news
Bicarakan Skenario Rahasia, Vladimir Putin dan Jinping Langsung Gelar Virtual: Jegal Joe Biden
Selama Perang Dingin, Amerika dan Rusia terlibat dalam perlombaan senjata militer, dan tak jarang Amerika memandang Rusia sebagai ancaman.
SRIPOKU.COM-Selama Perang Dingin, Amerika dan Rusia terlibat dalam perlombaan senjata militer, dan tak jarang Amerika memandang Rusia sebagai ancaman.
Namun, pasca Perang Dingin, China yang terus mengalami kemajuan sebagai negara kuat juga dipandang sebagai ancaman oleh AS.
Bahkan China tak segan-segan untuk mengklaim Laut China Selatan meski ditentang keras oleh Amerika.
Selain itu, Amerika juga memberlakukan sanksi dagang kepada China pada masa pemerintahan Donald Trump.
Sama-sama menjadi musuh, Amerika beberapa minggu lalu, China dan Rusia mendadak umumkan aliansi.
Hal itu terjadi tak lama sebelum pemilihan Presiden Amerika, hubungan keduanya pun makin dekat setelah pemilihan presiden AS selesai digelar.
Pasca terpilihnya Joe Biden sebagai pemenang perolehan suara dalam pemilu AS tahun 2020.
Pemimpin China dan Rusia tersebut dikabarkan melakukan pertemuaan secara virtual untuk membahas pemerintahan AS yang baru.
Menurut 24h.com,vn, pada Rabu (11/11/20), Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin, menghadiri pertemuan virtual Council of Heads of Shanghai Cooperation Organization (SCO).
Hal itu dikonfirmasi oleh media China, melalui tautan video yang diselenggarakan oleh pihak Rusia, sebagai ketua bergilir SCO.
Ini dikatakan sebagai penampilan perdana pemimpin tertinggi China dan Rusia, dua pesaing utama di mata AS, setelah kemenangan Joe Biden.
Dalam pertemuan itu, baik Xi Jinping dan Vladimir Putin membahas situasi Amerika dan pandemi Covid-19 ke depan.
Xi Jinping sebagai salah satu pemimpin anggota SCO telah menyampaikan pesan baru "untuk dunia yang berubah".
Presiden China menyampaikan pidato penting untuk menekankan bahwa negara anggota SCO harus mematuhi multilateralisme dalam konteks pandemi COVID-19.
Dia juga menjelaskan upaya bersama yang diperlukan untuk melindungi dan memastikan bahwa China akan secara aktif mempertimbangkan permintaan vaksin COVID-19 dari anggota SCO.