Breaking News

Jangan Salah Ucap, Ini Perbedaan Masyaallah dan Subhanallah, Jika Tertukar akan Miliki Makna Berbeda

Namun sayang, kedua ucapan Masyaallah dan Subhanallah seringkali terbalik dalam penempatan pengucapannya.

Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM/Nadyia Tahzani
Perbedaan Masyaallah dan Subhanallah 

SRIPOKU.COM - Sebagai umat Islam pasti kalian sering mendengar kata Masyaallah atau Masya Allah dan Subhanallah.

Dua ucapan tersebut diucapkan kalau sedang melihat maupun mendengar sesuatu yang baik atau tidak baik.

Namun sayang, kedua ucapan Masyaallah dan Subhanallah seringkali terbalik dalam penempatan pengucapannya.

1 Tips Sederhana, Mengkhatamkan Al-Quran Dalam 30 Hari! InsyaAllah Dapatkan Limpahan Pahala Dari-Nya

Masih Bingung Mana Yang Benar, Insya Allah atau Insha Allah? Begini Penjelasannya

Lantas bagaimana ucapan yang benarnya? Berikut penjelasannya.

Masyaallah artinya dalam bahasa Indonesia adalah apa yang dikehendaki oleh Allah, maka itulah yang akan terjadi.

Maka ketika melihat hal yang menakjubkan, lalu kita ucapkan “masya Allah” (ما شاء الله), artinya kita menyadari dan menetapkan bahwa hal yang menakjubkan tersebut semata-mata terjadi karena kuasa Allah.

Dalam bahasa arab Subhanallah sering diterjemahkan Maha Suci Allah.

Kalimat tasbih ini disunahkan setelah selesai melaksanakan shalat.

Seringkali umat muslim menggunakan lafal tasbih ini saat menyaksikan keindahan ciptaan Allah SWT, seperti pemandangan Alam, peristiwa luar biasa hingga kabar baik.

Namun justru Rasulullah memilih penggunaan lafal subhanallah saat menyaksikan sesuatu yang tidak semestinya.

Itulah mengapa Subhanallah yang berati Maha suci Allah, seharusnya diucapkan ketika melihat atau mendengar keburukan atau hal tidak baik.

Sedangkan dalam bahasa aslinya, ungkapan itu terdiri atas tiga kata, yaitu mâ (bisa berarti ‘apa’ atau ‘sesuatu’), syâ’a (menghendaki), dan Allâh (Allah).

Kalimat yang terbentuk dari tiga kata itu mengandung arti ‘sesuatu terjadi karena kehendak Allah’, ‘segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendak Allah’.

Ungkapan ini diucapkan ketika terjadi sesuatu yang menggembirakan atau menakjubkan dalam konteks positif.

Seperti halnya “masya Allah” ungkapan “subhanallah” juga kita serap dari bahasa Arab seiring dengan masuknya agama Islam ke Nusantara.

Dalam bahasa aslinya, kalimat itu terdiri atas dua kata, yaitu subhâna dan Allâh.

Kata subhâna berakar dari kata sabaha-yasbahu yang artinya ‘menjauh’.

Kata “berenang” dalam bahasa Arab diungkapkan dengan sabaha-yasbahu, karena orang yang sedang berenang itu sedang menjauh dari satu titik ke titik lain (dari satu tepi ke tepi yang lain, dari tepi ke tengah, dari tengah ke tepi, dan seterusnya).

Makna itu kemudian berkembang menjadi “suci”. Sesuatu yang suci tentu saja jauh dari sesuatu yang kotor, yang najis, yang tidak suci.

Arti Ucapan Barakallah Fiikum dalam Bahasa Arab dan Begini Cara Membalas Ucapan Barakallah Fiikum

Bacaan Dzikir Sore Lengkap Bahasa Arab, Latin dan Terjemahan, Doa & Wirid Al Matsurat Amalan Nabi

Bulan Ramadan sering disebut sebagai bulan suci, antara lain karena pada bulan itu kita diperintahkan untuk menjauhkan diri dari nafsu syahwat bahkan yang sebelumnya boleh sekalipun.

Kata kerja sabbaha (yang juga berasal dari kata sabaha) berarti ‘menyucikan’. Ber-tasbîh adalah kegiatan menyucikan Allah dengan ucapan “subhanallah”.

Dari situ, kalimat “subhanallah” itu pada hakikatnya mengandung arti bahwa Allah jauh dari kemungkinan-kemungkinan buruk atau negatif yang mungkin terlintas di benak kita.

Sementara itu menurut dalilnya, Masya Allah artinya itu terjadi atas kehendak Allah atau saat melihat sesuatu yang indah atau rasa kagum.

Seperti dari Abu Hurairah, dia berkata: "Suatu hari aku berjunub dan aku melihat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam berjalan bersama para sahabat, lalu aku menjauhi mereka dan pulang untuk mandi junub.

Setelah itu aku datang menemui Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam.

Beliau bersabda: 'Wahai Abu Hurairah, mengapakah engkau malah pergi ketika kami muncul?'

Aku menjawab: 'Wahai Rasulullah, aku kotor (dalam keadaan junub) dan aku tidak nyaman untuk bertemu kalian dalam keadaan junub.

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Subhanallah, sesungguhnya mukmin tidak najis," (HR. Tirmizi).

Sedangkan Masyaallah berarti itu terjadi atas kehendak Allah, ungkapan rasa kekaguman atas ciptaan Allah SWT yang indah serta baik. Seperti dalam surat Al Kahfi ayat 39:

وَلَوْلَآ إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَآءَ ٱللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّهِ ۚ إِن تَرَنِ أَنَا۠ أَقَلَّ مِنكَ مَالًا وَوَلَدًا

"Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu 'MasyaAllah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan."

Maka dari itu mulai sekarang jangan salah lagi mengucapkan Masyaallah dan Subhanallah ya!

Bacaan Doa Setelah Wudhu Lengkap Niat dan Tata Cara Wudhu serta Hal-hal yang Membatalkan Wudhu

Kerjakan Amalan Ini, Doa yang Sering Dilakukan Baginda Rasul, Sumber Limpahan Pahala Dari-Nya!

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved