

Mantan ajudan Presiden Jokowi itu memiliki tanah dan bangunan di Kota Semarang, Kota Tangerang, serta Jakarta Timur senilai Rp6,15 miliar.

Listyo tercatat hanya memiliki Toyota Fortuner senilai Rp320 juta.

Ia memiliki harta bergerak lainnya sebesar Rp975 juta, serta kas dan setara kas Rp869,7 juta.

Prestasi Listyo Sigit Prabowo

1. Masuk Tim Gabungan Kasus Novel Baswedan

Listyo ternyata pernah termasuk ke dalam tim gabungan yang mengusut kasus penyiraman air keras penyidik senior KPK Novel Baswedan.

Saat itu dia menjabat sebagai Kadiv Propam Polri.

Tim tersebut dibentuk oleh Jenderal Tito Karnavian yang saat itu masih menjabat sebagai Kapolri.

Dalam Surat Tugas Kapolri Nomor Sgas/3/I/HUK.6.6/2019 itu tertera 65 orang lintas profesi yang akan turut mengusut kasus ini.

Tito bertugas sebagai penanggung jawab tim dan didampingi Wakapolri Komjen Pol Ari Dono sebagai wakil penanggung jawab.

Sejumlah Pati Polri seperti Irwasum Komjen Putut Eko Bayu Seno, Kabareskrim Komjen Arief Sulistyanto, dan Kadiv Propam Irjen Listyo Sigit turut terlibat dalam mengasistensi tim.

Landasan dasar pembentukan tim ini diketahui adalah rekomendasi Komnas HAM untuk Polri, lantaran kasus Novel yang tak kunjung menemukan titik terang.

2. Kasus Sengkarut Djoko Tjandra

Tak lama menjabat sebagai Kabareskrim, Listyo langsung dihadapkan dengan kasus sengkarut Djoko Tjandra yang sempat terdeteksi melarikan diri dan beraktivitas di Indonesia. Padahal, saat itu dia masih berstatus sebagai buronan interpol.

Saat itu, Listyo diperintahkan Presiden Jokowi untuk mencari dan menangkap Djoko Tjandra. Tak lama, dia melakukan penjemputan dan menangkap Djoko Tjandra di salah satu apartemen mewah di Malaysia.

Bahkan kasus ini pun sempat menyeret dua jenderal polisi ke meja persidangan. Ada dua klaster hukum dalam sengkarut pelarian Djoko Tjandra di Indonesia.

Pertama, klaster hukum suap pencabutan red notice yang menyeret empat orang sebagai terdakwa yaitu Djoko Tjandra dan pengusaha Tommy Sumardi selaku pemberi suap.

Selanjutnya, mantan Kadiv Hubinter Polri Irjen Napoleon Bonaparte dan Mantan Karo Korwas PPNS Bareskrim Polri Brigjen Prasetijo Utomo sebagai penerima suap.

Kedua, klaster hukum surat jalan palsu dengan terdakwa Djoko Tjandra, Mantan Karo Korwas PPNS Bareskrim Polri Brigjen Prasetijo Utomo dan Anita Kolopaking.

3. Kasus Kebakaran Kejagung RI

Tak hanya kasus Djoko Tjandra, nama Listyo juga disorot karena turun tangan menangani kebakaran kasus kebakaran gedung Kejaksaan Agung RI.

Dalam kasus ini, Bareskrim Polri juga telah menyimpulkan tidak ada unsur kesengajaan dalam kebakaran Kejaksaan Agung. Adapun penyebab kebakaran karena nyala api terbuka (open flame) dari pekerja yang tengah renovasi bangunan.

Mabes Polri telah menetapkan total sebanyak 11 orang tersangka. Rinciannya, 8 orang diumumkan sebagai terlebih dahulu yang kemudian penyidik menetapkan 3 orang tersangka baru.

Kedelapan tersangka pertama adalah T, H, S, dan K yang merupakan tukang bangunan yang berkegiatan renovasi di lantai 6 biro kepegawaian Kejaksaan Agung RI. Selanjutnya, pemasang wallpaper berinisial IS.

