Media Propaganda
Panglima TNI Ingatkan Media Sosial Menjadi Alat Propaganda untuk Membangkang
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengingatkan bahwa media sosial telah dijadikan alat propaganda untuk melawan pemerintah.
- Menjatuhkan lawan politik atau oposisi
- Memecah belah masyarakat untuk menimbulkan kekacauan.
Dari ketiga misi ini, menjatuhkan lawan politik merupakan tujuan yang paling sering digunakan.
Strategi komunikasi
Untuk mencapai tujuan, pihak yang melakukan propaganda mengaplikasikan jenis komunikasi tertentu yang dinilai paling sesuai dan efektif.
Beberapa gaya komunikasi untuk membentuk opini, misalnya menyampaikan informasi yang tidak sepenuhnya tepat sehingga orang akan salah memahaminya.
Jenis kedua, memberi hadiah tertentu untuk target. Target misalnya adalah lawan politik, oposisi, atau jurnalis.
Cara komunikasi yang ketiga adalah dengan menggelontorkan konten pesan menggunakan tagar (#, tanda pagar) di media sosial.
Cara lain, propaganda dilakukan dengan cara penyampaian suatu isu secara masal. Lebih parah, propaganda dilakukan dengan kekerasan.
Cek kesiapan pasukan elite
Marsekal Hadi memeriksa kesiapan Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Korps Marinir, dan Korps Pasukan Khas (Paskhas) dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke markas mereka masing-masing.
Dalam inspeksi tersebut, Panglima TNI melihat ecepatan pasukan khusus tersebut siap melakukan pertempuran.
Selain ingin melihat seberapa cepat mereka menyiapkan diri, Hadi juga berdialog dengan sejumlah prajurit untuk mengetahui kemampuan dan pola latihan mereka.
Panglima juga memeriksa sejumlah alutsista yang mereka miliki dan meminta terus merawatnya.
Dalam amanatnya kepada prajurit TNI dari tiga satuan tempur tersebut, Panglima menekankan untuk tetap menjaga profesionalitas dan siap menghadapi musuh-musuh yang ingin mencabik-cabik persatuan dan kesatuan bangsa.