Bola Lokal
Libur Kompetisi, Pemain Sriwjaya FC Ambrizal Pilih Pergi ke Hutan Kendarai Mobil dan Lakukan Ini
Kapten Tim Sriwijaya FC, Ambrizal bersama temannya tour offroad Pekanbaru-Padang, 25-27 Desember 2020.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: adi kurniawan
Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Makin gokil saja alias gila-gilaan hobi ekstrem yang dilakukan Kapten Tim Sriwjaya FC Ambrizal, yang naik turun tebing terjal Adventure offroad Akhir Tahun 2020 guna menaklukkan Tour Pekanbaru-Padang, 25-27 Desember 2020.
Kapten Tim Sriwijaya FC, Ambrizal bersama temannya tour offroad Pekanbaru-Padang, 25-27 Desember 2020.
"Lumayam buat ngisi waktu libur kompetisi dan cari suasana asri dalam hutan," ungkap Ambrizal kepada Sripoku.com, Senin (28/12/2020).
Kali ini Ambrizal menjadi salah satu dari 11 orang dengan menggunakan 6 unit kendaraan jeep Suzuki Katana melakukan tour offroad ini.
"Keseruannya pergi bersama pulang harus bersama," kata pemain paling senior di klub berjuluk Laskar Wong Kito ini.
Bagi pemilik jersey Sriwijaya FC nomor punggung 19 ini track yang cukup menantang andrenaline, dengan keberanian dan butuh skill mengendalikan diri dan pemandangan pesona alam yang indah suatu hal yang selalu dinikmatinya dalam berolahraga yang satu ini.
Bahkan rutinitas latihan offroad dengan menaklukkan medan track yang ada di Provinsi Riau sudah menjadi santapannya, di samping terus melakukan latihan sepakbola.
"Rutinitas offroad itu sekali seminggu aja biar kayak gini kita latihan di rumah jadi pas sekali seminggu kita offroadnya ke hutanlah. Sekalian refreshing," kata Ajo.
Pria kelahiran Kabupaten Kuantan Singingi Riau, 1 Februari 1981 ini juga mengaku kerap menjajal medan adventure offroad di seputaran Riau dan Jambi.
Tak jarang, Ambrizal melakukan olahraga berat ini mengajak kedua putranya uji adrenalis sekaligus memberikan refreshing.
Pasca lebaran lalu, Ambrizal melakukan offroad di luar kota yakni Desa Tapung Kabupaten Rohul, Provinsi Riau. Kali ini main di Sungai.
Ia bersama 9 rekannya dan ada yang membawa keluarga merasakan offroad kali ini tak sekadar murni berolahraga saja, melainkan juga berekreasi camping mendirikan tenda kecil. Memasak dan menyantap makan siang di dalam hutan.
"Ada 10 orang, bawa bekal dari rumah. Nantinya masak di dalam hutan," kata pemain paling senior dan terlama menghuni Sriwijaya FC.
Sebelumnya pria yang akrab disapa Ajo ini bersama rekannya ngabuburit alias jelang berbuka puasa menaklukkan medan berat di track offroad Danau Buatan Rumbai Pesisir Pekanbaru.
"Sebelumnya saya bareng teman-teman offroader main offroad. Sekalian berbuka puasanya di sana. Soalnya waktu itu ngumpul-ngumpul mesti di luar zona, ya pinggiran kota," kata Ajo.
Ambrizal mengaku para pehobi offroad kendaraan 4X4 kali ini diikuti 10 unit. Ia sendiri masih memakai Suzuki Jimny Katana 91 sejak 2014.
"Sering touring atau event di Pekanbaru dan Sumbar. Pas libur sekarang ini buat ganti olahraganya. Obat suntuk. Kalau lagi kompetisi sepakbola, mobil ini diselimuti di rumah. Tapi kalo lagi libur gini pas lagi di rumah aku pakai sehari-hari," kata Ajo.
Selain kepuasan bisa menaklukkan rintangan pada olahraga uji nyali adrenalin ini, juga sekaligus menggantikan latihan olahraga dalam mencari keringat.
