Waspada Cuaca Ekstrim 1-2 November di 16 Wilayah Termasuk Sumsel Potensi Bencana Alam Akibat El Nino
Interaksi antara gelombang Rossby Ekuator dan gelombang low frequency di wilayah dan periode yang sama yakni Sumatera Selatan, Lampung, Banten dll
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Akibat pengaruh El Nino, gelombang besar di kawasan Sumatera Hindia Barat Sumatera dan gelombang Kelvin, membuat sejumlah wilayah di Indonesia termasuk Sumatera Selatan atau Sumsel mengalami Cuaca Ekstrim dan diminta meningkatkan kewaspadaan.
Cuaca Ekstrim lainnya adalah Hujan Petir yang sangat menganggu selama 1 November hingga 2 November nanti, hal ini akan dialami di 16 Wilayah di Indonesia termasuk Sumsel.
Khususnya Sumsel, sejumlah wilayah akan mengalami banjir dan yang paling diwaspadai adalah banjir bandang yang kerap datang tiba-tiba di sejumlah wilayah rawan banjir dan biasanya memiliki dataran tinggi yang sudah gundul akibat kerusakan alam.
Menurut BMKG, potensi Potensi Bencana Hidrometeorologi memang akan dialami oleh 16 Wilayah di Indonesia seperti diantaranya Papua dan Sumatera Selatan (rincian secara lengkap akan kami lampirkan di akhir tulisan).
Maka itulah BMKG memberikan peringatan kepada masing-masing warga untuk tetap waspada, meski hal ini baru sebatas prediksi.
Namun melihat gelombang El Nino dan Kelvin serta beberaa fenomena Nino yang ada, maka Cauca Ekstrim akan terjadi pada tanggal 1 hingga 2 November nanti.
Berikut Fakta-Fakta penjelasan rinci seperti dilansir dari kompas.com:
1. Waspada Cuaca Ekstrim Terjadi 16 Wilayah
Waspada Cuaca Ekstrim Terjadi 16 Wilayah Termasuk Sumatera Selatan, Potensi bencana hidrometeorologi Karena El Nino
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) memperingatkan potensi hujan lebat disertai angin kencang dan kilat/petir yang akan terjadi di beberapa wilayah Indonesia untuk dua hari ke depan.
Kepala Bagian Humas BMKG Akhmad Taufan Maulana menjelaskan, pada model filter Madden Jullian Oscillation (MJO), 31 Oktober 2020,
Secara spesial mendeteksi gangguan fenomena MJO di wilayah Laut China Selatan bagian utara, Filipina bagian utara dan tengah, perairan timur Filipina, Samudera Pasifik timur Filipina, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), perairan utara Kalimantan Utara, perairan selatan Filipina, dan Laut Sulawesi
"Kondisi ini mampu meningkatkan aktivitas konvektif di wilayah tersebut," kata Taufan seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (31/10/2020) sore.
2. Fenomen MJO
Fenomena MJO secara spasial terdeteksi di wilayah Laut Cina Selatan bagian utara, Filipina, perairan timur Filipina, Samudera Pasifik timur Filipina,Laut Cina Selatan, dan Laut Sulawesi, yang mampu meningkatkan aktivitas konvektif di wilayah tersebut.
Sementara itu, gelombang ekuator yang terjadi di indonesia antara lain:
Gelombang Rossby Ekuator yang berpropagasi ke arah barat mencakup wilayah Laut Andaman, Teluk Thailand, Sumatera Barat bagian selatan, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, perairan barat Bengkulu hingga Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Selat Karimata bagian selatan, Laut Jawa, Selat Sunda, sebagian besar Jawa, Samudera Hindia Selatan Jawa, Papua dan Samudera Pasifik Utara Papua Nugini, yang berpotensi menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
Gelombang Kelvin yang berpropagasi ke arah timur mencakup wilayah Samudera Hindia barat Lampung, sebagian Jawa, Laut Jawa dan Australia bagian Utara, yang berpotensi menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
Gelombang dengan Low Frequency yang cenderung persisten terpantau di Samudera Hindia Barat Sumatera, perairan Barat Sumatera Barat hingga Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Laut Jawa bagian barat, Selat Sunda, Banten, DKI Jakarta, Selat Malaka bagian utara, Teluk Thailand, Laut Natuna, Laut China Selatan, Filipina, Samudera Pasifik timur Filipina, Laut Sulu, Laut Sulawesi, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara bagian utara, Maluku Utara, Maluku, Laut Banda, Papua Barat dan Papua, yang memberikan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut
Interaksi antara gelombang Rossby Ekuator dan gelombang low frequency di wilayah dan periode yang sama yakni Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat bagian barat dan Papua Barat. mampu meningkatkan aktivitas konvektif di wilayah tersebut.
Sirkulasi Siklonik terpantau di Perairan Utara Kalimantan pada lapisan 925-700 hPa , Samudra Hindia Selatan Jawa (925-850 hPa), Laut Jawa (925-850 hPa) dan Samudra Hindia Barat Sumatera (925-850 hPa).
Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik tersebut.
Lebih lanjut, daerah potensi pertumbuhan awan hujan terdapat di wilayah Aceh, Sumut, Jambi, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Bengkulu, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Papua.
Hasil analisis kondisi global menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan akibat fenomena Nino 3.4 ( La Nina moderate) yang mendukung peningkatan curah hujan harian di wilayah Indonesia.
3 Potensi Hujan Petir, Angin dan Banjir
Berikut potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di sejumlah wilayah Indonesia:
1 November 2020
Berikut wilayah yang berpotensi mengalami hujan disertai kilat/petir dan angin kencang.
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat Riau Jambi
Sumatera Selatan
Kepulauan Bangka Belitung
Lampung
Jawa Tengah
Jawa Timur Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tengah
Papua
2 November 2020
Berikut wilayah yang berpotensi mengalami hujan disertai kilat/petir dan angin kencang.
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Lampung
Jawa Tengah
Jawa Timur
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Barat
Kalimantan Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tengah
Papua
Peningkatan curah hujan yang terjadi dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan banjir bandang.
Adapun wilayah yang berpotensi mengalaminya antara lain:
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Tengah
Papua
Gelombang tinggi BMKG juga mengeluarkan daftar daerah yang berpotensi mengalami gelombang tinggi, sebagai berikut.
1 November 2020 Gelombang tinggi berpotensi terjadi di:
Aceh, Kepulauan Riau, Bengkulu, Banten, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Timur.
2 November 2020 Gelombang tinggi berpotensi terjadi di:
Kepulauan Riau, Bengkulu, Banten, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan.