sumsel

Miris, Baru 3 Hari Kerja dan Belum Nikmati Upah, Kakak-Adik Ini Tertimbun di Tambang Batubara Ilegal

Suasana duka begitu kentara di salah satu rumah yang ada di Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung,

Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Wiedarto
sripoku.com/ardani
Suasana di salah satu kediaman korban yang meninggal tertimbun material longsor tambang batubara di Muaraenim. 

SRIPOKU.COM, MUARAENIM - Suasana duka begitu kentara di salah satu rumah yang ada di Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muaraenim, Kamis (22/10/2020).

Pasalnya, rumah tersebut merupakan kediaman Herdiawan (45) dan Sultiawan (30), kakak dan adik yang tewas tertimbun material longsor di area pertambangan batubara yang diduga ilegal.

Menurut Supawan (35), yang merupakan kakak dan adik korban, bahwa sebelum kejadian dua saudaranya tersebut berkerja mengambil batu bujang di Sungai Enim.

Kemudian dilarang mengambil batu bujang sehingga saudaranya diajak temannya untuk bekerja di tambang batubara tersebut.

"Saya tidak ada firasat apa-apa, cuma terkejut ketika mendapat kabar saudaranya meninggal tertimbun. Keduanya baru tiga hari bekerja dan belum dapat gaji," kata Supawan.

Supawan mengatakan pihaknya sangat berterima kasih atas bantuan dan perhatian dari Bupati Muaraenim dan Gubenur Sumsel kepada korban yang tewas tertimbun meski mereka bekerja di tambang ilegal.

Kedepan, pihaknya meminta kepada pemerintah bisa memikirkan nasib anak-anak korban, terutama untuk sekolah.

Kesedihan juga tampak dari raut wajah korban lainnya bernama Darwis.

Dikatakan Adi yang didampingi istri Darwis, Liti, bahwa keluarga benar-benar tidak menyangka bakal ada kejadian naas ini.

Karena sebelumnya juga bekerja mengambil batu bujang namun dilarang karena sedang membuat bendungan.

Sedikitnya 11 orang pekerja tambang batu bara rakyat di Desa Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muaraenim, tewas tertimbun longsor, Rabu (21/10) siang. Mereka tertimbun dinding tanah sedalam 8 meter.

"Iya ada yang tertimbun tanah longsor dan meninggal dunia, sudah dievakuasi semua dan dibawa keluarga ke rumah masing-masing untuk disemayamkan," kata Kapolres Muaraenim AKBP Donni Eka Saputra dihubungi dari Palembang, Rabu.

Dari informasi, sebelum kejadian ada sekitar 14 pekerja sedang membuat jalan masuk untuk tambang batubara. Ada yang di bawah dan sebagian lainnya berada di atas.

Ketika sedang bekerja, tiba-tiba tanah di tebing sebelah kanan jalan tersebut longsor dan menimbun para pekerja yang selamat. Melihat hal tersebut beberapa pekerja yang selamat memberitahu rekan-rekannya dan bersama-sama memberikan pertolongan.

Sementara itu proses evakuasi berlangsung selama tiga jam menggunakan alat berat dan semua korban dapat dievakuasi pada Rabu sore ke puskesmas terdekat. Tim kepolisian mengidentifikasi masing-masing korban sebelum diserahkan ke keluarga.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved