Sistem Pergantian Pemain di Liga Inggris, Juergen Klopp dan Pep Guardiola Satu Suara Menentang
Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, dan juru taktik Manchester City, Pep Guardiola menentang aturan Liga Inggris soal pergantian pemain
SRIPOKU.COM -- Setelah sempat ditangguhkan karena pandemi virus corona alias Covid-19, Liga Inggris 2019-2020 akhirnya kembali bergulir pada Juni lalu.
Saat Liga Inggris dimulai lagi, beberapa aturan baru pun dimasukkan ke pertandingan, salah satunya adalah pergantian pemain.
Pertaturan pergantian pemain yang tadinya hanya tiga kali per pertandingan, diubah menjadi lima per laga.
Peraturan tersebut bertahan hingga Liga Inggris 2019-2020 berakhir pada akhir Juli lalu.
Akan tetapi, untuk guliran musim 2020-2021, Liga Inggris tidak lagi menggunakan aturan tersebut.
Padahal badan sepak bola dunia, FIFA, masih memberikan kelonggaran untuk kompetisi di seluruh Eropa menggunakan aturan tersebut dan kompetisi lain seperti Bundesliga, Liga Spanyol dan Liga Champions masih menggunakan lima pergantian.
Baca juga: Tim Sriwijaya FC Diliburkan, Ambrizal Pulang Kampung Pasang Ilmu Baru!
Baca juga: Jadwal MotoGP Eropa 2020 dan Link Live Streaming Trans7 dan MotoGP.com, 6, 7, dan 8 November 2020
Keputusan Liga Inggris untuk tidak melanjutkan lima pergantian pun mendapat tentangan dari beberapa pihak.
Beberapa orang yang cukup vokal dalam menentang aturan Liga Inggris soal pergantian pemain adalah pelatih Liverpool, Juergen Klopp, dan juru taktik Manchester City, Pep Guardiola.
Juergen Klopp mengatakan Liga Inggris menunjukkan 'kurangnya kepemimpinan' dengan keputusan mereka untuk mengurangi pergantian pemain walau banyak pesertanya yang menghadapi jadwal padat.
"Ini harus kembali seperti kemarin, tetapi saya rasa itu sulit karena sistem," tutur Juergen Klopp soal aturan pergantian pemain Liga Inggris seperti dikutip BolaSport.com dari The Guardian.
"Itu tidak membantu jelas ketika Chelsea mengalami cedera, dan City dan Liverpool dan United dan Tottenham dan Arsenal dan Leicester, karena itu tidak cukup suara untuk sisanya."
"Itulah sistemnya saya pikir seharusnya sudah kembali sejak awal musim."
"Bagi saya, kurangnya kepemimpinan hanya menimbulkan sebuah pertanyaan: Jadi apa yang kamu inginkan dengan itu?"
"Seharusnya Richard Masters (presiden Liga Inggris) harus menjual itu dengan cara lain, yang lebih informatif, dan menunjukkan apa yang mungkin terjadi. Sebab kami tidak pernah meminta keuntungan apa pun dari aturan itu."
"Tak satu pun dari tujuh klub teratas meminta keuntungan apa pun. Kami hanya tahu, karena kami tahu jadwal kami, bahwa itu akan sangat sulit."