"Kepuasannya uji nyali adrenalin. Kepuasannya bisa menaklukkan rintangan sekaligus ganti olahraga. Keringatnya luar biasa. Aku cari keringatnya," katanya.
Untuk memiliki unit mobil offroad ini menurutnya belanjanya dilakukan secara bertahap.
"Modalnya dari awal. Belanja dikit dikit. Kadang Rp 500 ribu, Rp 1 juta. Jadi gak kerasa. Bangun steph by steph, pelan pelan. Yang penting dak ngutang," pungkasnya.
Seperti diketahui, meski bakal segera mengantongi lisensi B yang notabenenya bisa menjadi pelatih tim Liga 2, namun kapten tim Ambrizal menyatakan bakal tetap fokus menjadi Stoper Sriwijaya FC.
"Aku masih belum ke situ (jadi pelatih), tapi masih fokus bagamana mencapai target Sriwijaya FC untuk bisa lolos Liga 1. Barulah mikir ke situ," ungkap Ambrizal yang kini berlibur kumpul bareng kedua anak dan istrinya di Marpoyan Damai, Pekanbaru Riau.
Ambrizal sendiri tahun ini menuntaskan kursus kepelatihan lisensi B lanjutan untuk modul 2 yang berlangsung 9-21 Maret 2020 lalu di Bali.
Pemain senior Laskar Wong Kito ini menyatakan tekadnya untuk menuntaskan misinya mengembalikan kejayaan Sriwijaya FC yang pernah menyandang double winner.
"Walaupun di putaran 2 aku dapat tawaran melatih, namun tetap konsen di Sriwijaya dulu. Ya ada tawaran untuk melatih di klub Liga 3 Riau. Tapi saya saat ini masih mau fokus main dulu," ujar bapak dua anak (M Noval Amar Tamimi dan M Amruzalmar Aqori) buah pernikahannya dengan Marlia Kusuma Ningsih.
Di usianya yang tidak muda lagi sebagai pesepakbola profesional, Ambrizal yang mengenakan kostum nomor punggung 19 ini mengaku telah kepikiran untuk beralih profesi bergelut di dunia bisnis.
"Sebenarnya mau juga beralih ke bidang lain. Sudah berapa kali bisnis. Ujungnya ke bola. Coba bisnis showroom mobil, buka kafe, toko pakaian. Mikir ujungnya ke bola. Makanya aku jaga kondisi semampunya," ungkap sang kapten Tim kebanggaan Sriwijaya FC, Ambrizal.
Ia mengaku belum ada target untuk pensiun karena saking kecintaannya dengan olahraga si kulit bundar ini.
Karir sepakbola profesionalnya PSPS Pekanbaru 2004-2005, Semen Padang 2006, SFC 2007-2010, Persija Jakarta 2010-2012 Persija Jakarta. PSPS Pekanbaru 2012-2013.
Gersik United setengah musim 2013, Persebaya Surabaya 2013-2014, kembali ke Persija Jakarta 2015.
Kompetisi berhenti setahun off. Ambrizal kembali ke Gersik setengah musim 2016. Barito 2016-2017. Tahun 2018 memperkuat Bhayangkara FC.
Kontrak masih di Bhayangkara FC, ia dipinjamkan ke Kalteng Putra. Barulah 2019 kembali bergabung Tim SFC Liga 2.
Ambrizal mengaku Sriwijaya FC punya arti tersendiri merasakan kesuksesan karirnya di bawah asuhan RD (pelatih Rahmad Darmawan) langsung juara double winner.
"Sukses karir aku di Sriwijaya FC. Tiga tahun walaupun gak juara Liga berturut-turut, tapi juara Copa yang berturut-turut 3 tahun.
Dengar kabar berita Sriwijaya turun, ada emosional merasakan kayak keluarga kita. Pas pula manajemen dan pelatihnya cocok.
Fery telponan mengajak bagaimana supaya aku bisa gabung. Pastinya gabung itu, bertekad mau mengembalikan Sriwijaya ke Liga 1. Dengan pengurus Pak Hendri waktu itu," ujarnya.