news
UPDATE Jubir KKB Papua Ungkap Fakta KebrutalanOPM Tembak Bambang Purwoko dan Prajurit TNI
Buku terbaru yang diterbitkan adalah Desentralisasi Radikal: Ikhtiar Pengembangan Wilayah Imekko
Dilansir dari VOA Indonesia, Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan serangan tersebut dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap TGPF yang dibentuk Menkopolhukam, Mahfud MD untuk memgusut kematian Pendeta Yeremia pada Sabtu (19/9/2020) lalu.
“Ya TPNPB bertanggung jawab. Itu keputusan kami, dan dengan tuntutan bahwa TPNPB menolak tim investigasi bentukan Menkopolhukam.
Kami minta tim independen yang harus investigasi yaitu PBB, Komnas HAM, dan gereja,” katanya kepada VOA Indonesia, Jumat sore.
Sebby Sambom mengatakan serangan itu dilakukan oleh pasukan TPNPB-OPM di Kodap VIII Intan Jaya, di bawah komando Sabinus Waker.
“Semua kerja sama untuk lakukan perang revolusi tahapan,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang anggota TGPF Bambang Purwoko dan prajurit TNI Sertu Faisal Akbar menjadi korban penembakan di Intan Jaya, Papua, Jumat (9/10/2020).
Bambang Purwoko merupakan dosen dan peneliti dari Universitas Gadjah Mada, yang berpengalaman meneliti di Papua dan pernah menjadi ketua Pokja Papua UGM.
Sedangkan Sertu Faisal Akbar adalah anggota Satgas Apter Hitadipa dari satuan Kodim 1304 Gorontalo.
Bambang mengalami luka tembak pada bagian kaki, sedangkan Sertu Faisal tertembak di bagian pinggang.
Kedua korban saat ini sudah dievakuasi ke Jakarta sejak Sabtu (10/10/2020).
Profil dan Biodata Bambang Purwoko
Bambang Purwoko adalah dosen Departemen Politik dan Pemerintahan, Fakultas llmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada.
Dikutip dari laman ugmpress.ugm.ac.id, Bambang meraih gelar Sarjana llmu Pemerintahan dari UGM pada tahun 1983, setelah setahun sebelumnya memeroleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika dari lKlP Yogyakarta (1987).
Setelah itu, Bambang lulus dari program Diploma of Development Studies dari Murdoch University (1995).
Lalu, Masters of Arts di bidangllmu Politik dari The University of Western Australia.
Sejak tahun 1997 sampai , dia sekarang aktif melakukan penelitian, pendampingan dan advokasi kebijakan di provinsi Papua dan Papua Barat, khususnya untuk bidang politik lokal, otonomi daerah, birokrasi, kelola pemerintahan, dan pemberdayaan masyarakat.
Sejak tahun 2008 dia menjabat sebagai Kepala Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerjasama (PPKK) Fisipol UGM.