Hati-hati Memberikan Susu Botol Sambil Tidur pada Anak, Berakibat pada Kesehatan Gigi
Hati-hati pada orang tua memberikan susu botol sebagai alat anak agar tidur, karena gigi susu anak anda akan berganti dengan gigi tetap
SRIPOKU.COM -- Hati-hati pada orang tua memberikan susu botol sebagai alat anak agar tidur.
Drg Jenny Gustasiana SpBM MKes mengatakan, gigi susu anak anda akan berganti dengan gigi tetap.
Meski begitu, gigi susu harus dilakukan perawatan gigi sejak dini.
Orang tua tetap mengajak anak ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali walaupun gigi tidak sakit, rajin sikat gigi.
Serta menghindari makanan atau minuman manis dan tidak memberikan susu botol sambil tidur pada anak.
Gigi susu adalah gigi pertama yang tumbuh mulai usia sekitar 6 bulan hingga 2 tahun.
Mulai usia 6-12 tahun gigi susu mulai tanggal dan berganti gigi tetap.
Menurut Drg Jenny Gustasiana SpBM MKes, minum susu menggunakan botol jangan dijadikan alat untuk menidurkan anak.
Susu di dalam mulut akan tergenang, dan berubah sifat menjadi asam.
Sifat asam dari susu itu akan merusak gigi anak.
Akibatnya gigi anak menjadi rusak sebelum gigi tetap muncul.
Kebiasaan sikat gigi juga harus dibiasakan sejak sedini mungkin, bahkan sebelum gigi susu itu muncul.
"Ibu bisa pakai kasa untuk membersihkan gigi dan lidah walaupun gigi susu baru muncul satu. Kalau awal-awal tidak perlu pakai odol,” kata drg Jenny dalam bincang-bincang kesehatan Radio Sonora, Senin (28/12/2020).
Sehabis mandi, dan sebelum tidur, gigi anak dibiasakan dibersihkan dulu sejak dini.
Kegiatan rutin itu membuat anak lama kelamaan merasa ada yang ‘kurang’ ketika tidak menggosok gigi.
Menurutnya, kebiasaan menggosok gigi yang benar sudah harus dibiasakan sejak awal pada anak untuk mencegah sakit gigi akibat gigi berlubang atau masalah gigi lainnya.
“Jangan berpikir, nggak apa-apa masih gigi susu ini. Padahal menentukan mindset dari awal. Kunci kesehatan gigi dan mulut adalah merawat dan menjaga gigi sejak dini,” tuturnya.
Ke dokter gigi juga sudah harus dibiasakan sejak dini setiap 6 bulan sekali, bahkan tidak dalam kondisi sakit agar si kecil tidak ketakutan ke dokter gigi.
Merawat gigi di dokter gigi tidak hanya menjadi momok bagi anak-anak, orang dewasa pun terkadang agak takut ke dokter gigi.
Suara bor, dan ketakutan dicabut gigi menjadi ‘horor’ tersendiri bagi sebagian orang.
Padahal sikap itu tidak akan terjadi ketika sejak masih kanak-kanak sudah rajin merawat gigi ke dokter.
Orang dewasa juga harus rutin periksa gigi setiap enam bulan sekali agar gigi tetap terawat dan masalah gigi tidak menjadi parah.
Dia juga menyarankan agar mengajak anak ke dokter gigi ketika gigi sedang tidak sakit.
Sebaiknya ke dokter gigi spesialis anak sehingga dokter tersebut lebih mengerti bagaimana menangani permasalahan gigi pada anak.