Berita OKI

Petani Karet di OKI Mulai Bergairah Sejak Harga Karet Menyentuh Angka Rp 18 Ribu Per Kilo

petani karet di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel), bersuka cita atas naiknya harga karet sejak dua bulan terakhir.

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Nando
Petani sedang menimbang getah karet di tempat lelang UPPB di Desa Kepayang, Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir. 

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG -- Petani karet di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel), bersuka cita atas naiknya harga karet sejak dua bulan terakhir.

Budi Atmo salah seorang petani karet di Kecamatan Mesuji Raya, mengatakan sangat senang dengan kenaikan harga karet tersebut.

"Senang sekali harganya berangsur naik, kemarin terakhir saya jual itu harganya Rp. 8.200.

Lumayan naik Rp. 2.000 perkilogram dibanding bulan lalu," tutur Budi, Jumat (16/10/2020), saat dihubungi sripoku.com.

Dia berharap harga karet tetap stabil bahkan meningkat dan mampu mengulang Kejayaan tanaman karet.

"Kalau kita petani, ya menginginkan harga karet stabil dan bisa menembus harga jual sampai Rp. 20.000 lagi.
Dengan begitu bisa memulihkan pendapatan dan kami bisa lebih sejahtera," kata dia.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten OKI, Aris Panani, SP melalui Kepala Bidang Penyuluhan Pengolahan dan Pemasaran, Tabroni, SP, mengatakan, harga karet di OKI berangsur naik.

"Alhamdulillah dari minggu ke minggunya harga karet kita telah mengalami kenaikan," kata dia.

Bahkan hari ini naik harga karet naik Rp. 235,- per kilo dibanding harga indikasi Kamis (14/10) kemarin untuk kadar 100 persen.

Dilanjutkannya, berdasarkan data Singapore Commodity yang diolah Dinas Perdagangan Sumsel bersama Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel.
Untuk harga Kadar Karet Kering (KKK) 100 persen menyentuh angka Rp. 18.412/kilogram, lalu kadar 70 persen Rp. 12.888, dan kadar 50 persen Rp. 9.206 sedangkan kadar terkecil 40 persen yakni Rp. 7.300 rupiah.

"Seluruh angka tersebut sangat berbeda jauh dibandingkan bulan Juni lalu yang sempat menyentuh harga jual terendah dengan kadar 40 persen yakni Rp. 4.000 rupiah," bebernya.

Ia pun mengungkapkan, dengan adanya Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) di Kabupaten OKI, membuat harga karet dapat terkontrol dan menjadikan harga stabil.

Sehingga kelompok tani karet tidak dirugikan, dimana biasanya sebelum ada UPPB kelompok tani karet menjual kepada tengkulak dengan harga rendah.

"Harga berangsur naik untuk di OKI dalam dua bulan terakhir berkat kinerja UPPB dalam kegiatan lelang mingguan karet di tingkat kelompok petani.

Insya Allah dapat terus membaik melalui penetapan harga yang seragam dari pembelian saat lelang di UPPB," ungkapnya.

Baca juga: Harga Karet di Sumsel Diprediksi Makin Tinggi Sampai Akhir Tahun, Terbaru Rp 18 Ribu Per Kilo

 

Baca juga: Tiap Hari Merangsek Naik, Harga Karet di Sumsel Tembus Rp 18 Ribu Per Kilo

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved