Breaking News

Arti Yaa Ayyatuhan Nafsul Muthmainnah, Panggilan Allah Jelang Sakratul Maut & Bangkit di Hari Kiamat

bagaimana penjelasan lengkap mengenai arti dari kata Yaa Ayyatuhan Nafsul Muthmainnah ini?

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM/Tria Agustina
Arti Yaa Ayyatuhan Nafsul Muthmainnah 

SRIPOKU.COM - Yaa Ayyatuhan Nafsul Muthmainnah memiliki makna yang sangat mendalam.

Bagi muslim, kata dalam bahasa Arab yaitu Yaa Ayyatuhan Nafsul Muthmainnah sudah sering didengar.

Yaa Ayyatuhan Nafsul Muthmainnah sendiri diambil dalam kitab suci Alquran yakni Surat Al Fajr yang berbunyi sebagai berikut:

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30

"Yaa Ayyatuhan Nafsul Muthmainnah, Irji'i ilaa rabbiki raa dhiyatam mardhiyyah, Fadkhuli fii 'ibadi, wadkhuli janaati"

Artinya:

"Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhoi-Nya. Maka masuklah kedalam golongan Hamba-hambaKu. dan masuklah kedalam surga-Ku." (Q.S. Al-Fajr :27-30)

Lalu bagaimana penjelasan lengkap mengenai arti dari kata Yaa Ayyatuhan Nafsul Muthmainnah ini? Berikut ulasannya.

Baca juga: Arti Wallahualam Bishawab, Ternyata Bukan Sekedar Kalimat Penutup Akhir Ceramah, Inilah Kegunaannya!

Surat Al fajr ayat 27
Surat Al Fajr ayat 27 (ist)

Baca juga: Tak Banyak yang Tahu, Arti Tabayyun dan Pentingnya Tabayyun, Inilah Bahayanya Meninggalkan Tabayyun!

Ibnu Katsir menyatakan bahwa ayat ini menerangkan tentang jiwa yang tenang yang diseru oleh Allah dan akan ditunaikan janji pada mereka untuk masuk surga.

Mereka ridho pada jiwanya dan Allah pun ridha pada mereka.

Mereka diajak masuk dalam golongan hamba-hamba Allah yang shalih dan mereka pun diajak untuk masuk surga.

Kata Ibnu Katsir rahimahullah, ini adalah panggilan Allah pada seseorang menjelang sakratul maut, juga ketika bangkit pada hari kiamat.

Sebagaimana para malaikat memberikan kabar gembira seperti ini pada seorang mukmin ketika ia menjelang sakratul maut dan bangkit dari kuburnya. Sam halnya seperti ayat ini. (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7: 564)

Baca juga: Arti Kata Husnudzon dalam Islam dan Contoh Perilaku Husnudzon Terhadap Allah SWT dan Sesama Manusia

Menurut Ustaz Firanda Andirja melalui ceramahnya yang ditayangkan melalui kanal YouTube Yufid.TV - Pengajian & Ceramah Islam.

Dalam tafsir surat Al-Fajr disebutkan di awal dengan menerangkan orang-orang kafir yang dibinasakan oleh Allah.

Selanjutnya Allah tutup dengan orang-orang yang beriman kepada Allah.

Allah mengatakan Yaa Ayyatuhan Nafsul Muthmainnah, wahai jiwa yang tenang.

Yang tenang di sini banyak yang mengatakan tenang dengan berdzikir kepada Allah SWT.

Tenang, aman dari azab neraka jahanam.

Tenang dari kedahsyatan hari kiamat.

Kemudian tenang artinya beriman kepada Allah SWT.

Tenang artinya yakin dengan hari akhirat.

Ini jiwa-jiwa yang selamat, jiwa-jiwa yang tenang.

Irji'i ilaa rabbiki raa dhiyatam mardhiyyah, kembalilah engkau kepada Robb-Mu dengan hati yang puas dan diridhoi Allah SWT.

Menurut Ustaz Abdullah Zaen di sumber yang sama arti dari Irji'i ilaa rabbiki raa dhiyatam mardhiyyah.

"Siapa yang disuruh kembali? ayat sebelumnya Yaa Ayyatuhan Nafsul Muthmainnah, wahai jiwa yang tenang,

"Berarti yang disuruh kembali jiwa yang tenang, ruh yang tenang," jelasnya.

"Suruh kembali ke mana? ilaa rabbiki, kembalilah engkau kepada pemilikmu,

"raa dhiyatam mardhiyyah dalam keadaan engkau merasa ridho dan diridhoi," ujarnya.

"Ini masih seputar kisah kondisi orang beriman pada haru kiamat,

"Bahwa orang yang beriman nanti pada hari Kiamat setelah dipanggil oleh Allah Yaa Ayyatuhan Nafsul Muthmainnah, oleh Allah SWT orang yang beriman ini disuruh kembali," jelasnya.

