Inilah 5 Trik Biar Anak Tidak Kecanduan Gadget, Lakukan Jurus Pamungkas Ini, Dijamin Lupa Main HP

Masa anak-anak merupakan waktu mereka untuk mencontoh dan mengamati apa yang dilakukan oleh orang terdekatnya seperti orangtua.

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Istock
Ilustrasi Handphone 

SRIPOKU.COM - Dunia anak-anak merupakan hal yang harus dijalani sebagaimana mestinya ia menjadi manusia yang tumbuh dan berkembang.

Sehingga jangan sia-siakan kesempatan untuk memberikan keleluasaan terhadap anak agar masa kecilnya tak hilang dan berlalu begitu saja.

Apalagi di era serba modern saat ini, anak-anak cepat sekali mengenal dunia teknologi.

Akan tetapi, secanggih apapun tekonologi saat ini, jangan sampai lengah sehingga membuat anak menjadi kecanduan gadget misalnya.

Karena saat ini anak-anak sangat mudah sekali menemukan gadget yakni smartphone di sekitarnya.

Bahkan orangtua pun menjadi salah satu faktor penentu akan kebiasaan seorang anak.

Masa anak-anak merupakan waktu mereka untuk mencontoh dan mengamati apa yang dilakukan oleh orang terdekatnya seperti orangtua.

Maka dari itu, orangtua menjadi guru pertama bagi anak-anaknya.

Jika ia mengajarkan yang baik, maka dipastikan anak itu juga akan berkembang dengan baik pula, begitupun sebaliknya.

Nah, namun bagaimana jika orangtua butuh gadget dan susah lepas dari handphone meski tengah menjaga anak bermain, misalnya saja orangtua memang menekuni bisnis yang mengharuskan menghubungi klien dan sebagainya.

Jika kendalanya kurang lebih seperti di atas, maka tak usah khawatir, karena ada beberapa cara agar anak bisa jauh dari handphone.

Berikut ini tips dan trik menjauhkan anak jauh dari gadget yakni handphone dikutip dari laman @ndorobeii.

Baca juga: Coba Lakukan 6 Tips Berikut Agar Suasana Belajar dari Rumah Selama Masa Pandemi menyenangkan Hatimu

Kantongi ponsel.
Kantongi ponsel. (https://iwanblog.wordpress.com/)

Baca juga: Ingin Menjadi Ibu yang Baik Bagi Anak anak, Yuk Simak Lima Tips Berikut ini, Insya Allah Berhasil

1. Minggu pertama

Atur waktu bermain handphone. Misal untuk anak yang sudah kecanduan, susah lepas dari hp, bisa atur waktu perdua jam sekali.

Setiap 2 jam, ambil hpnya.

Boleh kasih lagi kalau setelah 2 jam, dia merengek minta hp lagi.

Tapi ingatkan lagi 2 jam kemudian, akan diambil. Kalau tidak merengek, tidak usah dikasih.

2. Minggu Kedua

Naikkan frekuensi jamnya, misal jadi 5 jam sekali.

Kalau bisa naikkan agak banyak, 3-5 jam berikutnya.

Tujuannya biar anak mulai terbiasa tidak main hp.

Baca juga: Coba Lakukan 6 Tips Berikut Agar Suasana Belajar dari Rumah Selama Masa Pandemi menyenangkan Hatimu

3. Minggu ketiga

Mulai atur hari dimana anak boleh pegang hp.

Misal per 2 hari saja boleh main hpnya. 2 hari ke depan libur dulu. Begitu seterusnya.

4. Minggu keempat

Konsisten untuk kasih hp hanya 1 minggu sekali saja, misal hari sabtu saja dengan batas waktu 2 jam saja.
Walaupun anak merengek tetap harus sesuai aturan.

5. Setelah itu, InsyaAllah anak akan terbiasa tanpa hp.

Note:

Cari mainan edukasi yang membuat anak asyik bermain, sehingga dia lupa dengan hp.

libatkan anak dalam kegiatan dirumah.

Misal kalau ibu lagi cuci ikan untuk dimasak.

Jangan larang jika dia ingin melihat, karena dengan melihat minimal akan timbul keingintahuan anak.

Misal dia bertanya ikannya kok mati bu? Kok matanya masil melotot bu? Atau yang lainnya.

Ini bisa jadi edukasi juga buat mereka.

Terakhir, hal penting dan jurus pamungkas yang bisa dilakukan yaitu luangkan waktu bermain bersama anak.

