IPW Ungkap Dua Calon Kuat Kapolri Ada Mantan Ajudan Jokowi, Tapi Muncul Kuda Hitam dari BNPT

Tidak hanya Irjen Pol Boy Rafli yang menjadi kuda hitam, tetapi ada pula calon lainnya yang menjadi Kuda Hitam Calon Kapolri lainnya.

Editor: Hendra Kusuma
Istimewa/handout
IPW Ungkap Dua Calon Kuat Kapolri Ada Mantan Ajudan Jokowi, Tapi Muncul Kuda Hitam dari BNPT 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Berkut ini, update Calon Kapolri yang semakin santer, bahkan IPW Ungkap Dua Calon Kuat Kapolri Ada Mantan Ajudan Jokowi, Tapi Muncul Kuda Hitam dari BNPT.

Seperti diungkapkan oleh Ketua Presidium Indonesia Police Watch ( IPW) Neta S. Pane terkait dengan Calon Kapolri, banyak bermunculan Geng Calon Kapolri.

Namun Geng manakah yang paling kuat, masih tanda tanya, sebab kini bursa isu Calon Kapolri semakin liar dalam tanda kutif.

Sebab para Jenderal Bintang Tiga dan Dua masih berpeluang, meski kemudian santer hanya merujuk dua nama, namun semuanya masih bisa berubah hingga awal Januari 2021 nanti, setelah Kapolri Idham Aziz pensiun.

Seperti diungkapkan oleh IPW, lewat Presidium Indonesia Police Watch ( IPW) Neta S. Pane bahwa,  Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar sebagai salah satu kuda hitam dalam bursa calon Kapolri pengganti Jenderal (Pol) Idham Azis.

Tidak hanya Irjen Pol Boy Rafli yang menjadi kuda hitam, tetapi ada pula calon lainnya yang menjadi Kuda Hitam Calon Kapolri lainnya.

“Yang menjadi kuda hitam ini Boy Rafli,” kata Neta dalam program AIMAN yang ditayangkan KompasTV, Senin (30/11/2020).

Selain Boy, IPW melihat terdapat tiga komisaris jenderal (komjen) lainnya yang berpeluang kuat menggantikan Idham.

Salah satunya adalah Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo.

Menurut Neta, nama Listyo tetap masuk dalam bursa calon kuat Kapolri meski sempat mendapat serangan telak.

Serangan yang dimaksud adalah ketika nama Listyo disebut oleh Irjen Napoleon Bonaparte, terdakwa kasus dugaan korupsi terkait kepengurusan red notice Djoko Tjandra, dalam persidangan.

Napoleon menyebut terdakwa Tommy Sumardi mengaku mengantongi restu Kabareskrim sebelum menemuinya. Keterangan itu telah dibantah oleh pihak Tommy Sumardi dan oleh Listyo sendiri.

“Saya melihat bahwa pengakuan Napoleon Bonaparte ini, ini bisa menghancurkan citra dia (Listyo) untuk masuk dalam bursa (Kapolri),” tuturnya.

“Bantahan itu hal yang wajar tapi ketika nama dia dibuka dalam kasus itu di persidangan, ini serangan yang telak,” sambungnya.

Selain itu, dua nama lainnya yakni Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dan Kabaharkam Komjen Agus Andrianto.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved