Tukang Soto pun Nyerocos Berbahasa Inggris, Ini Asal-usul Kampung Inggris Pare Kediri, tak ada Bule!
Nama Kampung Inggris berasal dari sebutan dan julukan untuk suatu perkampungan atau desa, namun tidak formal.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Jika mendengar nama tempat yakni Kampung Inggris apa yang terlintas di benakmu?
Ketika mendengar kata Kampung Inggris atau Kampung Bahasa Inggris sepintas mungkin kalian akan berfikir jika ini adalah sebuah kampung dimana tinggal orang-orang bule yang selalu berbicara bahasa Inggris dimana-mana.
Atau mungkin terbayang jika semua orang dari anak kecil sampai orang tua, dari tukang bakso sampai tukang soto nyerocos berbicara memakai bahasa Inggris.
Biasanya informasi tersebutlah yang banyak diceritakan saat hendak mengunjungi Kampung Inggris.
Kampung Inggris sudah tak asing lagi terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa di Indonesia.
Namun, bagi yang masih asing dengan tempat bernama Kampung Inggris ini, perlu mencari tahu lebih dalam tempat apa sebenarnya Kampung Inggris itu?
Berikut ini ulasan selengkapnya yang telah dirangkum oleh Sripoku.com.
Dilansir melalui laman kampung-inggris.com, nama Kampung Inggris berasal dari sebutan dan julukan untuk suatu perkampungan atau desa, namun tidak formal.
Kampung Inggris terletak di sepanjang Jalan Anyelir, Jalan Brawijaya, Jalan Kemuning di Desa Tulungrejo dan Desa SInggahan , Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Baca juga: Rutin Minum Air Kelapa dalam Keadaan Perut Kosong, Ternyata Baik untuk Kesehatan, Ini 13 Manfaatnya
Jika mengunjungi Kampung Inggris, pengunjung akan disuguhkan suasana perkampungan kecil yang damai, sejuk dan jauh dari keramaian kota.
Lalu, perlu ditegaskan jika orang-orang yang tinggal disini merupakan orang Indonesia asli.
Sehingga beberapa berita beredar yang mengabarkan jika Kampung Inggris merupakan tempat tinggal para bule itu hanya sebuah kekeliruan.
Kendati demikian, julukan yang diberikan pada kampung ini juga bukan tanpa alasan.
Lantaran memang konon ceritanya di kampung ini semua orang berbicara bahasa Inggris.

Baca juga: Viral Kisah Cinta Pasangan Ini, Menikah Diusia Muda, Berawal dari DM Instagram Berakhir di Pelaminan
Namun bukan karena bahasa Inggris adalah native language (bahasa asli) mereka.
Melainkan lebih karena banyak orang yang bisa berbicara bahasa Inggris disana.
Hal ini dikarenakan Kampung ini memang terdapat banyak sekali kursusan bahasa Inggris.
Sampai pertengahan tahun 2011, tercatat terdapat sekitar 100 Lembaga Kursus beroperasi di Kampung Inggris.
Bahkan kampung ini seperti sudah menjadi pusat pembelajaran bahasa Inggris terbesar di Indonesia.
Dengan banyaknya lembaga kursus tersebut maka tak heran jika banyak orang bicara bahasa Inggris dimana-mana, yang tak lain dan tak bukan adalah murid/guru dari lembaga – lembaga kursus di sana.
Baca juga: Terbukti LGBT dengan Junior Sesama Prajurit, Praka P Dipecat dan Dijatuhi Hukuman Setahun Penjara

Baca juga: Viral Kisah Cinta Pasangan Ini, Menikah Diusia Muda, Berawal dari DM Instagram Berakhir di Pelaminan
Sejarah Kampung Inggris
Bagaimana ceritanya sebuah perkampungan kecil ini bisa menjadi pusat pembelajaran bahasa Inggris terbesar di Indonesia?
Semuanya berawal dari didirikannya lembaga kursus yang bernama BEC (Basic English Course) oleh seorang penduduk pendatang yang bernama Pak Kalend (Mr Kallen).
Sekalipun namanya seperti nama orang bule, tetapi dia orang Indonesia asli.
Kalend Osein merupakan santri asal Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur yang belajar di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.
Pada awal berdirinya fasilitas yang dimiliki sangat terbatas, karena hanya berlokasi di teras masjid yang diperuntukkan untuk anak-anak desa yang kurang menguasai bahasa inggris.
Selanjutnya di rumah-rumah yang membolehkannya mengajar, dan akhirnya sampai memiliki gedung sendiri.
Begitulah perjuangan Pak Kallen yang konsisten dan pantang menyerah hingga mengantarkan BEC menjadi begitu terkenal dan lulusannya diakui kualitasnya.
Baca juga: Waspada Siklon Tropis Nangka 988, BMKG Beberkan Daftar Wilayah di Indonesia Yang Terdampak
Hal inilah yang mengundang banyak pendatang dari se-antero nusantara untuk belajar bahasa Inggris disana. Sampai-sampai tidak ada tempat lagi di BEC untuk menampung para calon murid tersebut.
Nah, dari sinilah mulai “berkembangbiak” beberapa lembaga kursus baru untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat.
Beberapa lulusan BEC tetap mengajar disana dan beberapa yang lain mendirikan lembaga kursus sendiri. Lembaga kursus yang didirikan pun semakin bervariasi dari segi waktu, spesialisasi program, metode serta biayanya.
Akan tetapi, tidak semua lulusan BEC memilih untuk mengajar dan mendirikan kursusan sendiri.
Ada juga yang buka warung, jualan bakso, dagang soto, membuka tempat fotokopi dan lainnya.
Dan mereka semua bisa berbahasa Inggris. Mungkin dari sinilah asal cerita bahwa “bahkan tukang bakso sampai tukang soto pun bisa berbahasa Inggris”.
Baca juga: Setelah Peringatkan Negara Negara Asia, Presiden China Xi Jinping Nyatakan Negaranya Siap Berperang
Kini lingkungan di Kampung Inggris Pare sudah tertata seperti lingkungan sekitar kampus. Seperti halnya lingkungan di sekitar kampus, di Kampung Inggris Pare tersedia banyak warung makanan, penyewaan sepeda, cafe, laundry, tempat ibadah, toko buku, taman, dan peralatan yang dibutuhkan mahasiswa untuk belajar.
Alat transportasi utama adalah sepeda dan motor.
Keduanya dapat disewa di tempat penyewaan sepeda dan motor.
Biasanya untuk penyewaan tergantung dari harga yang diberikan oleh penawar jasa, lalu menggunakan KTP sebagai jaminannya.
Biaya sewa juga sesuai jangka waktu yang diepakati saat hendak menyewa alat transportasi.
Tidak ada angkot jarak dekat ataupun ojek seperti di kota-kota besar.
Sehingga sepeda menjadi salah satu alat transportasi yang diandalkan ketika menjelajahi Kampung Inggris, Pare.
Baca juga: 10 Produk Luar Negeri Dikira Produk Indonesia, Ternyata Selama Ini Salah Kaprah, Nomor 6 dari Swiss
Yuk follow Instagram Sriwijaya Post
Baca juga: Kunci Jawaban Buku Tematik Tema 4 Kelas 6 Halaman 114 dan 115 Pembelajaran 3 Materi Teknologi Hijau
Serta sukai fanspage Sriwijaya Post
Baca juga: Pemerintah Pastikan Vaksin Covid-19 Tiba November, Berikut Kelopmok Prioritas Yang Akan Menerima
Jangan lupa juga subscribe YouTube Channel SripokuTV