Baca juga: Hai Moms! Tak Usah Panik Jika Gula Darah Melonjak Tinggi, Minum Aja Rebusan Daun Mangga Berikut Ini

Sementara itu, saat ini gadget sangat diperlukan untuk menunjang kelangsungan belajar anak-anak di rumah pasa masa Pandemi Covid-19.

Agar anak-anak tidak stress dalam menghadapi pembelajaran yang dilakukan secara online, perlunya bimbingan orangtua dalam mengontrol emosi anak.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Setyo Mulyadi atau Kak Seto, mengatakan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 seharusnya lebih menekankan pada kecakapan hidup.

Hal itu sebagaimana instruksi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

"Mas Menteri sudah mengeluarkan edaran dan menegaskan bahwa belajar secara daring lebih menekankan pada kecakapan hidup.

Jadi ditekankan bagaimana menghadapi Covid-19 ini, itu belajar juga," kata Kak Seto kepada Kompas.com, Senin (19/10/2020).

Menurut dia, selain ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), ada empat unsur lain dalam pendidikan yang bisa diajarkan selama masa pandemi.

Pertama, belajar mengenai etika.

Ia menuturkan, guru dan orang tua bisa mengajarkan pada anak bagaimana sopan santun, bekerja sama, dan saling menghormati.

Kedua, guru juga bisa mengajarkan estetika, seperti membuat rumah lebih bersih, rapi, dan menyenangkan.

"Ketiga nasionalisme.

Makin bangga menjadi anak Indonesia, mengenal lagu-lagu berbagai daerah.

Jadi itu juga menyenangkan," jelas Kak Seto.

"Terakhir adalah kesehatan.

Baca juga: Terlalu Lama Belajar Daring Bisa Berdampak Buruk Secara Psikis, Penjelasan dari Psikolog Palembang

Di masa pandemi ini kan sangat penting belajar mengenai bagaimana istirahat cukup, olahraga, sehat mental agar semangat dan tidak mudah putus asa," sambungnya.

Kak Seto juga mengingatkan, pembelajaran di masa pandemi tak boleh menekankan pada penuntasan capaian akademik dan kelulusan.

Dengan kondisi itu, semua guru sebaiknya tak memberikan materi terlalu banyak agar orang tua dan siswa tidak terlalu stres.

"Ini yang penting itu learning how to learn, bukan how to learn.

Jadi jangan belajar materi, tapi bagaimana anak senang belajar," tutur dia.

"Belajar itu bukan hanya masalah akademik, yang pinter nyanyi ya bisa belajar nyanyi, yang nari ya belajar nari.

Pokoknya dibuat segembira mungkin, pemahaman belajar itu luas," lanjutnya.

Baca juga: Pemkot Palembang Launching Wifi Gratis untuk Belajar Daring, Radius Sampai 200 Meter

Ia juga menyoroti sekolah yang menerapkan belajar daring secara berlebihan, sehingga membatasi kebebasan anak.

Sebab, Kak Seto mengatakan setiap kategori usia memiliki batas maksimal untuk menatap layar ponsel.

Hal itu akan membuat siswa cepat lelah dan tidak bisa fokus belajar.

Pada akhirnya, mereka pun merasa sulit belajar karena suasana yang tak nyaman.
"Akhirnya malah kontra produktif kan.

Jadi harus diubah suasana belajar, biar anak tidak kehilangan semangat belajar.
Pemahaman belajar jangan kaku pada aspek akademik," papar dia.

"Orang tua juga harus berani bersuara.

Suarakan kepada guru, bahwa anak ini stres, anak ini tidak bisa," tambahnya.

Jika banyak anak merasa stres ketika pembelajaran daring, Kak Seto menyebut hal itu sama dengan penyiksaan terhadap anak atas nama pendidikan.

Baca juga: Video: Berada di Perbatasan Banyuasin-Palembang, SMPN 41 Palembang Gelar Belajar Daring

Yuk follow Instagram Sriwijaya Post

Baca juga: Tips Naik Kereta Api Bagi Pemula, Siapkan Jauh Jauh Hari, Jangan Lupa Bawa Buku dan Makanan Ringan

Serta sukai fanspage Sriwijaya Post

Baca juga: Tak Punya Ruang Makan Khusus Tamu, Coba Simak 3 Tips berikut, Dijamin Tokcer, Nyaman dan Anda Puas

Jangan lupa juga subscribe YouTube Channel SripokuTV

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved