Harga Karet di OKU Sentuh Rp 10 Ribu, Petani Kini Semangat: Hujan & Jalan Becek Kami Paksa Nyadap

DILEMA petani karet seperti tak kunjung habis. terkadang getah banyak harga anjlok, lalu getah kering harga naik.

Penulis: Leni Juwita | Editor: Refly Permana
sripoku.com/leni juwita
Petani karet sedang berada diaeral kebun karet diwilayah Kecamatan Semidangaji Kabupaten Ogan Komering Ulu. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Leni Juwita

SRIPOKU.COM, BATURAJA - DILEMA petani karet seperti tak kunjung habis. terkadang getah banyak harga anjlok, lalu getah kering harga naik.

Saat ini, harga karet di OKU memang mengalami kenaikan, namun setiap hari hujan turun sehingga petani karet tidak bisa menyadap.

Namun nampaknya masalah cuaca yang kurang bersahabat ini tidak menyurutkan semangat petani menyadap karet.

“Pokoknyo tetap semangat, mu,pung harga karet lagi tinggi,” tutur Ismail (42), seorang petani karet.

Baca juga: Tugas Rawat Venue FIFA U-20 World Cup 2023 di Palembang, Tahun Ini Tanggung Jawab Kementerian PU

Pria asal Kecamatan Semidangaji ini mengaku terus berangkat ke kebun karet meskipun dalam cuaca hujan.

Hujan yang turun di waktu pagi memang menjadi penghalang bagi sebagian orang untuk berangkat ke kebun karena udara dingin, jalanan becek, dan banyak hewan penghisap darah sejenis lintah yang hidup di darat.

Namun, itu semua bukan masalah berarti bagi petani yang tinggal di Desa Singapura tersebut.

Bayangan rupiah yang akan dihasilkan jauh lebih menarik ketimbang harus berleha-leha di rumah menanti hujan yang tak kunjung reda.

Musim penghujan memasuki awal tahun 2021 ini menjadi berkah bagi suami Endang Kurnia teresbut.

Sebab hujan kali ini biasanya hanya berlangsung di pagi hari, setelah agak siang hujan dan mendung berangsur pergi dihantikan munculnya matahari.

Baca juga: DUNIA KINI PANIK: Varian Baru Covid-19 Semakin Mengganas: China Lockdown, Jepang Status Darurat

Di waktu hujan sudah reda itu dimanfaatkan oleh Ismail untuk menyadap karet, agar sadapannya tidak sia-sia Ismail langsung memberi pupuk beku .

Kalau dalam keadaan normal  pemupukan dilakukan setelah semua pohon karet selesai disadap.

Namun dimusim penghujan ini, harus disiasati dengan cara segera melakukan pemupukan begitu sudah terlihat cuaca sudah mulai mendung.

Dengan sistim ini getah karet yang sudah tuusn dimangkok penampung tidak akan terbuang sia-sia akibar hujan turun.  

Ayah dua anak ini mengaku bergairah menyadap karet karena harga sedang naik berkisar Rp 10.000/kg-Rp 13.000/kg untuk karet yang ditimbang dua mingguan.

Kenaikan harga yang cukup menggembirakan ini disambut baik oleh petani karet,

Sejak dua pekan terakhir harga getah karet ditingkat petani sudah menyentuh angka Rp 10.300/kg.

Baca juga: Jembatan Musi VI Dicemaskan Jadi Titik Macet Baru di Palembang, Termasuk Saat Lampu Menyala di Malam

Kenaikan harga karet diawal tahun ini membuat petani karet di Kecamatan Semidangaji lebih optimis.

Para petani dengan wajah sumringah menceritakan kegembirannya menyambut kanaikan harga getah karet.

Meskipun harga kerat saat ini belum  seberapa dibandingkan  harga  termahal  yang pernah terjadi sekitar tahun 2000-an yang sempat hampir menyentuh anggka Rp25.000/kg saat itu.

Namun  harga Rp 10.300/kg pada pekan 1 bulan  Januari 2021  ini sudah membuat petani girang dan berharap harga karet terus bergerak naik atau paling tidak bertahan diangkat Rp 10.000/kg.

Dikatakan Ismail, apabila harga karet bertahan di angka Rp 10.000/kg saja  roda perekonomian petani karet   bisa  berputar, bisa memenuhi kebutuhan  hidup sehari-hari dan membiayai anak sekolah.

Pantauan dilapangan, harga getah karet diitngkat petani memang sudah menunjukan grafik terus naik meskipun belum signifikan.

Baca juga: TERJADI Unlawful Killing 4 Anggota Laskar FPI: Ini Dia Rekomendasi Lengkap KOMNAS HAM

Dimulai dari harga Rp.7000/kg, sedikit demi sedikit terus bergerak naik, dua minggu sebelumnya harga-harga karet masih diangkat Rp 9.300/kg.

Disisi lain berangsur naiknya harga karet ini  disambut positif oleh petani, aktivitas petani karet kini sudah mulai terlihat, sejumlah pemilik kebun karet yang selama ini frustasi dan membiarkan kebun karetnya terlantar kini sudah kembali ke kebun.

Petani terlihat giat kembali mengurus kebun karetnya,  bahkan sejumlah   pemilik kebun yang memiliki pekerjaan lain seperti PNS,  karyaan swasta  dan lainnya kini sudah mulai rajin meninjau kebunnya khususnya dihari libur.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved