Teroris Ditangkap di Palembang

15 Tahun Tinggal di Palembang, Arno Banyak Habiskan Waktu di Konter, Polisi Ungkap Dana Operasi

Penggerebakan terduga teroris di Perumnas Talang Kelapa oleh Densus 88 bersama Polda Sumsel dilakukan pada Senin (30/11/2020) malam.

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Bayazir Al Rayhan
Rumah terduga teroris yang diamankan Densus 88 di Talang Kelapa Kecamatan Alang-Alang Lebar Kota Palembang, Selasa (1/12/2020) 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Penggerebakan terduga teroris di Perumnas Talang Kelapa oleh Densus 88 bersama Polda Sumsel dilakukan pada Senin (30/11/2020) malam.

Densus 88 berhasil mengamankan Arno (35) terduga teroris.

Dari dugaan sementara terduga yang diamankan tersebut merupakan jaringan Jemaah Islamiah.

Arno merupakan warga RT 13 RW 05, Kelurahan Talang Kelapa, Kecamatan Alang-Alang Lebar Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).

Menurut Rizwan ketua RT 13 tempat Arno tinggal, Arno sudah tinggal sejak tahun 2005.

Namun sejak menikah dengan warga RT 13 dan tinggal sejak tahun 2005, Arno tertutup dan jarang berkomunikasi dengan warga.

Arno terlihat tertutup kemasyarakat dan kebanyakan waktu habis di konter.

"Dia ini sejak dulu di konter, jarang ikut kegiatan di sini baik ada musibah atau acara di daerah sini tidak pernah terlihat," kata Rizwan saat ditemui, Selasa (1/12/2020).

Selain itu juga tinggal sejak tahun 2005, Arno tak pernah terlihat mengikuti acara yang ada di lingkungan tempat ia tinggal.

"Pernah dia ngomong sama saya, mengomentari penceramah kurang pas," kata Rizwan.

Arno tinggal bersama istri dan satu anaknya, sedangkan satu anaknya lagi diketahui berada di pesantren di Lampung.

Rumah terduga teroris tampak sepi dan tidak ada orang.

Di sebelah rumahnya pun terparkir mobil kijang innova milik Arno.

Sumber Dana Operasi

Polisi mengungkapkan asal-usul dana yang digunakan dalam operasi jaringan teroris Jamaah Islamiah (JI). Total, ada dua pemasukan dana yang biasa digunakan organisasi terlarang tersebut.

Menurut Karo Penmas Humas Polri, Brigjen Awi Setiyono, pemasukan dana pertama berasal dari Badan Usaha Milik Perorangan para anggota JI.

"Polri menemukan bahwa JI mempunyai dukungan dana yang besar, di mana dana ini bersumber dari badan usaha milik perorangan atau milik anggota JI," kata Awi di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (30/11/2020).

Selain itu, organisasi Jamaah Islamiah juga menggunakan dana yang berasal dari kotak amal. Kotak amal itu ditempatkan di sejumlah minimarket di Indonesia.

"Kedua penyalahgunaan fungsi dana kotak amal yang kami temukan di minimarket di beberapa wilayah di Indonesia," jelasnya.

Awi menyampaikan dana tersebut digunakan oleh JI untuk sejumlah kepentingan organisasi. Mulai dari pemberangkatan anggota ke Suriah hingga pembelian persenjataan dan bahan peledak.

"Dana itu oleh JI digunakan operasi pemberangkatan para teroris ke Suriah dalam rangka kekuatan militer dan taktik teror. Untuk menggaji para pemimpin JI, dan terakhir untuk pembelian persenjataan atau bahan peledak yang digunakan untuk amaliyah untuk jihad organisasi JI," katanya.

Sebagian
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polisi Ungkap Asal Usul Dana Operasi Jaringan Teroris JI, di Antaranya Berasal dari Kotak Amal

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved