Presiden AS
Presiden Donald Trump Positif Covid-19, AS Aktifkan Pesawat anti-Nuklir E6-B Mercury
Presiden Donald Trump menjalani karantina dan observasi setelah dinyatakan positif terpapar Covid-19. Saat bersamaan, AS siagakan pesawat anti-nuklir
SRIPOKU.COM -- Berita mengenai Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan isterinya Melania Trump yang terinfeksi virus corona atau Covid-19, menjadi perhatian dunia. Padahal, selama ini ia terkesan meremehkan Covid-19 dan sering tidak mengenakan masker.
Walaupun presiden negeri adikuasa ini dalam "kondisi sakit", menjalani karantina dan pemulihan di rumah sakit militer, negeri memberi pesan khusus kepada bahwa pemerintahan tetap terkendali.
Kondisi Trump presiden kontroversial yang sudah berusia 74 tahun itu, menjadikannya dalam kelompok berisiko apabila terjadi komplikasi serius. Jika Trump tidak bisa menjalankan tugas karena sakit itu, maka Wakil Presiden Mike Pence akan menjalankan tugas.
Wapres Mike Pence sudah dikonfirmasi negatif virus corona.
• Presiden AS Donald Trump Dilarikan ke Rumah Sakit, Positif Terinfeksi Covid-19
Pemberitaaan tentang Presiden AS terinfeksi virus corona, menjadi perhatian khusus karena situasi seperti dianggap penuh ketidakpastian.
Untuk memberi sinyal kepada dunia, AS menerbangkan pesawat E-6B Mercury diterbangkan Sabtu (3/10) pagi. Berjuluk "pesawat kiamat" milik Angkatan Laut AS ini terlihat terbang di pantai AS. E-6B Mercury merupakan pos komando nuklir udara Pentagon.
Pesawat empat mesin jet ini dilengkapi sistem komunikasi khusus dan awak untuk memimpin kapal selam rudal balistik nuklir kelas Ohio milik Angkatan Laut. US Navy memiliki 16 buah pesawat Mercury.
Dalam perang atom, E-6B akan menyampaikan petunjuk arah ke pembom Ohio, membantu awak kapal mengenali targetkan sasaran, kota dan pangkalan militer musuh dengan peluru kendali antar-benua (rudal balistik) yang diluncurkan kapal selam Trident, maupun rudal yang diluncurkan dari kapal selam.
Seperti dikutip Intisari.com, praktisi intelijen Tim Hogan, mengatakan bukan kebetulan apabila E-6B Mercury diterbangkan bersamaan dengan diumumkannya bahwa Trump terinfeksi Covid-19.
Hogan melacak E-6B pada perangkat lunak publik yang mendaftarkan transponder radio pesawat. Namun perangkat itu tidak aktif untuk menghindari pelacakan.
Namun, jika transponder jet militer aktif, kemungkinan karena kru mereka ingin dilihat. Hogan menjelaskan, "Dalam kasus E-6B, ini adalah pesan untuk sekelompok kecil musuh dengan SLBM (rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam) dan ICBM (rudal balistik antarbenua)."
Hal itu, menurut Hogan, sebagai pesan tersirat untuk saingan AS, seperti Rusia, China, dan Korea Utara, agar mempertimbangkan untuk menggunakan kondisi Trump saat ini.
Gedung Putih ingin mereka tahu bahwa sistem komando nuklir AS tetap bekerja aktif, bahkan jika Presiden sakit.
Pesawat "kiamat" E-6B Mercury dirancang bisa lolos dari serangan nuklir. Pesawat yang diproduksi Boeing 707 yang difungsikan sebagai pesawat komando perang nuklir.
Sistem-sistemnya dibuat untuk bertahan hidup dari dampak bom nuklir yang meledak di bawahnya, demikian Center for the National Interest, sebuah think tank kebijakan publik yang berbasis di Washington, D.C.