Rahasia Alam Semesta: Mengapa Bulan Disebut Satelit Alami?
Kendati banyak satelit yang telah diluncurkan di sekitar orbit Bumi, namun benda-benda tersebut tidak dapat disebut sebagai Bulan.
SRIPOKU.COM - Bulan adalah benda langit yang mengorbit pada suatu planet. Namun, selain planet, bulan juga dapat mengelilingi planet kerdil, asteroid besar dan benda langit lainnya.
Seperti dikutip dari National Geographic, Rabu (30/9/2020), bulan adalah objek yang mengorbit pada objek lain, sehingga dapat juga disebut sebagai satelit.
Kendati banyak satelit yang telah diluncurkan di sekitar orbit Bumi, namun benda-benda tersebut tidak dapat disebut sebagai Bulan.
• Inilah 7 Cara Kurangi Risiko Penyakit Jantung: Kontrol Tekanan Darah hingga Kontrol Berat Badan
• Turun Rp 3.000, Berikut Harga Emas Antam Hari Kamis 1 Oktober 2020 di Angka Rp 1.013.000 per Gram
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Lantas mengapa Bulan disebut satelit alami?
Planet atau benda yang mengorbit bulan disebut "primer". Sama seperti gravitasi menahan planet-planet di Tata surya yang mengorbit pada matahari, gravitasi juga membuat bulan tetap mengorbit di sekitar primernya.
Kebanyakan bulan terbentuk pada waktu bersamaan dengan Bulan primernya. Gravitasi akan menarik serpihan debu dan gas menjadi gumpalan material yang semakin besar.
Pada akhirnya, rumpun material yang lebih kecil yakni Bulan mulai mengorbit pada rumpun yang lebih besar, yakni primernya, baik itu planet maupun benda langit lain bukan bintang.
Inilah salah satu alasan mengapa Bulan disebut sebagai satelit alami, dan yang membedakan dengan satelit yang banyak diluncurkan ke orbit Bumi, yang merupakan objek buatan manusia.
Beberapa Bulan terbentuk dengan berbagai cara. Bulan Bumi mungkin terbentuk ketika sebuah benda seukuran planet Mars menabrak planet tersebut.
Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:
Tabrakan itu menyemburkan sejumlah besar material ke orbit di sekitar Bumi. Materi ini perlahan-lahan terakumulasi menjadi satu objek besar, yakni Bulan.
Sementara Bulan lain di tata surya ini, dulunya adalah asteroid, bongkahan batuan yang terlalu kecil untuk menjadi planet. Asteroid-asteroid ini terlalu dekat dengan primernya dan ditarik ke orbit oleh gaya gravitasi.
Kebanyakan bulan terbuat dari batu, tetapi banyak juga yang mengandung banyak es, gas, dan bahan kimia lainnya.
Europa, bulan terbesar yang mengorbit Jupiter, memiliki permukaan es yang dapat menutupi lautan cair.