Jengkol dan Petai Mana yang Baik dan Berkhasiat untuk Kesehatan Ginjal, Ini Penjelasannya!

Tidak hanya menimbulkan bau mulut yang tidak sedap, ternyata petai dan jengkol memiliki khasiat yang berbeda-beda. 

Penulis: maya citra rosa | Editor: Welly Hadinata
Kolase Sripoku.com
Jengkol dan Petai 

Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Tentu tidak asing lagi dengan makanan yang bisa menjadi lauk yang seringkali menimbulkan bau mulut, namun tetap menjadi favorit bagi sebagian masyarakat di Indonesia. 

Makanan itu ialah jengkol dan petai, siapa yang tidak kenal dua jenis makanan ini. 

Tidak hanya menimbulkan bau mulut yang tidak sedap, ternyata petai dan jengkol memiliki khasiat yang berbeda-beda. 

Ketua IDI Cabang Palembang, Dr. dr. Zulkhair Ali, SpPD, KGH, FINASIM, menjelaskan bahwa ada tiga jenis makanan yang menjadi favorit bagi masyarakat terutama di Kota Palembang, yaitu petai, jengkol dan kabau. 

Namun saat ini hanya sebagian kecil masyarakat yang mau makan kabau. 

Menurutnya, antara jengkol dan petai terdapat khasiat yang berbeda-beda bagi tubuh terutama kesehatan ginjal. 

Ternyata, menurut penelitian jengkol lebih berbahaya karena apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan kejengkolan, yang disebabkan oleh asam jengkolat. 

Baca juga: Inilah 10 Tanaman Tak Terduga yang Bisa Jadi Obat DBD (2): Petai China, Ruku-ruku hingga Temu Kunci

Baca juga: Tak Hanya Petai dan Jengkol, 5 Makanan Ini Ternyata Bisa Membuat Bau Mulut, Cek!

Baca juga: Makan Petai & Jengkol Ternyata Bermanfaat, Ini Tips Cara Menghilangkan Aromanya Setelah Dikonsumsi

Asam jengkolat ini dapat membuat kristal batu, yang dapat menyumbat saluran ginjal, bahkan menyebabkan kesulitan buang air kecil. 

"Jengkol lebih berbahaya karena mengandung asam jengkolat yang dapat membuat kristal batu, hingga menyumbat bahkan ada yang harus cuci darah karena jengkol," ujarnya.

Berbeda dengan jengkol, menurut penelitian petai ternyata justru lebih baik untuk ginjal, karena mengandung antioksidan. 

Antioksidan ini dapat membantu tubuh melawan radikal bebas, sehingga dapat terhindar resiko munculnya penyakit lain. 

"Bahkan ada penelitian yang menyebutkan bahwa petai ini punyai sifat anti kanker," ujarnya. 

Selain itu, petai lebih baik dimakan saat mentah, namun tidak masalah apabila dicampur dalam masakan. 

Dr. Zulkhair juga mengatakan bahwa petai yang menimbulkan aroma yang tidak sedap untuk mulut maupun urin, dia menyarankan untuk menggantinya dengan jenis makanan lain.

Terutama bagi pekerja jasa, tidak dianjurkan karena aroma urin dan nafas yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. 

"Masih ada makanan lain yang mengandung antioksidan seperti bawang putih, kacang-kacangan, dan daun seledri itu lebih baik," ujarnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved