Virus Corona 19
Kamar Mayat RS Penuh, Jerman Kewalahan: Simpan Jenazah Korban Covid-19 di Kontainer
Sebuah kota di Jerman terpaksa menempatkan jenazah korban Covid-19 di dalam kontainer, setelah pandemi membuat negara itu kewalahan
SRIPOKU.COM, JERMAN-Sebuah kota di Jerman terpaksa menempatkan jenazah korban Covid-19 di dalam kontainer, setelah pandemi membuat negara itu kewalahan. Institut Robert Koch, lembaga yang bertanggung jawab atas pencegahan dan pengendalian penyakit, mencatatkan 33.777 kasus virus corona. Total, salah satu negara terkuat di Eropa itu sudah menorehkan 1,439,938 infeksi corona, dengan korban meninggal juga mengkhawatirkan.
Saat ini, "Negara Bir" mencatatkan 24.938 kematian setelah ada 910 korban meninggal baru. Dengan terpaksa, pemerintah setempat kembali menerapkan lockdown. Di Hanau, kota dekat Frankfurt, jenazah korban Covid-19 disimpan di dalam kontainer yang sejak awal sudah difungsikan sejak awal pandemi.
Dua mayat dilaporkan sudah dimasukkan ke dalam kontainer yang bisa menampung 25 jenazah, setelah kamar jasad di rumah sakit setempat penuh. Alexandra Kinski, kepala pemakaman di Hanau menuturkan, jika ada mayat korban virus corona tak bisa masuk rumah sakit, maka bakal dibawa ke kontainer. "Mereka akan berada di sana untuk sementara, hingga keluarga mendiang datang dan membawanya untuk dimakamkan di sini, misalnya," ulas Kinski.
Berdasarkan lockdown yang diterapkan pada Rabu (16/12/2020), sekolah dan kegiatan usaha yang non-esensial bakal ditutup saat Natal. Secepatnya Kemudian segala perayaan yang sifatnya pribadi tidak boleh digelar lebih dari lima orang, sebagaimana diberitakan Sky News Jumat (18/12/2020).
Industri perhotelan maupun hospitality lainnya juga diminta tutup, dengan karantina wilayah itu diberlakukan hingga 10 Januari nanti. Sementara itu, pemerintah ibu kota Berlin mengumumkan, vaksinasi Pfizer/BioNTech ke penghuni panti jompo pada 27 Desember.
Pengumuman itu dibuat setelah Badan Obat-obatan Eropa direncanakan bertemu untuk membahas pengesahan vaksin Covid-19 pada 21 Desember. Jerman merupakan salah satu negara yang dianggap sukses menangani gelombang pertama virus corona. Tapi, kini negara itu menderita gelombang kedua. Kanselir Angela Merkel menuturkan, meningkatnya kontak karena belanja kebutuhan Natal ditengarai jadi penyebab meningkatnya kasus.
Lockdown
Kanselir Jerman Angela Merkel memimpin diskusi soal krisis virus corona di negaranya pada Minggu (13/12/2020) dengan para pemimpin dari 16 negara bagian di Jerman. Hasil diskusi itu di antaranya kesepakatan untuk kembali menutup Jerman, termasuk beberapa toko jelang natal dikarenakan kasus infeksi Covid-19 terus
Penutupan toko-toko akan dimulai pada Rabu depan sampai setidaknya 10 Januari menurut catatan kantor Kanselir yang dikutip oleh AFP. Sekolah-sekolah juga akan ditutup, mengirim kembali para murid untuk belajar dari rumah sementara perusahaan-perusahaan juga mengirim kembali para pekerja mereka untuk bekerja dari rumah (WFH).
Beberapa toko yang ditutup adalah mereka yang menjual barang non-esensial seperti salon rambut.Perdana Menteri negara bagian Bavaria, Markus Soeder yang sangat mendorong penutupan itu menyuarakan dukungannya. "Angkanya [infeksi] lebih buruk dari sebelumnya, kita tidak semestinya membiarkan diri kita terhambat oleh tindakan individu," ujarnya kepada Surat Kabar Welt am Sonntag.
Bersama Merkel, Soeder telah berupaya melakukan pembatasan yang lebih ketat. Mereka memperingatkan bahwa penutupan kali ini yang menimpa bioskop, pusat kebugaran dan tempat makan tidak begitu luas jangkauannya. Setiap negara bagian tetap punya wewenang dalam melakukan pembatasan. Negara bagian dengan kasus infeksi rendah menolak memberlakukan pembatasan yang tegas. Semua itu dilakukan pemerintah Jerman karena tren kasus kematian akibat Covid-19 terbaru mengkhawatirkan.
Sebanyak 600 orang dilaporkan tewas akibat Covid-19 dalam catatan korban tewas harian terbaru pekan lalu. Kepala badan pengendalian penyakit Jerman, Lothar Wieler memperingatkan pada Kamis kemarin bahwa tren infeksi juga telah berubah mengkhawatirkan. "Kenaikan jumlah [infeksi] mengkhawatirkan," kata presiden Robert Koch Institute, Wieler, memperingatkan bahwa setelah berhenti selama beberapa minggu, "perjalanan infeksi bisa berbalik lagi" menjadi pertumbuhan berlipat.
Jerman mencatat 20.200 kasus infeksi corona baru selama 24 jam terakhir, mencatat total 1.320.716 kasus infeksi menurut data RKI pada Minggu. 321 pasien Covid-19 meninggal pada Sabtu, sehingga total korban tewas menjadi 21.787 saat ini.
Dalam pidatonya di depan Bundestag pada Rabu, Merkel mengeluarkan peringatan keras kepada warga Jerman jelang musim liburan Natal ketika kumpul keluarga menjadi tradisi. "Jika kita memiliki terlalu banyak kontak sebelum Natal dan akhirnya menjadi Natal terakhir dengan kakek dan nenek kita, maka kita benar-benar gagal," kata
Pemerintah Merkel telah berulang kali mengatakan bahwa angka infeksi perlu diturunkan menjadi 50 per 100.000 orang, tetapi angkanya saat ini 169,1 per 100.000. Penjualan alkohol akan dilarang di tempat-tempat umum, yang berarti melarang bisnis minuman anggur, yang selama ini populer pada hari-hari menjelang Natal. Sebelumnya pada November, Jerman telah menutup fasilitas rekreasi dan budaya serta melarang makan di dalam ruangan di restoran. Langkah-langkah tersebut telah membantu menghentikan pertumbuhan infeksi corona yang cepat setelah liburan sekolah musim gugur, tetapi jumlahnya tetap pada tingkat yang tinggi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kewalahan, Kota di Jerman Taruh Jenazah Korban Covid-19 Dalam Kontainer", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2020/12/19/111201970/kewalahan-kota-di-jerman-taruh-jenazah-korban-covid-19-dalam-kontainer?page=all#page2.
Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo