Meski di Tengah Pandemi, Wayang Orang Bharata Tetap Eksis Berkarya Lewat Pemanfaatan Konten Digital

Kondisi serupa juga dirasakan oleh para seniman wayang orang yang tergabung dalam Paguyuban Wayang Orang Bharata. Mereka terpaksa berhenti pentas

Editor: aminuddin

Situasi pandemi membuat ia dan para rekannya terpaksa berhenti mengadakan pentas rutin.

“Adanya pagebluk, membuat kami jadi terpaksa tertunda berkarya, dulu, minimal seminggu sekali di malam minggu, kami mengadakan pentas Wayang Orang,” kata Kenthus.

Kenthus juga menceritakan, pertunjukan wayang orang tidak lagi diadakan semenjak adanya pandemi. 

Jika dihitung, sudah 8 bulan lamanya ia dan rekannya tak lagi menaiki panggung
Untuk mempertahankan paguyuban, Wayang Orang Bharata hanya mengandalkan donasi maupun bantuan para sukarelawan.

“Ada berbagai donatur yang peduli akan WO, dan memberikan donasi seiklhlasnya,” lanjut Kenthus.

Tidak hanya pagelaran wayang orang di gedung pertunjukan, sanggar yang dikelola paguyuban ini pun sulit untuk memberikan pelatihan tari secara langsung akibat harus mematuhi protokol kesehatan.

Namun, Kenthus mengaku, situasi pandemi tak membuat para seniman putus asa. 
Justru, kehadiran teknologi di era modern, menjadi sebuah harapan baru untuk tetap berkarya dan melestarikan kebudayaan.

“Pandemi ini membuat kami jadi lebih melek teknologi. 

Baca juga: Kgs Wirawan Rusdi : Lemaknyo Jadi Dalang Wayang Wong Palembangtu Kito Pacak Kemano Bae, Gratis Pulo

Ternyata kami masih bisa berkarya melalui online, salah satunya melalui live streaming wayang orang dewasa dua minggu sekali,” lanjut Kenthus melalui wawancara telepon, Kamis (29/10/2020).

Kebangkitan WO

Ramainya penggunaan video conference di kala pandemi, disebut Kenthus sebagai tanda kebangkitan WO Baratha. 

Hal ini ditandai dengan kembalinya pagelaran wayang orang yang diselenggarakan untuk merayakan 15 tahun National Geographic Indonesia.

Pagelaran virtual yang dilaksanakan pada 27 Juni 2020 silam, mengangkat tema “Sirnaning Pageblug” yang bermakna “Hilangnya Pandemi”. 

Pagelaran tersebut terlaksana berkat kerja sama antara PT Pertamina (Persero)  dan National Geographic Indonesia dalam rangka mencari solusi bagi pentas kesenian di tengah pandemi.

Tak tanggung-tanggung, pagelaran ini pun berhasil mencatat rekor MURI untuk kategori pagelaran Wayang Orang pertama secara online. 

Meski begitu, Kenthus menyebut, pagelaran WO tetap berpegang teguh pada tradisi, yang berubah hanyalah cara penyampaiannya.

Halaman
123
Sumber: Hai
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved