Penjualan Seret Terdampak Pandemi, Pengusaha Properti Terpaksa Berhemat Agar Bisa Bertahan
Pengembang sekarang mulai berhemat dan memaksimalkan potensi yang ada karena penjualan lagi sulit
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pandemi covid-19 berdampak ke berbagai sektor ekonomi tak terkecuali sektor properti. Seretnya penjualan memaksa kalangan pengembang untuk berhemat agar tetap bisa bertahan.
Sekretaris Jendral DPD REI Sumsel, Zawwy Salim yang dihubungi, Kamis (22/10/2020) mengatakan realisasi penjualan rumah subsidi turun 30 persen, salah satu penyebabnya adalah karena calon debitur membatalkan akad kredit dengan alasan sumber penghasilannya ikut terdampak covid.
Pada bagian lain, Bank sebagai pemberi kredit juga memberlakukan kebijakan pengetatan kredit sehingga calon debitur dengan fix income atau kategori tertentu saja yang diloloskan akad kredit rumahnya.
"Pengembang sekarang mulai berhemat dan memaksimalkan potensi yang ada karena penjualan lagi sulit," ujarnya.
Salim mengatakan bukan cuma sektor properti saja yang terdampak namun semua sektor ekonomi lainya ikut terdampak akibat pandemi global ini.
Alhasil pengusaha properti terpaksa pandai pandai mengatur pengeluaran operasional agar tetap bisa bertahan di tengah pandemi .
Zawwy mengatakan, sebelum pandemi, REI optimis dengan semua target yang ditetapkan karena sebelumnya pada 2018 target penjualan rumah justru over dan tahun 2019 target nyaris terpenuhi.
Sayangnya karena pandemi ini membuat target penjualan meleset karena turunnya daya beli dan bank lebih selektif memberikan pembiayaan.
Meski penjualan ikut terkoreksi namun Zawwy optimis jika pandemi usai, sektor properti akan menjadi sektor yang kembali menggairahkan karena sektor ini memiliki efek domino yang banyak yang berkaitan dengan bisinis turunan lainnya.
Untuk target penjualan rumah tahun depan REI telah mengusulkan tambahan kuota dan harga baru rumah bersubsidi. Hanya saja usulan itu saat ini telah di bahas DPR RI dengan anggaran FLPP 157.500 unit rumah atau senilai Rp 16,6 triliun, Bp2pt 39.996 unit dan subsidi bunga uang muka 157.500 unit. Usulan ini masih akan menunggu diputuskan.
"Semakin banyak realisasi penjualan maka semakin banyak pula kuota rumah subsidi tahun depan yang bisa dibangun dan dipasarkan," tutupnya.(tnf)