Ada dua penafsiran mengenai pemiliknya di sini yakni jasad atau tubuh, ditafsirkan di sini adalah nyawa, roh disuruh kembali ke jasad.

Penafsiran yang kedua arti pemiliknya yakni Allah, disuruh kembali kepada Allah SWT.

Fadkhuli fii 'ibadi, Wadkhuli janaati, maka masuklah engkau ke dalam hamba-hamba-Ku jamaah hamba-hamab-Ku dan masuklah engkau ke dalam surga-Ku.

Setelah mengetahui arti dari Q.S Al Fajr ayak ke 27-30 semoga dapat dijadikan sebagai peringatan bagi umat manusia agar lebih banyak beramal sholeh.

Baca juga: Arti Kullu Nafsin Zaa Iqatul Maut Sering Dipakai untuk Nasehat, Ternyata Pengingat Mati Calon Mayat

Selain kata Yaa Ayyatuhan Nafsul Muthmainnahterdapat juga kata dari Alquran yang kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengingat di dunia yang fana yakni Kullu Nafsin Zaa Iqatul Maut.

Kullu Nafsin Zaa Iqatul Maut berasal dari bahasa Arab yang berarti Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.

Salah satu kosa kata populer yang kerap digunakan umat Islam dalam nasehat sehari-hari.

Serta sebagai pengingat jika semua manusia di muka bumi akan menjumpai Sang Ilahi suatu hari.

Dan hanya kepada Allah swt lah kita semua kembali.

Namun, tahukah kalian jika Kullu Nafsin Zaa Iqatul Maut bukan hanya sekadar bahasa Arab.

Melainkan kalimat Kullu Nafsin Zaa Iqatul Maut terdapat pada kitab suci Alquran surat Al-Ankabut ayat 57 yang berbunyi:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Kullu nafsin żā`iqatul-maụt, ṡumma ilainā turja'ụn

Artinya:

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.

Baca juga: Arti Kata Husnudzon dalam Islam dan Contoh Perilaku Husnudzon Terhadap Allah SWT dan Sesama Manusia

Ayat mengenai kematian ini diuraikan oleh Ustaz Adi Hidayat melalui kanal YouTube Ilmu Islam.

Kullu Nafsin Zaa Iqatul Maut, setiap yang punya jiwa akan kedatangan maut.

Siapa yang bawa maut? Namanya malakul maut.

Kalau malakul maut sudah bawa maut, maka dia mulai mewafatkan sampai meninggalkan dunia ini.

Dalilnya termaktub dalam QS. As-Sajdah ayat 11.

قُلْ يَتَوَفّٰىكُمْ مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِيْ وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ تُرْجَعُوْنَ

Artinya:

Katakanlah, “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu, kamu akan dikembalikan.”

Kata Allah katakan Muhammad kepada semua umatmu, setiap yang punya nyawa itu akan diutus malakul maut untuk mencabut nyawanya.

Baca juga: Arti Kata Suudzon dan Contoh Perilaku Suudzon dalam Islam, Jauhi Sikap Tercela, Hindari Dosa Besar

"Datang maut, makanya orang yang belum meninggal, yang belum dicabut namanya disebut oleh Alquran dengan nama mayyittun yakni calon mayat," jelas Ustaz Adi Hidayat.

"Cuma Allah membedakan waktu wafatnya, tidak sama waktu wafatnya," tambahnya.

"Kullu Nafsin Zaa Iqatul Maut, ini alam kubur, begitu pindah ke sini (alam kubur), datang malakul maut, dicabut nyawanya, maka diwafatkan, ditinggalkan dunia ini, maka orang mengatakan telah meninggal dunia, artinya apa? Ditinggalkan dunianya," ujar Ustaz Adi Hidayat.

"Karena alam kubur beda sifatnya dengan dunia, lain tempatnya, lain keadaannya, maka lain pula bekalnya," lanjutnya.

"Jangankan alam kubur, beda tempat di dunia saja sudah beda keadaannya, ada orang Indonesia ingin datang ke Malaysia, kalau bekalnya tidak ada anda bawa, tidak akan mungkin anda bisa masuk," ujarnya.

"Maka bagaimana dengan alam kubur yang sifat dan keadaannya beda dengan dunia? Makanya bekalnya pun tidak akan sama, jadi kalau anda cuma mengumpulkan bekal dunia, maka semua bekal itu akan ditinggalkan di dunia, maka orang mengatakan meninggal dunia," ujar Ustaz Adi Hidayat.

Baca juga: Rugi Jika Meninggalkan Bacaan Doa Qunut Ini, Doa Terakhir Menggantung Antara Langit dan Bumi

SUBSCRIBE US

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved