Jaringan Teroris
7 Tahun Latih Akademi Militer Afghanistan dan Dalang 5 Bom: INI Dia Sepak Terjang Panglima Askari
Zulkarnain alias Arif Sunarso Panglima Askari tersangka otak di balik bom Bali 1 ternyata punya latar belakang militer
SRIPOKU.COM, JAKARTA-Zulkarnain alias Arif Sunarso Panglima Askari tersangka otak di balik bom Bali 1 ternyata punya latar belakang militer yang tak bisa dianggap main-main.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan menjelaskan, Zulkarnain pernah tujuh tahun di Afganistan.
"Jadi diketahui kalau sepak terjang dia (Zulkarnain) adalah pimpinan dari Jamaah Islamiyah (JI) yang merupakan pelatih akademi militer di Afganistan selama tujuh tahun," ujar Ramadhan di Terminal Kargo, Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (16/12/2020).
Ia juga diketahui handal dalam merakit bom berhulu ledak tinggi, memiliki keahlian dalam membuat senjata api, dan keahlian dalam dunia militer,
Zulkarnain pun menjadi otak pemboman Kedubes Pilipina tahun 1999, teror bom gereja serentak pada malam natal di 2000-2001.
Kemudian, Bom Bali I tahun 2002, bom Bali 2 tahun 2005, bom Kedubes Australia tahun 2004, dan bom JW Mariot tahun 2003.
Zulkarnain berhasil diamankan di Gang Kolibri, Toto Harjo, Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Lampung.
"Sebelumnya, Zulkarnain DPO (daftar pencarian orang) Polri selama 18 tahun lamanya," ungkap Ramadhan.
Teroris lainnya, Taufik Bulaga alias Upik Lawanga memiliki keahlian pembuatan senjata dan bom, lalu terlibat teror seperti Bom GOR Poso, Bom Pasar Central dan rangkaian tindak teror lainnya tahun 2004 hingga tahun 2006.
Sementara, untuk 21 lainnya merupakan orang-orang yang turut terlibat membantu dalam kasus teror tersebut.
Mereka akan dibawa ke Rutan Pusat Pelatihan Anti Teror Densus 88 di Cikeas, Bogor, Jawa Barat untuk menjalani proses hukum.
23 terduga teroris Jamaah Islamiyah (JI) menginjakan kaki di apron kargo Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu (16/12/2020) siang.
Puluhan terduga teroris tersebut mendarat menggunakan maskapai Batik Air tipe Airbus A320 dari Lampung ke Bandata Soekarno-Hatta.
Pesawat yang ditumpanginya pun berhasil mendarat secara selamat sekira pukul 13.00 WIB.
Saat tiba, bersadarkan pantauan di lokasi, satu persatu terduga teroris diturunkan dari dalam pesawat.