Kemudian, mandor tukang berinisial IS, perusahaan penyedia cairan pembersih TOP cleaner yang tidak memiliki izin edar Direktur PT APM yang berinisial R dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kejaksaan Agung RI berinisial NH.

Tiga tersangka baru adalah MD yang merupakan peminjam bendera PT APM atau perusahaan yang mengadakan pembersih lantai yang diduga memperkuat penjalaran api di tempat tersebut.

Kemudian, konsultan perencana Aluminium composite panel (ACP) dari PT IN berinisial J dan mantan pegawai Kejaksaan Agung RI berinisial IS yang diduga lalai dalam penunjukkan J sebagai konsultan pemasangan ACP.

Dalam kasus ini, tersangka dijerat dengan pasal 188 KUHP Jo pasal 55 huruf 1 ke 1 KUHP dengan hukuman pidana penjara di atas 5 tahun.

4. Selamatkan Uang Negara Rp 222 Miliar Sepanjang Tahun 2020

Bareskrim Polri tercatat sepanjang tahun 2020 telah menyelamatkan uang negara sebanyak Rp222.753.250.083. Jumlah itu didapatkan sejak bulan Januari hingga Oktober tahun 2020.

Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, jumlah tersebut merupakan hasil penanganan dari 435 perkara korupsi yang ditangani sepanjang tahun 2020.

Pada tahun 2020 tercatat, Bareskrim Polri menerima laporan polisi terkait kasus tindak pidana korupsi sebanyak 1.346. Dari angka itu, 435 diantaranya sudah ada yang rampung atau P21 sebanyak 393, dilimpahkan 16 dan dihentikan atau SP3 ada 26 perkara.

Sementara itu, sampai saat ini, Bareskrim Polri masih melalukan proses penyidikan sehanyak 911 perkara tindak pidana rasuah di Indonesia.

Sementara itu, jika diakumulasi dari tahun 2018 hingga 2020 dewasa ini, Bareskrim Polri tercatat sudah menyelamatkan keuangan negara sebesar Rp3.698.866.116.012.

Sedangkan, kerugian negara sejak tahun 2018-2020 mencapai Rp7.620.934.195.431. Dengan total jumlah laporan polisi mencapai 4.321. Dengan rincian, 2.080 P21, 111 dihentikan, 62 dilimpahkan dan proses sidik sebanyak 2.068.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi mengajukan Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal Kapolri ke DPR RI.

Listyo Sigit akan menjadi Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis yang memasuki masa pensiun Januari 2021.

Komjen Listyo Sigit Prabowo satu-satunya nama yang diajukan Jokowi ke DPR untuk mengikuti proses fit and proper test.

Ketua DPR RI Puan Maharani mengumumkan nama Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal Kapolri di gedung DPR, Jakarta, Rabu (13/1/2021).

Puan mengumumkan hal itu setelah menerima Surat Presiden (Supres) untuk calon Kapolri yang dibawa langsung Mensesneg Pratikno ke DPR.

Puan Maharani menyatakan, Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo menjadi calon tunggal yang diusulkan presiden.

"Bahwa surpres telah kami terima dari Bapak Presiden yang mana Bapak Presiden menyampaikan usulanbpejabat Kapolri yang akan datang dengan nama tunggal yaitu bapak Listyo Sigit Prbaowo yang saat ini menjabat Kabareskrim di Polri," kata Puan.

Nantinya, DPR akan segera memproses dan menggelar uji kelayakan dan kepatutan calon Kapolri.

"Setelah hari ini terhitung 20 hari kedepan,bkami DPR akan memproses pelaksanaan mekanisme DPR dalam mengusulkan dan m

emberikan persetujuan atas calon tunggal Kapolri yang akan datang yaitu Listyo Sigit Prabowo," ujarnya.

Turut hadir pimpinan DPR lainnya adalah Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin, Sufmi Dasco Ahmad dan Rachmat Gobel.

===========================

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Profil Listyo Sigit Prabowo Calon Kapolri Pilihan Jokowi, Harta Kekayaan dan Prestasi yang Mencolok

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved