'Bu Pesawatnya Los Contact' Detik-detik Kadislog Lanud Supadio Tak Bisa Hubungi Istri dan 2 Anaknya
Namun, pesawat hilang kontak pada jam 14.44 WIB dengan titik terakhir di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.
SRIPOKU.COM, PONTIANAK-Detik-detik terakhir Sriwjaya Air SJ 182 akan jatuh, terungkap dari percapakan Kadislog Lanud Supadio, Kolonel Teknik Akhmad Khaidir yang menghubungi mertuanya Nanik Mardiyah (57).
"Bu, pesawatnya lost contact, saya tidak bisa berbicara banyak, Bu," ujar Nanik menirukan ucapan menantunya, dikutip dari Antara, Minggu (10/1/2021).
Duka mendalam dirasakan Nanik Mardiyah karena hingga kini masih berharap anaknya, Rahmania Ekananda bersama dua cucunya Fazila Ammara (6), dan Fathima Ashalina (2,5), serta pengasuh cucunya, Dinda Amelia (16) bisa ditemukan.
Kedukaan lebih mendalam lagi dirasakan oleh Kolonel Teknik Akhmad Khaidir yang kehilangan istri dan anaknya, Perwira Menangah TNI AL ini memang menantikan kedatangan istri dan anaknya Sabtu (9/1/2021) siang itu.
Sebab, dia baru saja pindah tugas dan promosi menjadi Kepala Dinas Logistik Lanud Supadio, sang istri dan anaknya menyusul ke pontianak dengan menumpang Sriwijaya Air SJ 182
Mengenai kabar bahwa istri dan dua anak Kolonel Teknik Akhmad Khaidir yang terdaftar sebagai penumpang Sriwijaya Air dibenarkan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Indan Gilang B, ketika dikonfirmasi Sabtu.
Dilansir dari kompas.com, Nanik Mardiyah, warga asal Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur ini mengakui, anaknya Rahmania hendak pulang ke rumahnya di pontianak.
Suami Rahmania, Kolonel Ahmad Khaidir merupakan seorang perwira TNI AU yang bertugas di Lanud Supadio Pontianak.
Khaidir mendapat promosi dan diharuskan bekerja di luar daerah.
Maka itu, pada Sabtu, putri pertamanya itu juga mengirimkan foto cucu-cucunya yang tengah menunggu di ruang tunggu.
Namun, Sabtu sore, Nanik panik karena tidak dapat menghubungi putri pertamanya itu.
Menantunya mengabarkan bahwa pesawat yang ditumpangi Rahmania hilang kontak.
Cari Informasi di Televisi
Segera mungkin dia mencari informasi di televisi dan internet.
Namun, saat itu informasi masih minim.
Barulah sekitar maghrib mulai banyak informasi yang menyebutkan sekaligus membenarkan bahwa pesawat yang ditumpangi Rahmania lost contact.
Nanik mengaku tidak bisa tidur nyenyak memikirkan nasib anak dan cucu-cucunya.
Semalaman menunggu kabar kepastian nasib mereka. Tubuh letih kurang istirahat pun diabaikannya demi mendapatkan kepastian kabar.
Anggota Keluarga Sudah Berkumpul
Anggota keluarga lainnya juga berkumpul, mendampingi Nanik.
Semenjak suaminya meninggal dunia, Nanik tinggal seorang diri.
Tiga anaknya semua di perantauan. Nanik menyebut, anaknya adalah sosok yang suka berbagi kepada orang lain dan perhatian pada orangtuanya.
"Yang tidak bisa saya lupakan, dia suka memberi, selalu berbagi kepada orang lain," kata Nanik.
Dwi Agung, paman dari korban mengatakan, pihak TNI sudah bersedia menyiapkan fasilitas kendaraan jika keluarga di Kediri ingin ke Jakarta guna memastikan kabar terbaru.
Namun, karena kondisi, akhirnya tawaran itu ditolak. Keluarga sudah meminta agar anak ketiga Nanik yang di Denpasar, Bali, mengurus masalah tersebut bersama dengan suami Rahmania.
"Sebetulnya tadi malam semua ajudan suaminya (suami Rahmania) sudah kontak, tapi yang di sana (Jakarta) ngurusi adiknya," kata Dwi Agung.
Kini, keluarga berharap keajaiban dari kejadian tersebut, yaitu Rahmania, anak, serta pengasuh bisa ditemukan.
Sebelumnya diberitakan, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jurusan Jakarta-Pontianak dinyatakan hilang kontak pada Sabtu.
Sesuai dengan jadwal, pesawat berangkat jam 14.36 WIB dan tiba di Pontianak jam 15.44 WIB.
Namun, pesawat hilang kontak pada jam 14.44 WIB dengan titik terakhir di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.
===
Menurut Ny Nanik, selama dirinya di Jakarta, ia melihat putrinya sibuk mengurus kepindahan sekolah kedua cucunya dari Pontianak ke Jakarta. Ny Nanik memang menyarankan Rahmania untuk menyekolahkan anak anaknya di Jakarta. "Agar mudah menemui daripada ke Pontianak," kata Ny Nanik.
Turuti Apapun Permintaan Nanik
Selama bertemu di Jakarta itu, apa yang menjadi keinginan Ny Nanik, selalu dituruti Rahmania.
Ny Nanik tidak menangkap hal itu sebagai isyarat buruk. Yakni dirinya bakal berpisah dengan putrinya sekaligus tidak bisa menggendong kedua cucunya lagi. Bagi Ny Nanik, sikap menyenangkan putrinya sebagai hal biasa. Wujud tawadu atau bakti seorang anak kepada orang tua. Di sisi lain, ia menilai putrinya termasuk orang yang baik. Rahmania dikenal pemurah sekaligus ringan tangan kepada keluarga maupun orang lain yang membutuhkan.
"Apalagi ayahnya (almarhum Zarkasi) juga sudah tidak ada (meninggal dunia)," terang Ny Nanik yang berharap masih ada keajaiban dalam peristiwa yang terjadi. Ny Nanik berharap Rahmania dan kedua anaknya serta pengasuhnya ditemukan dalam keadaan selamat. "Keluarga berharap masih ada keajaiban," tambah Ny Nanik.
Komunikasi terakhir dengan keluarga di Kediri dilakukan saat Rahmania memberitahu tengah menunggu Sriwijaya Air yang lagi delay.
Setelah itu, keluarga putus kontak hingga menerima kabar Sriwijaya Air jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Keluarga Kediri sempat menghubungi Kolonel Ahmad Khaidir yang berada di Pontianak. Perwira TNI AU tersebut membenarkan istri dan anaknya ada di dalam pesawat yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Seperti diketahui, pesawat Sriwijaya Air yang lepas landas dari Bandara Soekarno- Hatta dengan tujuan Bandara Supadio, Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu Sabtu sore (9/1/2021). Sesuai data manifes, jumlah korban sebanyak 62 orang. Yakni terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru pesawat.
===
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Bu, Pesawatnya Hilang Kontak, Saya Tidak Bisa Berbicara Banyak"", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2021/01/11/15495601/bu-pesawatnya-hilang-kontak-saya-tidak-bisa-berbicara-banyak?page=3.