Berita Palembang

Jembatan Bahtera Sriwijaya Didesain Mirip Suramadu, Penghubung Sumsel-Babel, Bisa Ditempuh 45 Menit

Jembatan yang bakal diberi nama jembatan Bangka- Sumatera Sriwijaya (Bahtera Sriwijaya) memiliki panjang 13,5 kilometer

Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM/RAHMALIYAH
Kepala PSDA Sumsel, Darma Budhi. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Jembatan penghubung Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Bangka Belitung direncanakan bakal didesain mirip dengan jembatan Surabaya-Madura (Suramadu), Minggu (4/10/2020).

Jembatan yang bakal diberi nama Jembatan Bangka- Sumatera Sriwijaya (Bahtera Sriwijaya) memiliki panjang 13,5 kilometer dan diperkirakan bakal menelan anggaran sekitar Rp15 triliun.

Pemerintah Provinsi Sumsel dan Babel pun terus mematangkan rencana pembangunan jembatan penghubung dua provinsi tersebut.

Bahkan saat ini kedua provinsi sudah mengirimkan feasibility study (FS) ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Sumsel, Darma Budhi mengatakan jembatan ini membutuhkan dana yang sangat besar.

Maka kedua provinsi berharap agar Jembatan Bahtera Sriwijaya dibangun dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan masuk dalam proyek strategis nasional.

“Kita sudah bahas rencana pembangunan jembatan ini dengan Pemprov Babel.

Estimasinya jembatan ini akan menelan kisaran Rp 15 triliun,” katanya.

Ia menjelaskan, semula ada tiga alternatif ruas penghubung Sumsel dan Babel yakni akses Juru Taro-Tanjung Punai, Tanjung Pura-Sungai Batang, dan Sebagin-Tanjung Tapa.

Namun, setelah dihitung jarak dan alternatif lainnya, maka dipilihlah ruas
Sebangin-Tanjung Tapa.

"Ruas yang disepakati jembatan tersebut menghubungkan Desa Sebangin, Bangka Selatan, Babel dengan Desa Tanjung Tapak, OKI. Ruas ini dipilih karena jaraknya lebih dekat," ungkap Budhi.

Bahtera Sriwijaya Penyambung Sumsel & Babel Tunggu Ijin Pusat, Pemkab OKI Diminta Segera Bergerak

Selain itu, pemilihan ruas jembatan itu juga didasari karena Pemprov Babel ingin membangun kawasan pesisir.

Sementara Pemprov Sumsel menilai bahwa ruas ini memiliki landskap hutan gambut dan demografinya tidak memiliki pemukiman. Juga ada dermaga pulp di lokasi tersebut.

Jika ini menjadi proyek strategis nasional, Budhi menilai tentunya akan mudah dalam proses administrasi lahan.

Karena menurut dia, memang di ruas ini ada lahan gambut, dan sebagian hutan lindung.

Alasan pemilihan lain juga karena arus laut di ruas ini tidak begitu kencang sehingga tidak menghambat konstruksi.

“Desainnya sama dengan Jembatan Suramadu. Tugas kita di daerah adalah menyusun DED, menyusun RPJMD Sumsel dan RPJMD Babel agar ini diangkat menjadi proyek strategis nasional,” harapnya. (Oca)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved